Milenial Dominasi Peningkatan Investor Pasar Modal di Masa Pandemi
Menariknya lagi, peningkatan jumlah invetor di masa pandemi ini justru didominasi oleh investor domestik berumur di bawah 30 tahun (kaum milenial)
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Meski di tengah pandemi ternyata jumlah investor pasar modal mengalami peningkatan.
Hal ini disampaikan Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 1A OJK, Luthfy Zain Fuady, saat Media Gathering Pasar Modal 2020, Selasa 1 Desember 2020.
Baca juga: OJK & SRO Gelar Media Gathering Pasar Modal 2020
“Meskipun terdapat beberapa data yang menujukkan penurunan pertumbuhan Pasar Modal kita, namun ada fakta menarik yang justru membuat kita cukup terkesan dan merasa bangga, yaitu jumlah investor Pasar Modal yang terus mengalami peningkatan,” ungkapnya.
Bahkan per 19 November 2020, jumlah investor Pasar Modal sudah tercatat sebanyak 3,53 juta. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 42% jika dibandingkan SID per 31 Desember 2019 sebesar 2,48 juta.
Baca juga: Tercatat Sampai 19 November 2020, Total Investor Pasar Modal Capai 3,5 Juta
“Menariknya lagi, peningkatan jumlah investor di masa pandemi ini justru didominasi oleh investor domestik yang berumur di bawah 30 tahun (kaum milenial),” terangnya.
Secara demografi berdasarkan umur, jumlah SID ritel per 19 November 2020 tercatat sebanyak 48,29%.
Meskipun kondisi Pasar Modal Indonesia saat ini mengalami tekanan dan belum rebound hingga posisi sebelum terjadinya pandemi, maka dengan adanya peningkatan jumlah investor secara signifikan tersebut justru membuktikan bahwa kepercayaan publik terhadap Pasar Modal Indonesia masih terus meningkat.
Baca juga: Harga Gas LPG di Perbatasan Sintang Capai Rp 55 Ribu, Ini Penjelasan Pertamina
Dalam kesempatan tersebut, ia menjelaskan bahwa Pasar modal Indonesia juga tidak luput dari tekanan pandemi Covid-19.
Pada Maret lalu, kinerja IHSG sempat terpuruk di titik terendah yakni sebesar 3.937,63. Namun, pada 27 November 2020 kemarin, IHSG sudah kembali menguat dan berada pada posisi 5.783,33 poin atau naik sebesar 46,87%.
Baca juga: Demi Guru Honorer, Kardinal hingga Uskup Ikuti Lari dan Gowes Caritas ChristmasCross Challenge 2020
“Oleh karenanya, kita semua patut bersyukur karena saat ini perekonomian kita sudah terlihat semakin membaik, meskipun belum secepat yang kita harapkan,” ujarnya.
Sebagai gambaran, kondisi IHSG per 27 November 2020 secara year to date masih terbilang cukup baik, jika dibandingkan dengan negara tetangga, Singapura, Filipina, dan Thailand.
Pada 27 November 2020, IHSG secara year to date tercatat (minus) -8,19%, sedangkan Singapura tercatat (minus) -11,17%, Filipina tercatat (minus) -13,10%, dan Thailand tercatat (minus) -9,06%.
Baca juga: Soal dan Jawaban TVRI Rabu 2 Desember 2020 Kelas 1-3 SD, Belajar Materi Mengenal Kuliner Nusantara
“Namun, kita masih kalah dengan Malaysia, dan bahkan Vietnam yang indeksnya secara year to date mencatatkan peningkatan sebesar 5,12%,” paparnya.
Dampak Covid-19 juga mempengaruhi kinerja Reksa Dana yang ditandai dengan penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB) pada kuartal 1, kuartal 2 dan kuartal 3 di bandingkan pada akhir tahun 2019.
Baca juga: Ungkap Mubes Pemilihan Ketua Umum DPP PFKPM Dipercepat, Ini Harapan Sekjen Hendi Sutarsa
“Kita patut kembali bersyukur karena per 26 November 2020, total NAB Reksa Dana naik sebesar 2,93% dari Rp542,2 triliun menjadi sebesar Rp558,11 triliun,” ujarnya.
Demikian halnya dengan jumlah Reksa Dana, dimana per 26 November 2020, jumlah Reksa Dana mengalami peningkatan sebesar 1,65% dibandingkan dengan jumlah Reksa Dana per 30 Desember 2019, yakni dari sebelumnya sebanyak 2.181 menjadi sebanyak 2.217.