Live Streaming KompasTV Nonton Film 3 Srikandi yang Diperankan BCL, Tara Basro dan Chelsea Islan
Film 3 Srikandi berkisah tentang tiga atlet panahan wanita Indonesia yang berlaga di Olimpiade Seoul 1988.
Apalagi, tambahnya, perolehan angka yang didapat sama dengan hasil milik pemanah putri Amerika Serikat.
Hanya satu yang jadi pegangannya, yakni modal yang sudah ada tidak boleh hilang, dan Fitriyana berhasil mengatasinya.
Setelah diadakan adu ulang dengan tim putri AS, akhirnya Indonesia-lah yang menang dan berhak memperoleh medali perak.
"Saya puas bisa menyumbangkan sesuatu buat negara," kata Fitri dengan nada lemah.
Tetapi, di balik kelemahan, karena menuntaskan seluruh tenaga dan kemampuan, Fitri tidak bisa duduk diam.
Jabatan tangan yang diulurkan diterimanya dengan senyum, dan mungkin itulah senyum termanis yang pernah dilontarkan Nurfitriyana selama berkarier di cabang panahan.
Prestasi besar yang diraih tim Indonesia kali ini, kata putri kelahiran 7 Maret 1962 tersebut, membuktikan bahwa kemampuan tim panah putri Indonesia tidak bisa diremehkan. Hal ini juga diwujudkannya dalam nomor perorangan.
Udara dingin yang menerpa mukanya dan menyibakkan rambutnya tidak dipedulikannya lagi.
Fitri tengadah dan bersyukur kepada Tuhan dan tersenyum.
Tangis Kusuma
Ketika diumumkan para pemanah boleh melihat hasil tembakannya, raut muka Kusuma Wardhani berubah pasi.
Sakitkah dia? Tidak! "Saya takut banyak yang eleset. Sebab dalam permainan tim, kalau satu jelek maka semua hasilnya akan jelek," kata Kusuma.
Tetapi untunglah perolehan trio pemanah kita ternyata di luar dugaan, dan tak ayal meledaklah bendungan air mata yang tertahan.
Kusuma tidak malu, ia menangis di atas kegembiraan. Matanya masih merah dan basah ketika diwawancara waktu itu.
"Bagaimana tidak (terharu), ini kan sejarah," kata Kusuma mengingatkan.