40 Guru dan 11 Siswa SMA Positif Pasca Pembelajaran Tatap Muka, Orangtua Khawatir Klaster Sekolah

Harap guru dan siswa diswab dan diawasi protokol kesehatan Covid-19 di sekolah karena kesehatan enggak ada harganya

Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
Peninjauan Pembelajaran tatap muka di Sekolah oleh Wali Kota Pontianak, Jumat 26 Februari 2021. TRIBUN PONTIANAK/ISTIMEWA. 

Ia mengatakan, dari jumlah siswa kelas 6 SD Islam Al-Azhar 21 Pontianak sebanyak 102 sekitar 60 siswa yang melakukan belajar tatap muka atau sekitar 65 persen. Siswa yang melakukan PTM tersebut, lanjutnya memang yang mendapatkan izin dari orangtuanya.

"Yang tidak menyetujui tetap dilakukan secara daring. Jadi yang belajar tatap muka ini memang siswa yang dapat izin dari orang tua," ungkapnya.

Pada PTM di Al-Azhar ini dibagi empat kelompok, dalam satu kelompok maksimal 18 siswa.Yang mana pada proses belajar mengajar guru di kelas dilakukan secara tatap muka dan sekaligus di koneksikan secara online dengan siswa yang tidak mendapatkan izin dari orangtua.

Ia mengaku, memang sebelum dilakukan PTM ini guru dan siswa memang tidak dilakukan swab. Akan tetapi, diungkapkannya protokol kesehatan dilakukan secara ketat.

"Guru dan siswa memang sebelumnya PTM ini tidak dilakukan swab, tapi protokol kesehatan secara ketat, harus masuk dalam keadaan sehat dengan kondisi suhu tubuh maksimal 37.3 dan setiap siswa yang masuk kelas kita catat, serta kita menjaga jarak dengan katat mulai dari jalan mau masuk kelas hingga dalam kelas," ungkapnya.

Dari hasil monitoring Disdikbud Kota Pontianak, kata Eka, Al-Azhar memang layak untuk melaksanakan PTM sesuai dengan fasilitatas yang tersedia.

"Semua fasilitas sudah kami siapkan sejak Desember 2020 dan dari hasil monitoring dari Disdikbud, SD Al-Azhar dinyatakan sudah siap dalam melakukan PTM, untuk itu kami berani melakukan PTM. Kita juga bekerja sama dengan Puskesmas dalam pengawasan," ungkapnya.

Belum Swab
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Sidiq Handanu mengatakan, PTM di Kota Pontianak hingga saat ini masih berupa simulasi. Simulasi ini yang menjadi pertimbangan guru dan siswa belum dilakukan swab.

Menurutnya, swab akan dilakukan jika memang guru atau siswa memiliki tanda-tanda atau gejala Covid-19. "PTM di Pontianak masih tahap simulasi, dengan menerapkan Prokes yang ketat. Kalau tidak ada indikasi, swab tidak kita lakukan," ungkap Handanu, Senin 8 Maret 2021.

Selain alasan tersebut, Handanu juga menyampaikan, bahwa yang mengikuti PTM masih belum terlalu ramai, sehingga masih bisa dilakukan pengawasan secara ketat terhadap protokol kesehatan.

Pengawasan tersebut dilakukan oleh Satgas Covid-19 yang memang di setiap sekolah sudah ada. "Sehingga dipastikan aman pelaksanaan belajar tatap muka," ungkapnya.

Desakan agar digelar swab disampaikan Wakil Ketua Komisi V DPRD Provinsi Kalbar Tony Kurniadi. Ia menilai, pembelajaran tatap muka hanya bisa dilaksanakan jika pandemi Covid-19 berakhir dan seluruh masyarakat Indonesia telah divaksin.

Hal ini, kata dia, agar mencegah adanya klaster baru dan juga keselamatan bagi murid yang bersekolah.

"Saya dari awal konsisten dengan statmen yang saya sampaikan, bahwa saya beranggapan jika sekolah tatap muka di buka menurut saya ada dua syarat yang mesti terpenuhi, yakni pandemi sudah berakhir dan semua masyarakat sudah divaksin sehingga terciptanya herd immunity," kata Tony, Senin.

"Dilematisnya memang saya melihat animo masyarakat yakni orangtua siswa bertanya terkait sekolah tatap muka, hal yang wajar, lumrah, namun kita sebagai pemerintah menurut hemmat saya bagaimanapun keselamatan menjadi yang utama dari kepentingan apapun," tambahnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved