Pilkada Sintang

Debat Publik Pilkada Sintang, Ini Jawaban Jarot, Askiman dan Rumpak Soal IPM Rendah di Sintang

Kompleksitas dalam bidang IPM cukup luar biasa, bukan hanya persoalan pendidikan formal

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Jamadin
Dok. KPU Sintang
Tiga pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Sintang pada Pilkada 2020 saat debat publik 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,SINTANG Tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati Sintang menjawab pertanyaan besar seputar rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Sintang.

Berdasarkan pertanyaan yang disusun oleh tim akademisi, merangkum data BPS Kalbar tahun 2020, IPM Sintang berada di angka 66,70 atau berada di uturan 8 dari 14 kabupaten kota di Kalbar.

Sementara menurut data Susenas Kabupaten Sintang tahun 2019, menunjukan angka rata-rata lama sekolah di  Sintang sebesar 6,89, yang artinya rata-rata lama sekolah masih tergolong rendah.

Calon Bupati Sintang, Yohanes Rumpak mendapat kesempatan pertama untuk menjawab upaya apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan IPM di Kabupaten Sintang.

Baca juga: Wabup Apresiasi Deklarasi Tokoh Adat Awasi Pilkada di Kapuas Hulu

Menurutnya, bersama dengan Syarifuddin, pihaknya akan melakukan peningkatan layanan pendidikan.

“yang paling penting adalah memberikan beasiswa terhadap siswa tidak mampu, tetapi berprestasi, menyediakan asrama,” jawabnya.

Rumpak juga menyoroti soal sekolah tak layak, hingga guru honorer bergaji Rp 200 ribu sebulan.

“Ada banyak lagi, tempat sekolah tidak layak, yang lain peningkatan kualitas tenaga pendidik. Kita menemukan masih ada guru bergaji 200 ribu sebulan, guru honor. Ini artinya tidak tertata dengan baik tenaga pendidik, apabila tenaga pendidik tidak sejahtera, akan susah meningkatkan IPM,” katanya.

Calon Wakil Bupati Sintang, Syarifuddin menambahkan pembangunan sarana pendidikan penambahan lokal pengadaan guru, hingga melatih guru untuk menjadi berkualitas akan menjadi programnya kedepan.

Sementara Askiman, Calon Bupati Sintang menanggapi singkat soal bagaimana upaya meningkatkan IPM.

Baca juga: Debat Publik Pilkada Sintang, Jarot - Sudiyanto : Hukum Berat Pengedar Narkoba

“Kompleksitas dalam bidang IPM cukup luar biasa, bukan hanya persoalan pendidikan formal, tapi juga pendidikan di luar sekolah juga menjadi peranan penting. Persoalannya, tidak merata seberan guru, kedua hal ini, bagaimana cara mengatasinya,” ujarnya.

Sementara cabup petahana Jarot Winarno, menjabarkan soal kompleksitas IPM. Menurutnya, IPM itu indeks komposit, campuran dari derajat kesehatan, sekolah dan income perkapita

“Di sintang, derajat kesehatan tinggi, income perkapita tinggi, tapi masalah sekolah adalah rata-rata lama sekolah. Rata-rata lama sekolah, dari 6,4 menjadi 7 itu perlu waktu 4 tahaun untuk meningkatkanya, dari SD menjadi SMP. Rata-rata orang Sintang baru kelas 2 SMP. Masalahnya adalah kelanjutan dari pendiikan dari tingkat SD ke SMP,” jawab Jarot.

Kedepan jika ia kembali terpilih akan menambah jumlah SMP dan meningkatkan infrastruktur jalan dari SD ke SMP.

“SMP yang 115 sangat kurang, harus kita tambah. SD yang 441 sudah memadai, tapi SD kelas jauh harus kita negerikan. Kemudian lagi, infrastruktur dari SD menuju SMP harus dijamin,” katanya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved