Sulap Sawah Jadi Objek Wisata di Lingkar TWA Gunung Kelam

Kurang dari setahun, wisata persawahan milik Iwan sudah sangat popular di Sintang. Foto-foto keindahan wisata berterbaran di media sosial.

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Agus Pujianto
Sejumlah pengunjung menikmati suasana kemegahan batu monolit terbesar di dunia di wisata persawahan yang dibangun mandiri oleh Iwan.  

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Berwisata ke Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Kelam, Anda kini tidak hanya disuguhkan dengan wujud sebongkah batu monolit terbesar di dunia. Berjalanlah mengitari lingkar kelam, Anda akan banyak menjumpai tempat wisata lain dengan sudut pandang yang berbeda, tentunya.

Sejak setahun terakhir, masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan lingkar kelam mulai bergeliat untuk memanfaatkan “magnet” wisata batu terbesar di dunia tersebut.

Caranya, dengan memanfaatkan lahan pekarangan atau persawahan menjadi destinasi wisata.

Seperti yang sudah dilakukan oleh Sudirwan, warga Desa Kelam Sejahtera, Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang, Kalbar.

Hanya bermodal kayu atap daun rumbia dan ilalang, Sudirwan menyulap area persawahannya menjadi destinasi wisata.

Baca juga: Wali Kota Pontianak Nilai Keberadaan Promenade Akan Dongkrak Ekonomi Masyarakat

Area persawahan di belakang rumah itu ditata sedemikian rupa. Seperti jembatan bambu, pondok sawah, dan aneka ragam spot foto instagenik lainnya dengan latar belakang Gunung Kelam.

Sejumlah pengunjung menikmati suasana kemegahan batu monolit terbesar di dunia di wisata persawahan yang dibangun mandiri oleh Iwan.
Sejumlah pengunjung menikmati suasana kemegahan batu monolit terbesar di dunia di wisata persawahan yang dibangun mandiri oleh Iwan. (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Agus Pujianto)

Kurang dari setahun, wisata persawahan milik Iwan sudah sangat popular di Sintang.

Foto-foto keindahan wisata yang ditawarkan berterbaran di media sosial.

“Buatnya bertahap. Gak sekaligus. Tergantung modalnya juga,” kata Iwan.

Inisiatif Sudirwan membuat wisata persawahan karena terinspirasi destinasi yang sudah trend di pulau jawa.

Akhirnya, dia mencoba untuk memanfaatkan lahan persawahan untuk dibuat hal serupa.

Wisata Persawahan yang dikelola Iwan, tak mematok harga tinggi.

Cukup dengan 5 ribu rupiah, pengunjung sudah bisa menikmati semua spot wisata bertema sawah.

“Pengunjung lumayan banyak. Hari libur, sampai ratusan. Apalagi waktu viral di Kelam, yang bilang ada naga. Itu ramai pengunjungnya, orang pada penasaran berkunjung ke kelam tanya kebenarannya, sekaligus berwisata,” kata Iwan.

Beberapa pekan lalu, warga Sintang memang dihebohkan dengan sejumlah video yang disebut-sebut penampakan sosok ular naga di TWA Gunung Kelam.

Namun, setelah ditelisik lebih jauh menggunakan lensa berkemampuan tinggi, faktanya kabar itu tidak benar.

Penampakan tersebut hanyalah lambaian daun saja, namun, dibalik semua itu, tempat wisata seperti milik Iwan, terimbas, Pengunjungnya membludak. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved