Tanjakan Maut Semangket di Desa Sungai Keli, Belum Sebulan Terjadi 3 Kali Kecelakaan
Meski tidak ada menelan korban jiwa dan hanya ada kerugian matereril, namun tentu tanjakan yang masih tanah kuning tersebut menjadi momok yang menakut
Penulis: Alfon Pardosi | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, LANDAK - Tanjakan tinggi di Desa Sungai Keli, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak yang biasa disebut Tanjakan Semangket, belum genap satu bulan sudah terjadi tiga kali kecelakaan mobil.
Meski tidak ada menelan korban jiwa dan hanya ada kerugian matereril, namun tentu tanjakan yang masih tanah kuning tersebut menjadi momok yang menakutkan bagi warga yang melintasinya.
Sebab tidak menutup kemungkinan, bagi siapa yang melintas ditanjakan tersebut tinggal menunggu giliran.
Karena tanjakan itu merupakan akses utama, bagi yang datang ke Desa Sungai Keli akan melewati turunan yang curam, dan bagi yang berangkat dari Sungai Keli, akan melewati tanjakan tinggi.
Kepala Desa (Kades) Sungai Keli Anuwar Kabek membenarkan bahwa belum satu bulan di tanjakan Semangkat sudah tiga kali terjadi kecelakaan. Bahkan kendaraan milik Kades pun menjadi korban dari sulitnya medan saat tanjakan atau pun turunan.
Baca juga: Awal Tahun 2021 Sebanyak 80 Personil Polres Landak Naik Pangkat
"Mobil strada saya terbalik pada tanggal 18 Desember, tanggal 22 mobil dump truk, tanggal 2 kemarin mobil strada juga," ujar Anuar kepada Tribun pada Minggu 3 Januari 2021
Diakuinya, berbagai upaya sudah dilakukan untuk menghindari terjadi kecelakaan di tanjakan tersebut.
"Setiap tanggal 15 kami selalu ada laksanakan gotong royong. Tapi untuk di tanjakan yang tinggi dan panjang itu, kemampuan kami terbatas," katanya.
Begitu juga dengan rencana menganggarkan dana desa untuk turut memperbaiki.
"Dari desa tahun ini hanya mampu untuk cor beton bertulang di kaki tanjakan tersebut, sementara yang jadi masalahkan tanjakan itu ketinggian," ungkapnya.
Disampaikan Anuwar, akses jalan tanjakan itu sebenarnya bukan hanya digunakan oleh warga Desa Sungai Keli saja. Tetapi digunakan juga oleh dua perusahaan sawit yakni PT GTTS dan Wilmar dalam beroperasi.
Dirinya sangat berharap, pihak perusahaan memiliki kepedulian terhadap tanjakan tersebut.
"Kami sudah beberapa kali ajukan ke perusahaan agar dibantu jugalah, tapi belum ada tindak lanjut," kesalnya.
Tanjakan Semangket di sebelahnya ada jurang dalam, apa lagi saat musim hujan jalan akan menjadi sangat licin.
"Solusinya ya memang harus dipangkas dan dibuat zig zag seperti vandering. Agar ke depan tidak ada lagi kecelakaan seperti yang kami alami," harapnya. (*)