Gubernur Sutarmidji Surati 157 Perusahaan Terkait Karhutla di Kalbar

Apalagi setelah terjadinya kebakaran di SMN 1 Sungai Raya, yang diduga dampak Karhutla di kawasan tersebut.

Editor: Jamadin
Dok. Humas Polda Kalbar
Kapolda Kalbar Irjen Pol Sigid Tri Hardjanto bersama Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Muhammad Nur Rahmad memadamkan api kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang berada di wilayah Kabupaten Kubu Raya, Minggu 28 Februari 2021. 

“Tapi Pak Bupati Kubu Raya katanya akan membantu membuat parit keliling seperti di SMAN 4 Sungai Raya yang saat ini sudah mulai dibangun,” jelasnya.

Sedangkan untuk buku yang ada di perpustakaan, dikatakannya untuk sementara bisa menggunakan buku online dan literatur yang ada di media online sambil menunggu bantuan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalbar Adeyani mengungkapkan, dari pendataan sementara terdapat sekitar 90 hektare lahan yang terbakar sejak Karhutla melanda Kalbar pada 2021 ini.

"Kalau dilihat memang titik panas cukup banyak, dan setalah didata sementara data dari KLHK Manggala Agni luas lahan yang terbakar sekitar 90-an hektare," ungkapnya.

Setelah dilakukan pemetaan, jelas Adeyani, lahan yang terbakar tersebut banyak yang masuk ke dalam lahan masyarakat, walaupun ada yang berbatas dengan lahan milik perusahaan.

"Sebagian besar ada di lahan masyarakat, karena kebijakan kita boleh membakar dengan berbagai persyaratan sesuai dengan Pergub 103 Tahun 2019 yang ada," katanya.

"Nanti kita cek lagi, memang ada indikasi (lahan perusahaan), ada beberapa lokasi berhimpitan dengan lahan konsesi lahan kelapa sawit. Bila yang masuk lahan kelapa sawit kita akan minta mereka melakukan pemadaman," imbuhnya.

Ia mengatakan, terdapat 157 perusahaan perkebunan yang sudah disurati oleh Gubernur Kalbar untuk menjaga lahannya agar tidak terbakar. Bila pada 2021 ini ada di antara lahan mereka yang terbakar, maka ia menegaskan ada sanksi yang berat terhadap perusahaan tersebut.

"Tidak hanya sanksi administrasi, tetapi juga akan ada sanksi pidana dan perdata, pada tahun 2019 sendiri ada 20 perusahaan yang diberi sanksi administrasi, ada yang diberi sanksi pidana dan sudah putusan pengadilan," tegasnya

Untuk saat ini, dikatakan pihaknya masih memfokuskan penanganan karhutla di kawasan sekitar Bandara Internasional Supadio yang merupakan satu di antara objek vital nasional transportasi di Kalimantan Barat.

Pihak Bandara Internasional Supadio pun mengakui kalau karhutla menjadi ancaman bagi keselamatan aktivitas penerbangan. Hal itu disampaikan oleh Manager Operasi Bandara Internasional Supadio Pontianak, Nuril.

Ia mengatakan, asap saat ini memang telah mengganggu aktivitas beberapa jadwal penerbangan di Bandara Supadio. Apalagi, kondisi asap yang terkadang begitu pekat mengakibatkan jarak pandang yang pendek. Sehingga itupun membuat maskapai sulit untuk melakukan landing.

"Hanya tadi pagi saja yang agak terganggu. SJ 184 sempat delay aja, yang harusnya landing pukul 06.30 WIB, delay menjadi pukul 09.48 WIB. Dan selainnya normal. Karena memang sedikit flightnya hari ini," papar Nuril.

Sementara itu, Subkoordinator Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio Pontianak, Sutikno bahwa di Bandara Supadio terjadi jarak pandang pendek mulai pukul 01.00 WIB pada Minggu, dan terus bertahan pendek hingga pagi hari.

Bahkan, dikatakannya juga jarak pandang pendek itu terjadi di bawah 1000 meter saja. "Tadi pagi itu yang parah. Dan sempat pada pukul 06.00 WIB jarak pandang di Bandara Supadio hanya sepanjang 50 meter saja," paparnya.

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved