PWNU Kalbar bersama KJP Akan Gelar Diskusi Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan

Diskusi yang melibatkan Perguruan Tinggi, Ormas, organisasi kepemudaan, organisasi kemahasiswaan dan elemen masyarakat lainnya

Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PW NU) Kalimantan Barat bersama Perkumpulan Komunitas Jagat Pramudita (KJP) menggelar diskusi bertajuk 'Mengkaji dan Tafsir Ulang nilai-nilai Kebangsaan dalam Perspektif Perguruan Tinggi Pada Era Digital'. 

Etika dalam berinteraksi sudah semakin jauh dari kaidah-kaidah norma, begitu bebas orang berbicara (menulis isi hati tanpa pikir) di media sosial. 

"Sehingga muncul tesis baru bahwa gelar dan jenjang pendidikan tidak lagi berbanding lurus dengan kualitas intelektual (adab)," imbuhnya.

Memotret peristiwa dan hiruk pikuk serta penjungkir-balikan nilai sepanjang 10 tahun terakhir ini, tambah Happy, kiranya perlu sebuah forum reflektif dalam mengkaji, menafsir kembali serta menelisik bagaimana peran perguruan tinggi dalam menanamkan nilai kebangsaan, etika dan norma perilaku sebagai pusatnya kaum intelektual. 

"Baik secara das sein maupun das sollennya.

Diskusi ini tentu diorientasikan bagi upaya antisipasi bagi berkembangnya nilai-nilai media sosial menggantikan nilai intelektual generasi muda kalangan kampus," tambahnya.

Terkait dengan kondisi tersebut dan bulan November sebagai bulan kepahlawanan, maka NU Kalbar bersama KJP menggagas sebuah forum diskusi bertajuk.

“Mengkaji dan Tafsir Ulang Nilai-nilai Kebangsaan dalam Perspektif Perguruan Tinggi Pada Era Digital”. 

"Kegiatan ini juga diorientasikan sebagai launching gerakan moral #jagaIndoensia sebagai langkah awal dalam program Akademi Kebangsaan yang kami gagas," katanya.

Adapun tujuan diskusi ini adalah:

1. Tukar pikir dan tular nalar terhadap derasnya penetrasi gerakan radikal di lingkungan Perguruan Tinggi.

2. Menggali dan mencari formulasi upaya penanaman nilai-nilai kebangsaan di kalangan Perguruan
Tinggi di tengah revolusi media sosial.

3. Membangun kembali rajutan kebangsaan dari gerakan politik identitas dan gerakan radikal di
lingkungan kampus. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved