Sepak Terjang Arief Sulistyanto Calon Kapolri: SALAM ZERO di Kalbar hingga Kembalikan Uang BCA

Salam Zero Arief Sulistyanto pernah menggema di kalbar saat arief sulistyanto menjadi kapolda. Apa itu Salam Zero?

Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/LEO PRIMA
Arief Sulistyanto saat launching buku Salam Zero: Revolusi Mental Mencetak Polisi Profesional" karya Sumarni Guntur Rahayu, Selasa 24 Maret 2015. 

Melansir pemberitaan Tribun Pontianak saat launching dan bedah buku "Salam Zero: Revolusi Mental Mencetak Polisi Profesional" Rabu 25 Maret 2015, ada testimoni menarik dari Head Of Halo BCA, Nathalia Wani Sabu.

Nathalia menuturkan sebelum BCA menjadi bank role model dalam melawan kejahatan perbankan, bank tempatnya bekerja acapkali menjadi sasaran pelaku kriminal perbankan.

Direksi yang gerah kemudian menugaskannya untuk melawan kejahatan perbankan tersebut, caranya bekerjasama dengan kepolisian.

Nathalia memberanikan diri mendatangi Bareskrim Mabes Polri.

Ia bertemu Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus masa itu, Arief Sulistyanto membahas sebuah kasus besar yang terjadi. Suami dari Niken Manohara itu kemudian bertindak cepat.

Tak butuh waktu lama, kasus tersebut terpecahkan.

"Pimpinan saya nanya, Pak Arief kerja pakai dana mana. Karena tidak enak, akhirnya disiapkan dana pengganti operasional. Uangnya saya bungkus cantik pakai kado, kemudian saya datangi lagi Pak Arief," kata Nathalia.

Kapolda Kalbar Brigjen Arief Sulistyanto (kedua kanan) bersama para pembahas bedah buku Salam Zero di Mapolda Kalbar, Selasa (24/3/2015).
Kapolda Kalbar Brigjen Arief Sulistyanto (kedua kanan) bersama para pembahas bedah buku Salam Zero di Mapolda Kalbar, Selasa (24/3/2015). (TRIBUN PONTIANAK/LEO PRIMA)

Cuci otak

Nathalia merasa lega karena telah menyampaikan "amanah" pimpinannya.

Namun Ia tak menyangka keesokannya teleponnya berdering, Arief ingin bertemu dan uangnya dikembalikan.

"Saya temui ternyata saya dicuci otak satu hari penuh, setelah itu saya mikir, kok ada ya polisi seperti ini (tidak menerima imbalan,red)," kata Nathalia.

Padahal, maksud si ibu uang itu sebagai pengganti biaya operasional pengusutan kasus kejahatan skimming.

"Saya diberitahu kalau uang operasional itu dibiayai negara," terang Nathalia.

Diminta oleh moderator bedah buku, Arief lalu menimpali testimoni Nathalia.

Kata Arief ia mengira dalam kado adalah jam dinding kenang-kenangan dari BCA, karena bentuk kado itu menyerupai jam dinding.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved