Yeti Istri Eks Ketum HMI Mulyadi Sedang Mengandung Saat ke Pontianak Menggunakan Sriwijaya Air SJ182

“Minggu lalu ada hubungi, ngasih kabar kalau positif hamil. Saya bilang Alhamdulilah,” kata Katimah ditemui di rumahnya

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Mulyadi dan Makrufatul Yeti Srianingsih, baru saja melangsungkan pernikahan. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Nama Eks Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB-HMI) Mulyadi, tercatat dalam manifest pesawat naas Sriwijaya Air SJ1982. Pesawat dengan tujuan Jakarta-Pontianak, itu mengalami lost kontak dengan Jakarta Approach Terminal Control Area pada pukul 14.37 wib.

Pesawat yang membawa 62 penumpang itu diduga jatuh sekitar pukul 14.40 WIB di sekitar peraian Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Laut Jawa.

Nama Mulyadi, beserta istrinya Makrufatul Yeti Srianingsih berada dalam satu pesawat naas tersebut. termasuk mertuanya, Khasanah.

Mulyadi dan Makrufatul Yeti Srianingsih, baru saja melangsungkan pernikahan.

Baca juga: Guru SMK 3 Pontianak Panca Widia Penumpang Sriwijaya Sudah Siapkan Sate untuk Makan Bersama Suami

Usia pernikahan Mulyadi dan Yeti, baru 50 hari—tepat di hari pesawat yang ditumpanginya terjatuh.

Pasangan suami istri ini menikah di Pontianak, pada 20 November 2020, lalu.

Menurut Katimah, ibu Mulyadi, menantunya tengah mengandung cucunya.

“Minggu lalu ada hubungi, ngasih kabar kalau positif hamil. Saya bilang Alhamdulilah,” kata Katimah ditemui di rumahnya, Jalan Lingkar Sungai Durian, Kelurahan Kapuas Kanan Hulu, Kecamatan Sintang.

Katimah, mengaku tak merasakan firasat apapun sebelum mendengar kabar anak, menantu dan besannya tersebut berada dalam pesawat.

Mulyadi, kata Katimah memang jarang memberikan kabar jika hendak bepergian.

“Dia ndak pernah ngabari kalau mau ke mana-mana. Kalau kami ngebel biasanya dia udah di papua, kaltim. Kadang udah di bandara, waktu kami hubungi,” cerita Katimah.

Meski kedua orangtuanya tinggal di Kabupaten Sintang, Mulyadi banyak berkegiatan di Jakarta.

Selain Eks Ketum PB HMI, Mulyadi juga seorang kader Hanura. Di partai tersebut, Mulyadi menjabat sebagai Ketua Bidang Organisasi DPP Partai Hanura.

Sementara Makrufatul Yeti Srianingsih, tinggal di Pontianak.

Dia tercatat sebagai dosen tetap program studi Administrasi Negara di Polnep Pontianak.

Baca juga: Live Update Berita Terbaru Pencarian Sriwijaya Air SJ182 Jakarta-Pontianak Jatuh di Kepulauan Seribu

Meski tak merasakan firasat buruk, Katimah merasa ada yang janggal pada nyala kompor di rumahnya.

Sejak dua hari terkahir, dia merasa nyala api kompor gasnya sangat kecil, saking kecilnya, air yang dimasak tak bisa mendidih.

“Firasat ndak ada sama sekali, padahal ya tidurnya malam-malam terus. Tengah malam bangun salat tajahud. Cuma 2 hari itu loh, pagi tadi sama kemarin kompor kok ndak bisa hidup. Bisa hidup tapi ndak bisar, rebus air seharian ndak mendidih. Padahal gasnya baru ganti. Tadi pagi selangnya baru, kompornya bersih, tapi ya tetap kecil apinya,” ungkap Katimah.

Sebenarnya, malam sebelum mendapat kabar anaknya tercatat dalam daftar penumpang pesawat Sriwijaya Air, Katimah sudah berniat untuk menghubungi anaknya. Namun, datang kabar tak terduga.

“Rencana jam 8 malam mau coba-coba ngebel ( menelphon). Sorenya abang dan adiknya pulang ke rumah bawa kabar. Sudah dicek juga di Jakarta, katanya memang berangkat diantar temannya ke bandara,” ujarnya.

Sejumlah tim gabungan mulai bekerja untuk menyusuri bukti-bukti terkait jatuhnya pesawat.

Sebelum aktivitas terakhir dari pesawat sudah ditemukan dengan bantuan Flight Radar 24.

Pesawat Boeing 737-500 Sriwiyaja Air dengan nomor penerbangan SJ182 dilaporkan hilang kotan setelah takeoff dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

Pesawat dengan registrasi PK-CLC tersebut melayani rute Jakarta-Pontianak.

Keluarga besar Mulyadi meminta doa dari masyarakat Kalbar.

“Atas nama keluar besar Mulyadi, kami memohon doa seluruh kerabat dan handai Taula. Semoga Allah SWT memberikan keajaiban dan saudara kami ditemukan dalam kondisi selamat,” kata Slamet Bowo Santoso, adik Mulyadi.

Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak mengalami kecelakaan pada Sabtu (09/1/2021) sore sekitar pukul 14.40 WIB.

Pesawat SJ 182 dari seri Boeing 737-500 itu dipastikan jatuh di perairan Kepulauan Seribu tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.

Menteri Perhubungan ( Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, ada tujuh anak-anak dan tiga bayi dalam pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak yang hilang kontak di Kepulauan Seribu, Sabtu 9 Januari 2021.

"Total penumpang 50 orang, bersama 12 kru yang terdiri dari 43 dewasa, tujuh anak-anak dan tiga bayi," kata Budi Karya, seperti dilansir dari Kompas TV.

Baca juga: Apa Itu Black Box Pesawat yang Dicari KNKT Setelah Sriwijaya Air SJ182 Rute Jakarta-Pontianak Jatuh?

Budi Karya Sumadi, membeberkan, insiden tersebut bermula ketika pesawat tersebut take off dari bandara Soetta pada pukul 14.36 WIB.

“Pukul 14.37 WIB masih 1.700 kaki kontak diizinkan naik ke ketinggian 29.000 kaki, dengan mengikuti standar instrumen," ujar Budi.

Sekitar pukul 14.40 WIB, pesawat tersebut terlihat tidak mengarah ke tujuan seharusnya.

Pesawat tersebut terlihat mengarah ke Barat Daya.

“Oleh karenanya ditanya oleh ATC (air traffic control) untuk melaporkan arah pesawat. Tidak lama kemudian dalam hitungan second pesawat Sriwijaya SJ 182 hilang dari radar. Manajer operasi langsung berkoordinasi dengan Basarnas, bandara tujuan, instansi terkait,” kata Budi.

Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan, lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak telah diketahui.

"Titiknya (jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182) sudah (diketahui). Teman-teman sudah di titik tempat jatuhnya di sana," kata Soerjanto dalam konferensi di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu malam.

Soerjanto mengungkapkan, KNKT akan melakukan survei kondisi perairan di sekitar jatuhnya pesawat Sriwijaya Air pada Minggu.

"Besok (hari ini) kami baru melakukan survei kondisi seperti apa di lokasi kejadian, baru kita akan menurunkan peralatan-peralatan apa saja yang cocok untuk melakukan underwater recovery-nya," ujar dia.

Panglima Koarmada I TNI AL Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid mengatakan, TNI AL akan melakukan pencarian pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.

Hasil analisis cuaca dari pihak TNI AL di Perairan Kepulauan Seribu menunjukkan ombak berkisar di atas satu meter.

“Sementara ombak antara 1-1,5 meter,” kata Rasyid kepada wartawan di Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Sabtu (9/1/2021) malam.

Menurut dia, ombak setinggi hingga 1,5 meter merupakan kondisi sedang.

Pihak TNI akan memaksimalkan pencarian pesawat Sriwijaya Air.

“Cuaca bukan menjadi hambatan buat kita,” ujar Rasyid.

Sebelumnya, sepuluh Kapal Republik Indonesia (KRI) untuk pencarian pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang hilang kontak.

Baca juga: BACAAN Niat Sholat Ghaib, Tata Cara Sholat Gaib untuk Korban Pesawat Sriwijaya Air Jakarta Pontianak

Empat dari 10 KRI sudah menuju ke lokasi diduga pesawat Sriwijaya Air jatuh di Perairan Kepulauan Seribu.

“Untuk sementara KRI yang kita siapkan di darat saja ini ada 10,” ujar Rasyid.

Menurut Rasyid, satu KRI yaitu Kurau 856 sudah di sekitar lokasi.

Ia mengatakan, anggota TNI AL sudah melakukan pencarian.

“Tentunya sudah berkoordinasi dengan seluruh stakeholder di wilayah perairan dan lokasi kejadian,” ujar Rasyid.

Ia mengatakan, seluruh anggota TNI AL akan melakukan pencarian secara maksimal. Komando pencarian, lanjut Rasyid, akan dilakukan di bawah Basarnas. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved