Benarkah Awal Mula Bumi dari Sambaran Petir ? Ahli Universitas Leeds Sebut Miliaran Sambaran Petir

Mengutip Phys.org, Rabu 17 Maret 2021, peneliti dari Universitas Leeds menyebut bahwa mineral awalnya dibawa ke Bumi melalui miliaran sambaran petir.

Editor: Jimmi Abraham
SHUTTERSTOCK/John D Sirlin
Ilustrasi petir saat badai. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Hingga kini, misteri bagaimana kehidupan di Bumi bermula belum sepenuhnya terkuak.

Satu diantara teori yang dikemukakan ahli, awal kehidupan di planet ini bermula dari mineral yang terdapat dalam meteorit yang jatuh ke Bumi 4 miliar tahun lalu.

Kandungan mineral tersebut menurut ahli digunakan sebagai bahan utama untuk perkembangan kehidupan di planet kita.

Namun, kini ilmuwan percaya jika mineral penting pendukung kehidupan itu tak hanya dibawa oleh meteorit.

Baca juga: Dukung Pemerintah Cegah Karhutla, 8 UKM Untan Ajak Jaga Paru-paru Dunia Bumi Khatulistiwa

Mengutip Phys.org, Rabu 17 Maret 2021, peneliti dari Universitas Leeds menyebut bahwa mineral awalnya dibawa ke Bumi melalui miliaran sambaran petir.

Temuan ini pun menunjukkan, sambaran petir sama pentingnya dengan meteorit dalam melakukan fungsinya; memungkinkan kehidupan terwujud.

Penelitian yang dipimpin oleh Benjamin Hess itu juga menyebut bahwa kehidupan dapat berkembang di planet mirip Bumi melalui mekanisme yang sama asalkan memiliki kondisi atmosfer yang tepat.

Dalam studinya, peneliti mempelajari sampel fulgurite murni yang besar (batu yang terbentuk saat petir menyambar tanah).

Sampel terbentuk ketika petir menyambar sebuah properti di Glen Ellyn, Illinois, Amerika Serikat tahun 2016.

Sampel tersebut kemudian disumbangkan ke departemen geologi Universitas Wheaton.

Peneliti awalnya tertarik meneliti bagaimana fulgurite terbentuk.

Tetapi mereka justru menemukan sejumlah besar mineral fosfor yang sangat tak biasa, disebut schreibersite.

Fosfor sendiri penting untuk kehidupan dan memainkan peran kunci dalam semua proses kehidupan, mulai dari pergerakan, pertumbuhan hingga reproduksi.

"Petir sering terjadi, menyiratkan bahwa fosfor yang dibutuhkan untuk asal mula kehidupan di permukaan Bumi tak hanya bergantung pada hantaman meteorit," ungkap Hess.

"Selama ini banyak yang berpendapat bahwa kehidupan di Bumi berasal dari permukaan air yang dangkal, mengikuti konsep 'kolam kecil hangat' yang terkenal dari Darwin," tambahnya.

Tim peneliti memperkirakan juga bahwa mineral fosfor yang dibuat oleh sambaran petir melampaui mineral dari meteorit ketika bumi berusia sekitar 3,5 miliar tahun. 

Ini merupakan usia fosil mikro paling awal yang diketahui, membuat sambaran petir menjadi signifikan dalam munculnya kehidupan di planet ini.

Selain itu, sambaran petir jauh lebih tidak merusak daripada hantaman meteor, yang berarti sambaran petir jauh lebih kecil kemungkinannya untuk mengganggu jalur evolusi yang rumit di mana kehidupan dapat berkembang.

Dr. Jason Harvey, Associate Professor Geokimia di Universitas Leeds menambahkan jika petir bukanlah peristiwa yang hanya terjadi satu kali.

Kalau kondisi atmosfer mendukung untuk menghasilkan petir, unsur-unsur penting untuk pembentukan kehidupan dapat dikirim ke permukaan planet.

"Ini berarti bahwa kehidupan seperti di Bumi bisa muncul kapan saja," kata Harvey.

Lebih lanjut, studi ini akan membantu meningkatkan pemahaman tentang pentingnya fulgurite dalam mengubah lingkungan Bumi dari waktu ke waktu.

Penelitian dengan judul 'Lightning Strikes as a Major Facilitator of Prebiotic Phosphorus Reduction on Early Earth' ini dipublikasikan di Nature Communications.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ahli Sebut Kehidupan di Bumi Berawal dari Sambaran Petir, Kok Bisa?

(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved