Tangis Amijaya Halim Hantarkan Pemakaman Mulyadi P Tamsir di Pemakaman
Mantan Sekjen PB HMI periode 2016-2018, yang mendampingi Mulyadi saat menjabat Ketua Umum organisasi yang bernafaskan Islam tersebut, terlihat sangat
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,SINTANG - Amijaya Halim, tak kuasa menahan air mata di pusara Mulyadi P Tamsir. Air matanya tak terbendung tak kala jasad mantan Ketua Umum PB HMI yang baru saja usai kebumikan di pemakaman umum, di Jalan Lingkar Sungai Durian, Rt 16/Rw 03, Kelurahan Kapuas Kanan Hulu, Kabupaten Sintang, Kamis sore.
Mantan Sekjen PB HMI periode 2016-2018, yang mendampingi Mulyadi saat menjabat Ketua Umum organisasi yang bernafaskan Islam tersebut, terlihat sangat kehilangan.
Saat doa dipanjatkan di atas pusara Mantan Ketum PB HMI, tangis Amijaya semakin menjadi.
Ponijan, ayah Mulyadi yang duduk disebelahnya berusaha menenangkan.
Baca juga: Jenazah Mulyadi P Tamsir Tiba di Sintang, Keluarga Sampaikan Terima Kasih dan Permohonan Maaf
Tubuh Amijaya dipeluk Ponijan. Dibisikan kata-kata penguat. Minta agar Ami mengikhlaskan kepergian Mulyadi.
Pundaknya beberapa kali ditepuk. Nama Ami dipanggil lebih dari dua kali."Ikhlaskan, le. Biar abangmu tenang. Ndak usah lah memangis. Abangmu biar tenang," kata Ponijan.
Jasad Mulyadi P Tamsir dimakamkan pemakaman umum, di Jalan Lingkar Sungai Durian, Rt 16/Rw 03, Kelurahan Kapuas Kanan Hulu, Kabupaten Sintang, Kamis sore.
Tempatnya tak jauh dari kediaman orangtuanya. Berjalan kaki, hanya butuh waktu 10 menit.
Puluhan orang mengantar Mulyadi ke peristirahatan terakhir. Tak hanya keluarga, kerabat, pejabat, tapi juga keluarga besar HMI-Kahmi.
Selain Amijaya Halim, PJ Ketum PB HMI Arya Kharisma Hardy, juga ikut serta berangkat dari Jakarta mengawal jenazah Mulyadi, hingga ke pemakaman.
Jenazah mantan Ketua Umum PB HMI Mulyadi P Tamsir akhirnya tiba di kampung halaman, Kabupaten Sintang, Kalbar, pada Kamis 21 Januari 2021.
Korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ini, tiba pada pukul 12.07 wib di Bandara Tebelian Sintang, menggunakan pesawat Nam Air dari Pontianak. (*)