Sugiyanto Lie Buktikan Asuransi Sebagai Pengeluaran Produktif yang Bisa Meningkatkan Kekayaan

Saat seseorang punya kontrak ini maka dia dapat empat hal. Pengeluaran produktif ini jadi bisa meningkatakan aset nasabah, melindungi aset nasabah

Penulis: Nina Soraya | Editor: Nina Soraya
TRIBUN PONTIANAK/ NINA SORAYA
Direktur Generali Pontianak & CEO Sanjaya Group, Sugiyanto Lie (kanan) membagikan tipsnya cerdas keuangan saat menjadi narasumber saat Tripon Cast Bebincang Bisnis “Membidik Peluang Bisnis di Masa Pandemi,” Jumat 12 Maret 2021. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Direktur Generali Pontianak & CEO Sanjaya Group, Sugiyanto Lie menilai pandemi memang bisa menjadi masalah bencana keuangan bagi seseorang.

Makanya masyarakat mesti cerdas keuangan. Akan tetapi pahami dulu dua hal yakni apa itu pendapatan dan pengeluaran.

Baca juga: INVESTASI Paling Menguntungkan di 2021 Ternyata Bukan Emas, Obligasi atau Pasar Uang | Bitcoin ?

“Pendapatan aktif seperti gaji. Lalu ada pendapatan pasif yang didapat seperti dari deposito, ruko yang disewakan. Ada lagi capital gain, saat tidur pun kita bisa mendapatkan pendapatnnya bahkan makin besar nilainnya,” ungkapnya saat Tripon Cast Bebincang Bisnis ‘Membidik Peluang Bisnis di Masa Pandemi,’ Jumat 12 Maret 2021. 

Dilanjutkannya pun pengeluaran ada empat jenis. Pertama, pengeluaran yang produktif tentu pengeluaran yang meningkatkan nilai aset. Kedua pengeluaran konsumtif yang dikeluarkan langsung habis begitu saja.

Pengeluaran yang invisible spending. Contohnya beli kendaraan yang keliatannya produktif tapi nilainya barangnya terus turun.

“Ada satu lagi pengeluaran yang kelihatannya konsumtif tapi itu produktif seperti uang amal, uang untuk investasi pendidikan, uang untuk bergaul dengan orang kaya seperti kaya ilmu,” ujarnya.

Baca juga: Asosiasi Asuransi Umum Indonesia Cabang Pontianak Gelar Sertijab Ketua Baru Masa Bakti 2020-2023

Dalam kesempatan tersebut, ia menyarankan masyarakat mencari solusi meningkatkan pendapatan dengan asuransi. Karena asuransi masuk dalam pengeluaran produktif.

“Asuransi itu kan kontrak. Saat seseorang punya kontrak ini maka dia dapat empat hal. Pengeluaran produktif ini jadi bisa meningkatakan aset nasabah, melindungi aset nasabah, bisa membagi kekayaan nasabah tanpa harus ada sengketa. Tentu jika sudah memiliki kontrak ini, maka ia bisa menikmatinya,” jelasnya.

Sugiyanto kembali menganalogikan, ketika seseorang berusia 40 tahun di mana orang tersebut punya tiga anak dengan uang Rp 10 miliar.

Jika si orangtua tutup usia, maka si anak hanya mewariskan masing-masing Rp 3 miliaran. Padahal, asuransi bisa membuat tiap anak bisa terima Rp 10 miliar.

Baca juga: Generali Hadirkan Akuberbagi.com, Dilengkapi Fitur Wakaf Asuransi

“Kami partner dengan Generali. Masyarakat yang ingin belajar, bisa ikut dalam kuliat online setiap Senin-Jumat setiap 19.00 WIB. Silakan kontak ke admin saya di nomor 0899 5568 881,” sampainya.

Lalu di usia berapa sebaiknya kontrak asuransi ini sudah mesti dimiliki? Sugiyanto Lie, memaparkan bahwa manusia punya 28 ribu hari atau sekitar 80 tahun. Dari usia 0-20 tahun usia dipakai lebih banyak main-main, belajar dan biaya sebagian besar ditopang orang tua.

Selanjutnya, di usia 20-40 tahun, orang-orang mulai menghasilkan uang sendiri. Setelah itu di usia 40-60 tahun mereka pun punya harusnya punya penghasilan kedua. Sementara di usia 60-80 tahun orang tentu tidak bisa menghasilkan uang.

Baca juga: AAUI Pontianak Rilis 34 Perusahaan Asuransi Umum, Siap Berikan Layanan Secara Optimal

“Di usia 30-60 tahun, kita pun seperti diliputi ketakutan, mengeluh capek kerja dan lainnya. Ketakutkan akan kematian, mengalami cacat sementara tidak memiliki bekal finansial untuk yang ditinggalkan. Dengan kontrak asuransi yang dimiliki, masyarakat harus bisa mencapai yang namanya kedamaian pikiran. Tahap awal yang perlu dilakukan adalah menentukan prioritas, kualitas dan kuantitas yang ingin dicapai. Silakan jika ingin berkonsultasi, kami siap dan terbuka,” paparnya.

Bisnis Laundry Tak Pernah Mati

Sukses berkarir di bisnis asuransi, tidak membuat Sugiyanto berpuas diri. Ia pun membuka bisnis laundry dengan nama Sanjaya Raja Laundry. Sejak dibuka pada 14 Maret 2020 lalu hingga saat ini laundry koin tersebut telah memiliki 8 cabang.

Menurutnya, pemasukkan atau income harus lebih dari satu, mengingat pengeluaran terkadang yang tak terkontrol. Tentunya ini bukanlah hal mudah, mengingat saat ini sedang pandemi, dan stigma dimasyarakat ialah sulit untuk memulai bisnis.

Namun, ia berhasil mematahkan stigma tersebut dan memilih untuk membuka bisnis laundry. Ia menilai jika laundry akan selalu tumbuh dan semakin berkembang. Bisnis Laundry yang dijalankannya menerapkan sistem digital.

Baca juga: VIDEO: Grand Opening Sanjaya Raja Laundry Mart Pontianak

Bedanya dengan laundry konvensional, maka konsumen mencuci baju sendiri dengan mesin berkualitas. Di negara besar, laundry koin sudah sangat banyak diterapkan Konsumen juga membayar dimuka, sementara laundry konvesional si konsumen bayar setelah selesai. Keuntungan lainnya, si pemilik usaha tidak membutuhkan banyak karyawan.

"Bisnis memerlukan konsep dan mudah diduplikasi. Dilaundry kita juga memiliki konsep. Anda bisa mendapatkan member banyak hanya dengan Rp 300 ribu per bulan 12 kali cuci. Kalau satu laundry anda memiliki 100 member aktif setiap bulan, ada punya omset sudah Rp 30 juta, dikali 30 persen, sudah Rp 9 juta, itu konsep. Ke depan kita ingin membuat orang mencuci dapat duit," ungkapnya menjelaskan mengenai konsep berbisnis.

Sebagai CEO Sanjaya Group, ia juga mengajak Tribuners untuk memulai berbisnis dengan modal yang kecil bahakan tanpa modal sekalipun. "Banyak orang yang tidak mau bertanya, bisa nggak buka laundry tanpa modal. Kalau di Sanjaya, jawabannya bisa," ungkapnya.

Baca juga: Grand Opening Sanjaya Raja Laundry Mart dalam Bisnis Startup U-Wash Berbasis Digital

Ia membeberkan caranya berbisnis laundry di Sanjaya, mulai dari membuka franchise, hingga yang tanpa modal sekalipun.

Ditambahkannya terkait informasi seputar Sanjaya Raja Laundry, maka masyarakat bisa menghubungi Admin Tina 0857 8717 1565.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved