Disdikbud Lanjutkan Pembelajaran Tatap Muka, Syahdan: Kita akan Perluas Lagi
Akan dilanjutkan sekolah-sekolah yang enam ini (SD dan SMP), semuanya sudah siap dengan protokol kesehatan
"Sebelum kita melaksanakan pembelajaran tatap muka ini, sudah dikondisikan dan sudah diberitahukan kepada orangtua masing-masing," sebut Halimah.
Halimah menjelaskan, jumlah keseluruhan kelas VI di SD Negeri 20 Pontianak Selatan sebanyak 28 orang, dibagi menjadi dua ruangan. Tiap ruangan berjumlah 14 siswa-siswa.
Menurutnya, saat PTM di masa pandemi ini sekolah tentunya punya pekerjaan ekstra dalam menjaga anak-anak.
Baca juga: Diskes Kubu Raya Pastikan Kawal Pembelajaran Tatap Muka
Misalnya siswa tidak boleh keluar sembarangan, bermain sembarangan dan memegang barang sembarang. Itu yang menjadi fokus pihak sekolah dalam menjaga siswa-siswinya.
Terkait poin utama dalam pelaksanaan rapat evaluasi PTM kemarin, menurutnya adalah akan melanjutkan PTM yang sudah berlangsung empat hari sebelumnya.
Kemudian akan ada tambahan SD dan SMP negeri lainnya, serta dua sekolah swasta yang akan menggelar PTM. "Intinya, untuk ke depan kita akan lanjut untuk pembelajaran tatap muka," katanya.
Laporan Setiap Hari
Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kota Pontianak Sidiq Handanu mengatakan setiap hari pihaknya memberikan laporan kasus Covid-19.
Data tersebut akan berdampak pada peta risiko penyebaran Covid-19, di mana saat ini Kota Pontianak masih pada zona oranye.
"Setiap minggu kan kita membuat laporan perkembangan penyakit, laporan kenaikan dan penuruan jumlah kasus ya. Jadi tidak atau tidak menunjukkan berapa sih kasusnya," ungkap Sidiq Handanu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak ini menjelaskan untuk menyikapi hal tersebut terus dilakukan survei penyakit.
Meskipun zona oranye, Sidiq menyebut harus bisa melihat dan memahami penyebab Kota Pontianak menjadi zona oranye.
"Misalkan contoh, kemarin Pontianak zona kuning kemudian kita berubah menjadi zona oranye. Apa sih penyebabnya? Ternyata disebabkan oleh beberapa kasus ditemukan pada saat pemeriksaan bioskop, atau pada saat pemeriksaan kapal (pelabuhan). Itu kan risikonya hanya di situ saja," tuturnya.
Terkait dengan pembukaan sekolah ini, Sidiq Handanu mengatakan sifatnya adalah simulasi atau percontohan.
Oleh karena itu siswa yang hadir hanya pada kelas tertinggi di setiap sekolah.
"Kemudian, frekuensinya berganti-ganti. Jadi ada yang Senin dan Rabu, ada Selasa dan Kamis. Kemudian, volume jam pelajarannya pun juga dikurangi. Jadi, intinya apapun kegiatan kita, asalkan menerapkan protokol kesehatan saya pikir masih bisa kita lakukan," tutupnya.