40 Guru dan 11 Siswa SMA Positif Pasca Pembelajaran Tatap Muka, Orangtua Khawatir Klaster Sekolah

Harap guru dan siswa diswab dan diawasi protokol kesehatan Covid-19 di sekolah karena kesehatan enggak ada harganya

Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
Peninjauan Pembelajaran tatap muka di Sekolah oleh Wali Kota Pontianak, Jumat 26 Februari 2021. TRIBUN PONTIANAK/ISTIMEWA. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pada Senin 8 Maret 2021 siswa SD dan SMP di Kota Pontianak kembali menjalani PTM. Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pontianak, PTM terus diperluas hingga 28 SMP negeri dan 36 SD.

Orangtua siswa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Pontianak berharap Dinas Kesehatan Kota Pontianak segera melakukan swab terhadap guru dan rapid test antigen terhadap siswa yang telah menjalani Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang sudah berlangsung selama dua pekan sejak 22 Februari 2021.

Meski menerapkan protokol kesehatan (Prokes) secara ketat, orangtua mengaku khawatir terjadi kasus klaster sekolah seperti tingkat sekolah menengah atas (SMA) di Kota Pontianak pasca menjalani PTM.

"Ada rasa khawatir, karena situasi ini kan kita enggak tahu positif Covid-19 atau enggak kalau enggak diswab," kata H Supadi, satu di antara orangtua siswa SD Islam Al-Azhar 21 Pontianak kepada Tribun, Senin 8 Maret 2021.

Diakuinya, belajar secara online kurang efektif terhadap anak lantaran terdapat beberapa faktor, salah satunya terjadi gangguan sinyal internet.

"Saya ada rasa sangat sedih, karena pada umumnya kalau anak di rumah main HP di kamar. Main HP kan bergantung pada kesehatan. Kita susah juga mengawasi, karena kalau belajar online orangtua sibuk. Apalagi kalau enggak ada HP," ujarnya.

Namun demikian, ia memastikan kesehatan sang anak merupakan hal yang utama untuk terjaga.

"Sangat khawatir. Harap guru dan siswa diswab dan diawasi protokol kesehatan Covid-19 di sekolah karena kesehatan enggak ada harganya," tambahnya.

Sejauh ini ia menilai, penerapan protokol kesehatan Covid-19 di SD Al Azhar sudah baik dan disiplin. Agar siswa dan guru lebih aman, ia berharap digelar swab sebagai bahan evaluasi.

Harapan sama juga disampaiakn orangtua siswa SMPN 07 Pontianak, Muhammad Fauzi.

"Kita berharap semua perangkat yang ada di sekolah itu, baik guru ataupun petugas keamanan atau bagian tata usahanya yang beraktivitas di masing-masing sekolah harus dilakukan swab PCR untuk memastikan bahwa guru atau semua yanga ada di sekolah dipastikan tidak terpapar Covid-19," jelas Fauzi.

Fauzi mengungkapkan, pada situasi dan kondisi seperti ini, sebagai orangtua siswa dirinya sangat was-was. Di sisi lain, kata Fauzi, sudah terlalu lama anak-anak menjalani pembelajaran secara online. Ia khawatir berdampak psikologis kepada anak dalan dunia pendidikan.

"Namun demikian, kita tidak mau mengorbankan kesehatan anak. Apalagi sampai terpapar Covid-19. Maka kita berharap keseriusan Pemerintah Kota Pontianak supaya semua yang ada keterkaitan dengan sekolah dilakukan swab," ungkapnya.

Bahkan tidak hanya itu, ia juga menyarankan agar prioritas vaksinasi kepada guru. "Untuk memastikan keamanan dan kenyamanan, maka guru itu diprioritaskan diberikan vaksin, terus juga anak-anak didik dan semua murid yang melakukan aktivitas PTM harus dilakukan swab sehingga rasa aman bagi kita orangtua itu terjamin," pungkasnya.

Kepala SD Islam Al-Azhar 21 Pontianak Anika Ekasari mengatakan, pihaknya sejak Desember 2020 sudah mempersiapkan semua fasilitas untuk melaksanakan PTM. Hingga pada 5 Februari 2021 SD Islam Al-Azhar 21 Pontianak mendapatkan izin dari Disdikbud Kota Pontianak dan surat izin dari Yayasan Kejayaan Islam Khatulistiwa pada 26 Februari 2021 untuk melakukan belajar tatap muka.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved