Siapa Harun Yahya yang Dihukum Penjara 1075 Tahun di Turki karena Kejahatan Seksual ke Anak-anak?
Selama persidangan yang diikuti media Turki, Pengadilan mendengar detail kejahatan seksual yang sangat mengerikan dari Oktar.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Adnan Oktar alias Harun Yahya divonis hukuman penjara 1075 oleh Pengadilan Istanbul, Turki, Senin 11 Januari 2021.
Hukuman diberikan kepada Harun Yahya karena terbukti melakukan kejahatan seksual.
Melansir stasiun televisi NTV, Oktar divonis lebih dari 1.000 tahun penjara karena melakukan penyerangan seksual, pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, penipuan, serta spionase politik dan militer.
Pengadilan juga menghukum dua eksekutif lain di organisasi Oktar, yaitu Tarkan Yavas dan Oktar Babuna, masing-masing selama 211 dan 186 tahun.
Kantor berita resmi Anadolu melaporkan bahwa Oktar juga dinyatakan bersalah karena membantu kelompok yang dipimpin oleh pendakwah Muslim yang berbasis di Amerika Serikat (AS) Fethullah Gülen yang disalahkan Turki karena melakukan upaya kudeta yang gagal pada 2016.
Baca juga: Cara Hapus Postingan Lama di Twitter
Meski begitu, Oktar membantah berkaitan dengan Gülen.
Sekitar 236 terdakwa menghadapi tuntutan, 78 di antaranya ditahan menunggu persidangan, menurut laporan Anadolu. Sebagian besar tersangka tetap tidak bersalah sejak sidang pertama pada September 2019.
Selama persidangan yang diikuti media Turki, Pengadilan mendengar detail kejahatan seksual yang sangat mengerikan dari Oktar.
Kepada Hakim Ketua pada Desember lalu, Oktar mengaku memiliki kekasih hampir 1.000 wanita.
Salah satu wanita di persidangannya, yang hanya disebut bernama CC, mengatakan kepada pengadilan bahwa Oktar telah berulang kali melakukan pelecehan seksual terhadapnya dan wanita lain.
Beberapa wanita yang diperkosa dipaksa minum pil kontrasepsi, menurut keterangan CC, dia juga menambahkan bahwa dia sendiri telah bergabung dengan kelompok Oktar ketika dia berusia 17 tahun.
Ditanya tentang 69.000 pil kontrasepsi yang ditemukan di rumahnya oleh polisi, Oktar mengatakan bahwa pil itu digunakan untuk mengobati gangguan kulit dan gangguan menstruasi.
Otoritas Turki menghancurkan vila Oktar, yang juga dia gunakan untuk studio TV-nya, menyita semua propertinya pada 2018.
Profil Adnan Oktar
Di Indonesia, nama Adnan Oktar tidak setenar aliasnya, Harun Yahya.
Sosok dengan nama pena Harun Yahya itu dikenal sebagai seorang cendekiawan Muslim, yang menyangkal teori Evolusi yang dicetuskan oleh Darwin.
Oktar atau Harun Yahya membantah teori tersebut dengan Al Quran, sehingga sosoknya banyak menarik atensi dari masyarakat Muslim.
Karya-karyanya yang terkenal banyak didokumentasikan di situs web id.harunyahya.com, termasuk tentang penyangkalannya terhadap teori Evolusi.
Akan tetapi, sebuah resensi dari buku yang berjudul Harun Yahya Undercover karya Bernando J. Sujibto mengungkapkan bahwa Adnan Oktar tidak memiliki latar belakang agama yang mumpuni karena terlahir di lingkungan keluarga yang sekuler.
Selain itu, dia juga bukan seorang pakar di bidang Sains.
Melansir biografinya di situs web id.harunyahya.com, Adnan Oktar dijelaskan sebagai sosok ilmuwan Turki yang lahir di Ankara pada 1956.
Dia dikatakan 'sangat' menjunjung tinggi budi pekerti dan aktif melakukan ceramah sejak masih kuliah di Universitas Mimar Sinan.
Situs web itu bahkan mengklaim bahwa Majalah New Scientist edisi 22 April 2000 telah menobatkan Adnan Oktar sebagai "pahlawan dunia" yang membongkar kepalsuan teori evolusi yang dicetuskan Darwin.
Seperti apa aktivitas dan kehidupan Adnan Oktar?
Tak seperti di Indonesia, di negara asalnya, Turki, Oktar dikenal sebagai sosok kontroversial yang hidup dalam kemewahan.
Hal itu bisa dilihat dari foto-foto yang diunggahnya di media sosial.
Mengutip BBC Indonesia, Oktar tinggal di sebuah villa mewah di Istanbul dan sering difoto bersama perempuan-perempuan berpakaian minim.
Dalam berbagai kesempatan yang dapat disaksikan di media sosial YouTube, Adnan Oktar juga melakukan ceramah keagamaan dihadiri oleh para perempuan berpakaian minim yang dia sebut "kittens" atau anak kucing dan para laki-laki yang dia sebut "lions" atau singa.
Dengan menggunakan nama pena Harun Yahya, Oktar menulis beberapa buku mengenai teori evolusi dengan menampilkan isi bahwa evolusi 'adalah suatu kebohongan'.
Ribuan buku yang diberinya judul 'Atlas of Creation' (Atlas Penciptaan) dikirimnya kepada para pejabat pemerintah, diplomat asing dan juga wartawan.
Dia juga dikenal sering menggelar iftar atau buka puasa bersama di bulan Ramadan di hotel eksklusif di Istanbul, dengan mengundang media, organisasi internasional, dan para politisi.
Sayangnya, pada tahun 2018, Adnan Oktar terbukti melakukan kejahatan seksual.
Dia ditangkap oleh kepolisian Istanbul, Turki bersama 235 pengikutnya. Dia mulai disidang sejak September 2019 dan oleh Pengadilan Turki pada Senin (11/1/2021) dia divonis 1.075 tahun penjara atas kejahatan seksual yang dilakukannya.
Menurut keterangan stasiun televisi NTV, Oktar divonis lebih dari 1.000 tahun penjara karena melakukan penyerangan seksual, pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, penipuan, serta spionase politik dan militer.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Siapakah Adnan Oktar yang Terkenal dengan Nama Pena "Harun Yahya"?"
Penulis : Miranti Kencana Wirawan
Editor : Miranti Kencana Wirawan