Khazanah Islam
Apakah Boleh Niat Puasa Rajab di Pagi Hari atau Siang Hari ? Apakah Boleh Puasa Rajab Tidak Sahur ?
Namun, apakah boleh puasa rajab hanya sehari atau dua hari saja, serta bolehkan niat puasa rajab dilakukan pada pagi hari dan tanpa sahur ?
Penulis: Madrosid | Editor: Jimmi Abraham
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Mulai hari pertama hingga hari kesepuluh di bulan Rajab, Umat Islam dianjurkan menunaikan puasa sunnah.
Namun, apakah boleh puasa rajab hanya sehari atau dua hari saja, serta bolehkan niat puasa rajab dilakukan pada pagi hari dan tanpa sahur ?
Berbagai pertanyaan ini muncul seputar melaksanakan ibadah sunnah puasa Rajab.
Artikel ini akan memuat penjelasan lengkap tentang puasa rajab mulai dari niat dan tata caranya.
Baca juga: Apakah Boleh Puasa Rajab Dimulai Hari ke 2? Pendapat Ustaz Khalid Basalamah, UAS & Ustaz Adi Hidayat
Baca juga: Puasa Rajab Berapa Hari ? Berikut Penjelasan Lengkap Niat Puasa Rajab & Doa Makan Sahur Rajab 2021
Bulan Rajab merupakan satu diantara bulan yang dimuliakan Allah selain Bulan Dzulqaidah, Dzulhijjah, Muharram.
Rajab merupakan bulan ketujuh dalam penanggalan hijriyah yang sering menjadi penentu tanggal atau bulan yang berkaitan dengan ibadah dan hari penting bagi umat Islam.
Menjawab pertanyaan apakah boleh puasa rajab hanya sehari atau dua hari saja ?
Tidak ada ketentuan yang mengharuskan harus dilakukan 10 hari, namun akan lebih utama jika dilaksanakan selama 10 hari tanpa putus.
Namun dalam sebuah hadits disebutkan, pahala satu hari puasa sama dengan sebulan puasa, tujuh hari puasa akan ditutupkan pintu neraka, delapan hari puasa akan dibukakan pintu surga, dan 10 hari puasa akan diijabah keinginannya.
Dengan begitu, Puasa Rajab dapat dilakukan sesuai kemampuan masing-masing tidak ada ketentuan.
Hanya saja menurut para ulama, Puasa Rajab lebih diutamakan selama 10 hari mulai dari 1 Rajab hingga 10 Rajab atau 13 Februari hingga 22 Februari 2021.
Menjawab pertanyaan bolehkan niat puasa rajab di pagi hari ?
Niat puasa rajab boleh dilakukan di pagi hari atau siang hari selama dari awal memang belum makan dan minum atau melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
Disebutkan dalam hadits Rasulullah dalam kitab Bulughul Marom karya Ibnu Hajar
عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ قَالَتْ دَخَلَ عَلَىَّ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ « هَلْ عِنْدَكُمْ شَىْءٌ ». فَقُلْنَا لاَ. قَالَ « فَإِنِّى إِذًا صَائِمٌ ». ثُمَّ أَتَانَا يَوْمًا آخَرَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أُهْدِىَ لَنَا حَيْسٌ. فَقَالَ « أَرِينِيهِ فَلَقَدْ أَصْبَحْتُ صَائِمًا ». فَأَكَلَ