Indonesia Gigit Jari, Tesla Lebih Pilih India Bangun Pabrik Mobil Listrik
Indonesia harus gigit jari setelah produsen mobil listrik raksasa dunia, Tesla memutuskan untuk membangun pabrik mobil listrik di India.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Indonesia harus gigit jari setelah produsen mobil listrik raksasa dunia, Tesla memutuskan untuk membangun pabrik mobil listrik atau electric vehicle (EV) di India.
Beberapa hari lalu, Menteri Negara Bagian Karnataka Yediyurappa mengumumkan rencana Tesla membangun pabrik EV di negara bagian India itu.
Rencana ini ternyata merupakan hasil negosiasi panjang antara Tesla dan India.
Bangalore sendiri memang terkenal sebagai kawasan hub kendaraan listrik dan sumber talenta manufaktur.
Baca juga: PERJALANAN Elon Musk Orang Terkaya Dunia Kelahiran Afrika Selatan Kini Jabat Bos Tesla dan SpaceX
Kota ini juga dikenal sebagai Silicon Valley Asia karena banyaknya perusahaan teknologi yang beroperasi.
Dilansir dari OilPrice, Jumat 19 Februari 2021, ketertarikan Elon Musk untuk mengembangkan industri EV di India ternyata telah muncul sejak beberapa tahun lalu.
Orang terkaya dunia itu sempat mencuitkan idenya pada tahun 2019 untuk memanfaatkan potensi industri EV di India yang belum maksimal.
Namun, ide tersebut masih belum dapat terealisasikan karena adanya kebijakan yang dinilai menghambat, seperti kewajiban komponen lokal sebesar 30 persen.
Padahal, India belum memiliki semua komponen yang diperlukan untuk membuat mobil listrik.
Akan tetapi, berdasarkan sumber internal yang mengetahui kesepakatan ini, Tesla telah bernegosiasi dengan pemerintah setempat selama enam bulan terakhir.
Tesla pun telah membentuk anak perusahaan bernama Tesla Motors India and Energy Private Limited di Bangalore pada Januari 2021.
Selain itu, Tesla juga tengah menyelesaikan uji tuntas untuk membangun perkantoran di kawasan tersebut dan berencana membangun fasilitas penelitian dan pengembangan.
Baca juga: Membanggakan. Mahasiswa Fakultas Teknik Untan Buat Mobil Listrik Hemat Energi dan Ramah Lingkungan.
Kelanjutan Negosiasi Indonesia
Penandatanganan kesepakatan pembangunan pabrik mobil listrik di India, memunculkan tanya nasib negosiasi Tesla dengan pemerintah Indonesia.
Sebab sebelumnya, Tesla sudah mengirim proposal ketertarikan investasi ke pemerintah.
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Septian Hario Seto memastikan negosiasi dengan Tesla tetap berjalan.
Namun ia enggan bembeberkan perkembangan negosiasi tersebut, termasuk terkait ketertarikan Tesla membangun energy storage system (ESS) di Indonesia.
"Maaf saya ada Non-Disclosure Agreement. Tidak bisa disclose apa-apa," kata Seto kepada Kompas.com, Kamis 18 Februari 2021.
Baca juga: Mahasiswa Teknik Untan Ciptakan Mobil Listrik Hemat Energi, Rektor Garuda Wiko Berikan Apresiasi
Sebelumnya, Seto membeberkan sedikit terkait proposal dari perusahaan Tesla Inc yang diterima Pemerintah RI pada 4 Februari 2021. Tesla berkeinginan kerja sama membangun ESS.
Seto menekankan, Pemerintah Indonesia tidak akan tertarik apabila dalam negosiasi yang tertulis di proposal NDA, Tesla hanya menginginkan sumber bahan baku.
Pemerintah lebih tertarik bekerja sama dengan Tesla karena lithium baterai yang digunakan perusahaan tersebut untuk kendaraan listrik mempunyai tingkatan terbaik di dunia.
Sebelumnya, dikutip dari Bloomberg, CEO SpaceX dan Tesla Inc, Elon Musk justru lebih tertarik membangun pabrik kendaraan listrik di India, untuk pertama kalinya. Hal ini ditandai dengan penandatanganan kesepakatan.
Pabrik kendaraan listrik di India tersebut, nantinya akan berdiri di Karnataka, negara bagian barat daya India yang ibu kotanya adalah Bangalur.
Sebelum adanya kesepakatan, Tim Tesla dan Pemerintah India bernegosiasi terkait rencana pembangunan pabrik kendaraan listrik selama enam bulan.
Rencananya, Tesla akan mendirikan fasilitas riset dan pengembangan di Bangalur, India.
Perizinan pembangunan pabrik dan R&D juga telah diurus.
Artikel ini sebagian telah tayang di Kompas.com dengan judul Tesla Pilih Bangun Pabrik di India ketimbang Indonesia, Apa Alasannya?