Disdikbud Lanjutkan Pembelajaran Tatap Muka, Syahdan: Kita akan Perluas Lagi
Akan dilanjutkan sekolah-sekolah yang enam ini (SD dan SMP), semuanya sudah siap dengan protokol kesehatan
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Pontianak melakukan rapat evaluasi di aula lantai 2 Kantor Terpadu Jalan Letnan Jenderal Sutoyo, Keluarahan Parit Tokaya, Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak, Jumat 26 Februari 2021.
Dari hasil rapat evaluasi itu, Disdikbud akan melanjutkan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah-sekolah tingkat SD dan SMP.
Keputusan ini diambil setelah melalui evaluasi PTM bersama pihak sekolah dan instansi terkait.
"Evaluasi hari ini, alhamdulillah dari 6 SMP tiap kecamatan itu, juga 6 SD yang sudah kita buka sejak hari Senin kemarin. Hari ini kita laksanakan evaluasi, alhamdulillah disampaikan kepala sekolah tidak ada kendala apa-apa," tutur Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak Syahdan Aziz, usai rapat evaluasi.
Baca juga: Polsek Sekadau Hilir Cek Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah
Ia mengatakan, sudah ada persetujuan dari Satgas Covid-19 Kota Pontianak dan Dinas Kesehatan Kota Pontianak untuk melanjutkan PTM.
"Akan dilanjutkan sekolah-sekolah yang enam ini (SD dan SMP), semuanya sudah siap dengan protokol kesehatan," jelasnya.
Syahdan kembali menegaskan bahwa setiap kepala sekolah telah memberikan informasi kalau tidak menemukan kedala selama PTM berlangsung.
"Alhamdulillah tidak ada hambatan selama dari mulai hari Senin kemarin sampai hari Kamis kemarin," ungkapnya.
Bahkan kemungkinan PTM akan diperluas ke sekolah-sekolah lain. Rencana itu memang ada, namun harus menunggu persetujuan dari Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono dan yang sekaligus juga Ketua Satgas Covid-19 Kota Pontianak.
"Kalau beliau sudah setuju, kita akan memperluas lagi SD dan SMP, terkhusus negeri. Kalau beliau setuju, minggu depan kita bukan lagi. SMP itu 22 terus SD 30," terang Syahdan Aziz.
Sementara untuk sekolah swasta, juga sudah ada yang merencanakan membuka PTM. Di antaranya adalah Sekolah Mujahidin Pontianak, Sekolah Al-Azhar dan sekolah swasta lainnya.
Komite SD Negeri 20 Pontianak Selatan Halimah Tussadiyah juga menilai pelaksanaan PTM berjalan dengan lancar selama empat hari.
Di sekolah tersebut menerapkan protokol kesehatan selama PTM berlangsung.
"Alhamdulillah dilaksanakan pembelajaran tatap muka di SD 20 Pontianak Selatan itu berjalan secara lancar, kondusif, karena kami juga menerapkan protokol kesehatan yang maksimal," tutur Halimah.
Ia mengatakan bahwa persetujuan dari orangtua sendiri lancar dan tidak adanya kendala sama sekali, karena di SDN 20 tidak ada penolakan atau keberatan dari orangtua murid.
"Sebelum kita melaksanakan pembelajaran tatap muka ini, sudah dikondisikan dan sudah diberitahukan kepada orangtua masing-masing," sebut Halimah.
Halimah menjelaskan, jumlah keseluruhan kelas VI di SD Negeri 20 Pontianak Selatan sebanyak 28 orang, dibagi menjadi dua ruangan. Tiap ruangan berjumlah 14 siswa-siswa.
Menurutnya, saat PTM di masa pandemi ini sekolah tentunya punya pekerjaan ekstra dalam menjaga anak-anak.
Baca juga: Diskes Kubu Raya Pastikan Kawal Pembelajaran Tatap Muka
Misalnya siswa tidak boleh keluar sembarangan, bermain sembarangan dan memegang barang sembarang. Itu yang menjadi fokus pihak sekolah dalam menjaga siswa-siswinya.
Terkait poin utama dalam pelaksanaan rapat evaluasi PTM kemarin, menurutnya adalah akan melanjutkan PTM yang sudah berlangsung empat hari sebelumnya.
Kemudian akan ada tambahan SD dan SMP negeri lainnya, serta dua sekolah swasta yang akan menggelar PTM. "Intinya, untuk ke depan kita akan lanjut untuk pembelajaran tatap muka," katanya.
Laporan Setiap Hari
Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kota Pontianak Sidiq Handanu mengatakan setiap hari pihaknya memberikan laporan kasus Covid-19.
Data tersebut akan berdampak pada peta risiko penyebaran Covid-19, di mana saat ini Kota Pontianak masih pada zona oranye.
"Setiap minggu kan kita membuat laporan perkembangan penyakit, laporan kenaikan dan penuruan jumlah kasus ya. Jadi tidak atau tidak menunjukkan berapa sih kasusnya," ungkap Sidiq Handanu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak ini menjelaskan untuk menyikapi hal tersebut terus dilakukan survei penyakit.
Meskipun zona oranye, Sidiq menyebut harus bisa melihat dan memahami penyebab Kota Pontianak menjadi zona oranye.
"Misalkan contoh, kemarin Pontianak zona kuning kemudian kita berubah menjadi zona oranye. Apa sih penyebabnya? Ternyata disebabkan oleh beberapa kasus ditemukan pada saat pemeriksaan bioskop, atau pada saat pemeriksaan kapal (pelabuhan). Itu kan risikonya hanya di situ saja," tuturnya.
Terkait dengan pembukaan sekolah ini, Sidiq Handanu mengatakan sifatnya adalah simulasi atau percontohan.
Oleh karena itu siswa yang hadir hanya pada kelas tertinggi di setiap sekolah.
"Kemudian, frekuensinya berganti-ganti. Jadi ada yang Senin dan Rabu, ada Selasa dan Kamis. Kemudian, volume jam pelajarannya pun juga dikurangi. Jadi, intinya apapun kegiatan kita, asalkan menerapkan protokol kesehatan saya pikir masih bisa kita lakukan," tutupnya.