Gubernur Sutarmidji Akan Isolasi yang Membuat Kerumunan di Malam Tahun Baru

"Saya pastikan kita akan isolasi mereka yang bandel di Rusun Brimob yang dikelilingi pagar berduri supaya tidak bisa keluar kemana-mana," ujarnya

Penulis: Anggita Putri | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK/Anggi
Foto Gubernur Sutarmidji saat ditemui di Ruang Kerjanya, Rabu 8 Desember 2020. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2021, Gubernur Kalimantan Barat, H Sutarmidji mengimbau agar masyarakat tetap menerapkan Protokol Kesehatan COVID-19. 

Gubernur Sutarmidji mengatakan bahwa menjelang perayaan natal tahun ini yang tentunya akan berbeda dari tahun sebelumnya karena dampak pandemi COVID-19.

Maka persiapan prokes ditempat ibadah dan lainnya harus dipersiapkan semaksimal mungkin. 

“Para pihak gereja juga sudah menyiapkan Prokes COVID-19 dan mengatur cara beribah di masa pandemi COVID-19 dengan tidak mengurangi khusyuk saat beribadah," ujar Gubernur, Rabu 23 Desember 2020.

Baca juga: Lonjakan Penumpang di Bandara Rahadi Oesman Jelang Natal dan Tahun Baru Capai Seratus Persen

Kemudian untuk perayaan tahun baru ditengah pandemi COVID-19, Gubernur Sutarmidji menegaskan tidak ada kerumunan dalam bentuk apapun serta tidak boleh bermain kembang api.

“Saya pastikan kita akan isolasi mereka yang bandel di Rusun Brimob yang sudah dikelilingi pagar berduri supaya tidak bisa keluar kemana-mana,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa hal tersebut bukan hanya menggertak, tapi betul-betul akan diberikan sanksi kepada siapapun yang berani membuat keramaian di malam tahun baru. 

“Coba saja siapa berani buat keramaian saya suruh angkut semua. Kalau bandel dan yang ngeyel tidak percaya COVID-19 campurkan saja dengan yang positif di Rusunawa,” tegasnya.

Ia menegaskan jangan sampai ada keramaian dalam bentuk apapun di malam tahun baru.

Dirinya mencontohkan ketika  dilakukan razia di warung kopi ditemukan pada satu cafe dilakukan swab terhadap 48 orang diantaranya sebanyak 30 orang dinyatakan positif. 

“Belum pernah razia di warung kopi itu hasilnya nihil dan yang banyak itu karena pekerjanya positif yang mengantar kopi pasti tidak memakai masker dan pengunjung juga tidak memakai masker juga. Tidak boleh seperti itu,” tegasnya. 

Ia mengatakan kalau sudah ada virus Covid-19 dibadan seseorang untuk mengobatinya butuh waktu lama atau bahkan pasca dinyatakan negatif COVID-19  masih sakit karena adanya penyakit bawaan.

“Kalau anak muda kita tidak tahu dampaknya pada jangka panjang. Tapi kalau ada penyakit bawaan dampak setelah negatif itu langsung terasa. Bahkan ada yang jalan 100 meter saja harus  berhenti 4 kali baru bisa sampai tujuan ,” jelasnya.

Baca juga: Jelang natal dan Tahun Baru, Bandara Pangsuma Putussibau Perketat Protokol Kesehatan

Lanjutnya menyampaikan bahwa TNI Polri dan Satpol PP sudah siap untuk mengamankan malam tahun baru, bahkan beberapa ruas jalan ditutup seperti Jalan Gajahmada.

“Jalan Gajahmada tutup saja kan yang main kembang api banyak disitu. Kalau tempat lain dulu di Pemda sekarang tidak ada, lalu di  Alun- Alun Kapuas, Batu Layang , dan Digulis sudah tidak ada juga,” ungkapnya.

Sedangkan untuk di Jalan Gajahmada biasanya masih banyak yang bermain kembang api pada malam pergantian tahun baru. 

“Coba saja buat kalau berani,  pasti akan saya angkut atau hukumannya antar ke Bandara Supadio baliknya jalan kaki. Jadi tinggal dipilih mau isolasi dua minggu atau jalan dari Supadio ke Digulis. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved