TARIF Kencan Gadis ABG Open BO di MiChat Terungkap Lewat Razia Prostitusi Online 11 Remaja Putri

Berikut fakta prostitusi online melibatkan wanita usia 16-19 tahun, dibooking via MiChat, tarifnya mulai Rp 500 ribu sekali kencan.

Editor: Rizky Zulham
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
Ilustrasi 

AL (17) asal Kecamatan Abeli dan NWD (20) dari Kecamatan Poasia Kota Kendari.

Selanjutnya HR (20) dari Kecamatan Wawonii Selatan, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), EF (20) dari Kecamatan Kendari.

WAS (21) dari Kecamatan Mandonga, WD (18) asal Kecamatan Kendari dan TJ (19) dari Kecamatan Poasia Kota Kendari.

Kebanyakan dari sebelas gadis remaja ini diketahui masih berstatus pelajar dan masih mempunyai orangtua.

5. Digerebek berdasarkan hasil laporan masyarakat

Kapolsek Baruga, AKP Gusti Komang Sulastra, mengatakan, pengungkapan kasus dugaan prostitusi online via aplikasi MiChat disalah satu hotel di Kendari bermula dari informasi masyarakat.

Masyarakat sekitar mencurigai aktivitas para gadis belia ini disalah satu hotel di Kelurahan Mataiwoi, Kecamatan Wuawua, Kota Kendari, Provinsi Sultra.

Masyarakat mensinyalir aktivitas jaringan prostitusi online via aplikasi MiChat di hotel tersebut.

Berbekal informasi dari warga, petugas dari Polsek Baruga melakukan penyelidikan di hotel yang dimaksud.

Dari hasil penyelidikan, polisi melakukan penggerebekan.

Alhasil, petugas mengamankan 11 remaja dari hotel di Kendari tersebut yang diduga terkait jaringan prostitusi online via aplikasi MiChat.

“Hotel ini dicurigai masyarakat sekitar adanya jaringan prostitusi. Kemudian berbekal informasi itu, polisi langsung menyelidiki TKP (Tempat Kejadian Perkara),” ujar Gusti.

6. Polisi masih selidiki otak jaringan prostitusi online dan keterlibatan pemilik hotel

Polisi masih menyelidiki dugaan keterlibatan pihak hotel dalam jaringan prostitusi online ABG yang diungkap di Kota Kendari.

Kepolisian Sektor (Polsek) Baruga sudah memeriksa manager hotel bernama Reza untuk dimintai keterangan.

"Terkait dengan kerja sama antara pihak hotel dan ABG tersebut kami masih dalami masih proses penyelidikan nanti kami laporkan kembali,” kata Kapolsek Baruga AKP Gusti Komang Sulastra.

Namun, dia belum memastikan apakah pihak hotel terlibat langsung dalam jaringan prosituti online tersebut.

“Yang jelas mereka menyampaikan ada yang 1 hari di hotel, ada yang sudah 1 minggu. Makanya ini masih kita dalami apakah pihak hotel mengetahui atau tidak,” jelasnya.

Sejauh ini, kata Gusti, pihaknya sudah meminta keterangan dari manager hotel tersebut.

“Untuk sementara baru dari manager, pemilik hotel belum. Nanti kami akan periksa,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya belum bisa memastikan muncikari dari 11 remaja perempuan diduga prostitusi online tersebut.

Apakah mereka menawarkan dirinya ke pria hidung belang sendiri-sendiri atau melibatkan muncikari.

Begitupun siapa-siapa pria hidung belang yang kerap menggunakan 11 ABG tersebut untuk memuaskan nafsu mereka.

“Berdasarkan pengembangan dan interogasi yang dilakukan kami belum bisa memastikan apakah ada muncikarinya karena masih dalam pendalaman, apakah mereka bergerak sendiri-sendiri ataukah ada muncikarinya,” kata AKP Gusti.

AKP Gusti juga belum bisa memastikan siapa-siapa dan latar belakang pria hidung belang yang menggunakan jasa ABG tersebut.

Apalagi, saat penggerebekan di hotel, tak satupun dari remaja perempuan tersebut ditemukan lagi bersama tamu pria.

“Saat menggerebek kami tidak menemukan hidung belang. Tapi pngakuan mereka macam-macam, tapi mereka tidak mengenali siapa, tahunya mereka dapat tamu saja,” jelasnya.

Pada penggerebekan tersebut, kata AKP Gusti, petugas Polsek Baruga juga tidak menemukan barang lain yang mencurigakan termasuk narkotika dan sejenisnya.

7. Diminta peran keluarga

Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir prihatin dengan prostitusi online yang marak di ibukota Sulawesi Tengara (Sultra) ini.

"Saya meminta keluarga lebih protektif terhadap perkembangan anak," kata Sulkarnain Kadir saat ditemui di Kantor Camat Puuwatu, Kota Kendari, Rabu 7 April 2021.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menyebut fenomena itu terjadi bukan semata karena perilaku para ABG tersebut, tapi karena dipicu banyak faktor.

"Kita tidak bisa berfikir (menyimpulkan) terjadi karena perilaku mereka. Mungkin banyak aspek sehingga terjadi," katanya.

Sulkarnain menyebut, upaya pencegahan dan perbaikan generasi muda untuk menghindari perilaku negatif tidak bisa dikerjakan pemerintah saja.

Untuk itu, Wali Kota Kendari meminta peran keluarga, tokoh masyarakat, dan agama agar mencegah dan membentengi generasi muda supaya perilaku asusila ini tidak berkelanjutan.

Artikel ini telah tayang di Tribunsultra.com dengan judul 7 Fakta Prostitusi Online di Kendari, Wanita 16-19 Tahun, Dibooking via MiChat, Tarifnya Rp500 Ribu

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved