Virus Nipah Munculkan Kekhawatiran Menjadi Pandemi Besar Berikutnya dan Tahan Terhadap Obat

virus nipah kini kembali menimbulkan kekhawatiran dari pakar ahli virus dan otoritas kesehatan internasional

Peter Hooper/CSIRO/Wikimedia via Kompas.com
VIRUS NIPAH - Penampakan virus Nipah yang ditemukan pada paru-paru babi di Malaysia. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Meskipun kemunculan virus nipah telah lama ditemukan berikut dampaknya di sejumlah negara.

Namun, virus nipah kini kembali menimbulkan kekhawatiran dari pakar ahli virus dan otoritas kesehatan internasional.

Wabah sporadis virus nipah yang sejak kemunculannya selama 22 tahun terakhir, memang memunculkan kekhawatiran.

Ancaman Baru Virus Nipah asal Malaysia Tingkat Kematian Capai 75%, Kemenkes: Indonesia Harus Waspada

Mengutip Al Arabiya, pertama kali virus nipah atau NiV diketahui pada 1999 ketika terjadi di antara peternak babi di Malaysia.

Pada beberapa tahun berikutnya, virus itu dilaporkan ada di seluruh negara Asia.

Kini, setelah virus itu merebak di China dengan tingkat kematian hingga 75 persen, virus itu berpotensi menjadi pandemi besar berikutnya.

Direktur Eksekutif Access to Medicine Foundation yang berbasis di Belanda, Jayasree K Iyer mengatakan bahwa penyakit menular NiV menimbulkan kekhawatiran besar.

"Nipah bisa merebak kapan saja. Pandemi berikutnya bisa jadi infeksi yang tahan terhadap obat," ungkapnya.

Virus Nipah Dikhawatirkan Jadi Pandemi Baru di Asia, Perhatian 9 Gejala yang Bisa Diamati

Terakhir kali terjadi di Bangladesh dan India

Selama wabah terjadi di Bangladesh dan India, NiV menyebar langsung dari manusia ke manusia melalui kontak dekat baik sekresi mau pun ekskresi.

Di Siliguri, India pada 2001, penularan virus ini juga dilaporkan terjadi di antara para petugas layanan kesehatan, di mana 75 persen kasusnya terjadi di antara staf rumah sakit atau pengunjung.

Dari 2001-2008, sekitar separuh dari kasus yang dilaporkan di Bangladesh disebabkan oleh penularan dari manusia ke manusia melalui pemberian perawatan kepada pasien yang terinfeksi.

Wabah terjadi terakhir di Kerala, negara bagian selatan India pada 2018 dan menewaskan 17 orang.

Saat itu, beberapa negara termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab melarang masuknya makanan beku, buah dan sayur olahan yang diimpor dari Kerala untuk sementara waktu karena wabah NiV tersebut.

Penyebab wabah kala itu diyakini otoritas kesehatan bahwa karena mungkin orang-orang meminum jus kurma mentah yang terkontaminasi dengan urin atau air liur dari kelelawar buah yang terinfeksi.

Belum Ditemukan Obat atau Vaksin Virus Nipah, Ini Cara Penularan, Pencegahan, Gejala ke Inkubasinya

Gejala umum penderita infeksi nipah atau NiV

Ditularkan dari hewan, virus ditemukan dari makanan yang terkontaminasi. Orang yang pernah terinfeksi nipah bisa menularkan ke orang lain.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), NiV mampu menyebabkan berbagai penyakit mulai dari infeksi asimptomatik hingga penyakit pernapasan akut dan radang otak.

Orang yang terinfeksi bisa mengalami beberapa gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, muntah, pusing, sakit tenggorokan.

Beberapa orang bisa mengalami juga pneumonia atipikal dan beberapa masalah pernapasan yang kronis termasuk gangguan pernapasan akut.

Pada kasus yang sangat parah, orang yang terinfeksi bisa mengalami kejang yang menyebabkan koma dalam waktu 24-48 jam.

Artikel ini sebagian telah tayang di Kompas.com dengan judul Inilah yang Terakhir Kali Terjadi Ketika Virus Nipah Menyebar...

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved