Asal Usul Nama Burung Hantu

Kemampuannya terbang tanpa menghasilkan suara membuat burung hantu seperti hantu yang tiba-tiba muncul dari suatu tempat.

Editor: Nasaruddin
SERAMBI/M ANSHAR
Koleksi burung hantu di Taman Rusa Desa Lamtanjong, Kecamatan Sukamakmur, Sibreh, Aceh Besar, Minggu (3/3/2013). Burung karnivora ini memiliki perbedaan dengan jenis burung lain, diantaranya memiliki leher yang lentur sehingga wajahnya dapat berputar 180 derajat ke belakang. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Burung hantu adalah kelompok burung yang merupakan anggota ordo Strigiformes.

Posisi mata Burung hantu menghadap ke depan, tak seperti umumnya jenis burung lain yang matanya menghadap ke samping.

Umumnya burung hantu berbulu burik, kecoklatan atau abu-abu dengan bercak-bercak hitam dan putih.

Burung hantu adalah salah satu jenis burung yang memiliki ciri fisik yang sangat unik.

Namun tahukah kamu mengapa burung hantu disebut burung hantu?

Baca juga: Ibu Meninggal, Ayah Nikah Lagi: Begini Kisah Aida Gadis 16 Tahun Tinggal Sendiri di Gubuk Reyot

Nama hantu diberikan karena burung hantu adalah makhluk nokturnal, terlihat seram dengan mata besar berada di depan tidak ke samping seperti burung lainnya, lehernya dapat berputar ke belakang, dan mereka terbang tanpa menghasilkan suara sama sekali.

Kemampuannya terbang tanpa menghasilkan suara membuat burung hantu seperti hantu yang tiba-tiba muncul dari suatu tempat.

Hampir semua burung terbang dengan menghasilkan suara.

Dilansir dari National Audobon Society, ketika terbang sayap menyebabkan turbulensi udara menghasilkan suara.

Semakin besar dan cepat burung tersebut, maka akan semakin ribut suara yang dihasilkan penerbangannya.

Namun hal ini tidak berlak

u pada burung hantu bahkan satu spesies burung hantu Barn owl tidak menghasilkan suara sama sekali saat terbang. Hal ini disebabkan oleh sayap dan bulu burung hantu yang didesain untuk terbang tanpa suara (silent flight).

Dilansir dari How Stuff Works, bulu utama burung hantu bergerigi seperti sisir sehingga dapat memecah turbulensi udara menjadi arus yang lebih kecil sehingga tidak menghasilkan suara.

Selain bulu utama yang bergerigi, burung hantu memiliki bulu sekunder yang sangat lembut.

Turbulensi yang dipecah oleh bulu utama kemudian dipecah kembali oleh bulu sekunder dan menyerap suara desiran yang dihasilkan kepakan sayap.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved