Ibu Meninggal, Ayah Nikah Lagi: Begini Kisah Aida Gadis 16 Tahun Tinggal Sendiri di Gubuk Reyot

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Siti Nuraida, remaja 16 tahun hidup sendirian di rumahnya yang berukuran 6x8 meter persegi.

Dalam rumah siswi kelas 10 SMK di Pandeglang, Banten ini terdapat 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, ruang keluarga dan dapur.

Material rumah di Desa Cimanggu, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang,Banten ini terbuat dari kayu dan bilik bambu yang tampak berlumut nan lapuk.

Baca juga: Hari Selasa 13 April 2021 Awal 1 Ramadhan 1442 H, Ini Doa Menyambut Bulan Puasa Ramadan Sesuai Sunah

Tampak rumah peninggalan nenek dari Aida itu pun miring dan hampir ambruk lantaran sejumlah pondasi rumah berbahan kayu tersebut sudah lapuk.

Saat didatangi, pada Rabu 7 April 2021, kebetulan hujan turun dan sebagian genting rumah yang sudah berlumut itu pun bocor.

Rumah itu berbentuk panggung rendah dengan lantai kayu dan bambu.

Melongok bagian dalam rumah, baik ruang tamu, ruang tidur maupun dapur, tak tampak perabotan rumah tangga seperti lemari es maupun tempat piring dan gelas.

Lemari pakaian pun hanya berbahan plastik.

Untuk memasak, Aida mengandal tungku dengan bahan bakar kayu di pekarangan rumah.

Kisah hidup Siti Nuraida berawal saat ibundanya meninggal karena sakit yang diderita pada 2005, saat dirinya berusia 3 tahun.

Tak lama kemudian, ayahnya pergi meninggalkan rumah setelah menikah dengan perempuan lain dan tak kunjung kembali,

Sejak saat itu, ia hanya mendapat perawatan dan kasih sayang dari kakak perempuannya yang belum beranjak dewasa serta saudara yang juga tinggal bertetangga.

Dan saat berusia 13 tahun atau masuk sekolah SMP, kakak perempuannya memutuskan menikah dan mengharuskan tinggal bersama suami di wilayah lain, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang.

Baca juga: Hari Selasa 13 April 2021 Awal 1 Ramadhan 1442 H, Ini Doa Menyambut Bulan Puasa Ramadan Sesuai Sunah

Sejak itu, ia mulai hidup mandiri.

Untuk makan sehari-hari, kadang ia memasak sendiri.