PENTING Bagi Orangtua Memahami Emosi Anak dan Membiarkan Sang Buah Hati Meluapkan Lewat Tangisan
Saat anak menangis, secara otomatis orangtua akan menenangkan dan meminta anak untuk berhenti menangis dengan mengucapkan beberapa frasa seperti, “ber
Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Maudy Asri Gita Utami
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Jangan Suruh Anak Berhenti Menangis, Apa Sebabnya?
Saat anak menangis, secara otomatis orangtua akan menenangkan dan meminta anak untuk berhenti menangis dengan mengucapkan beberapa frasa seperti, “berhentilah menangis" atau “kamu tidak perlu menangis.”
Hal ini umum dilakukan oleh orangtua, terlebih jika melihat penyebab anak menangis adalah hal yang sepele.
Namun, rupanya ada beberapa alasan mengapa orangtua sebaiknya tidak meminta anak berhenti menangis.
Menurut laman Moms, membiarkan anak menangis sama dengan berempati dan menunjukkan rasa pengertian.
Baca juga: Kajati Masyhudi Undang Anak Asuh Rumah Singgah Khatulistiwa Berbagi Makan Bersama dan Mengaji
Baca juga: Alasan Kucing Suka Mengangkat Ekor dan Pantatnya, Pemilik Kucing Wajib Tahu
Sebab, apakah prnyebab anak menangis "kecil" atau "besar" menurut orang dewasa, bukan berarti sikap itu tidak valid.
Setidaknya, ada tiga alasan yang menjelaskan mengapa orang dewasa sebaiknya tidak langsung menghentikan tangisan anak:
1. Emosi tetaplah emosi
Anak pasti memiliki alasan mengapa mereka menangis.
Menurut Psychology Today, ketika kita terus-menerus meminta anak untuk berhenti menangis, itu sama dengan menekan emosi mereka dan secara tidak langsung memberi tahu mereka bahwa mereka tidak boleh merasakan sesuatu dan ini bisa berbahaya.
Ketika anak-anak menangis atau mengeluarkan ekspresi perasaan apapun, mereka sedang membangun keterampilan sosial-emosional dan itu tidak boleh dihentikan.
Menyuruh mereka untuk berhenti menangis sama dengan memberi tahu bahwa mereka tidak boleh mengungkapkan apa yang mereka rasakan.
Secara tidak langsung, kita juga memberi tahu mereka bahwa masalah mereka tidak penting jika tidak memahami konsep masalah orang dewasa.
2. Mengajarkan untuk mengubur emosi
Menurut Educate Inspire Change, orangtua harus mempersiapkan anak untuk menghadapi emosi yang mereka rasakan dalam hidup mereka kelak.
Meminta anak berhenti menangis sama dengan meminta anak untuk mengubur emosi yang mereka rasakan.
Anak-anak adalah makhluk yang polos dan belum memahami konsep tentang dunia nyata serta masalah yang dihadapi orang dewasa.
Di dunia mereka, kehilangan mainan kesayangan mungkin adalah hal yang tragis, dan mungkin itu adalah momen pertama mereka memproses perasaan kehilangan dan kesedihan yang mendalam.
Sekalipun jika kita, orang dewasa, tidak menganggapnya sebagai masalah besar, kita tetap perlu menunjukkan kepada mereka bahwa kita peduli dengan rasa kesedihan mereka dan sampaikan bahwa mereka akan baik-baik saja.
Melarang anak menunjukkan emosinya, seperti menangis, akan terbawa hingga mereka dewasa.
Pada waktunya nanti, mereka bisa saja meyakini bahwa mereka tidak boleh mengekspresikan perasaannya. Padahal, menahan emosi dapat mengganggu kesehatan mental.
Baca juga: Benarkah Serat Bisa Membantu Menurunkan Berat Badan? Lihat Kandungan dan Fungsi Yang Baik Bagi Tubuh
Baca juga: Resep Ayam Palekko, Menu Sahur dan Buka Puasa Ramadhan
3. Membingungkan
Situasi di mana anak sedang merasakan kesedihan namun malah dilarang untuk menangis akan membuat mereka bingung.
Anak kecil masih belum bisa memproses emosinya.
Mereka merasakan sakit yang dalam di hati mereka dan mereka tahu bahwa bahwa rasa sakit itu harus diekspresikan, namun hal itu malah dilarang oleh orang dewaaa.
Larangan untuk menangis akan membuat anak mencoba dan mengungkapkan perasaan mereka dengan cara lain, misalnya dengan marah atau melakukan kekerasan dalam situasi tertentu.
Perasaan harus dilepaskan dan merupakan tugas orangtua untuk mengajarkan anak meluapkan perasaannya lewat cara-cara yang sehat dan menangis adalah salah satunya.