Jelang Natal dan Tahun Baru, Harga Daging Ayam dan Telur Naik
Sementara harga telur ayam naik menjadi Rp2.000 per butir, dari sebelumnya hanya di kisaran Rp1.700-Rp1.800 per butir.
Penulis: Faiz Iqbal Maulid | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAYONG UTARA - Harga komoditas ayam pedaging dan telur ayam di Sukadana, Kabupaten Kayong Utara mengalami kenaikan, menjelang Natal dan Tahun Baru, Senin 30 November 2020.
Di salah satu pedagang di Jalan Bhayangkara misalnya, harga naik menjadi Rp 42 ribu per kilogram, dari sebelumnya hanya Rp 38 ribu per kilogram.
Di sejumlah tempat lain, harga ayam juga naik, meski dengan harga berbeda-beda.
Sementara harga telur ayam naik menjadi Rp2.000 per butir, dari sebelumnya hanya di kisaran Rp1.700-Rp1.800 per butir.
Menanggapi hal ini, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kayong Utara, Ludi Nurmala menyebut kenaikan harga tersebut fenomena yang biasa terjadi setiap tahun, terutama menjelang hari raya.
Baca juga: Dinas Kelautan dan Perikanan Kayong Utara Pertimbangkan Wisata Mina Bahari di Sukadana
Baik Natal, Tahun Baru, Imlek, hingga Idul Fitri dan Idul Adha.
Menurut Ludi, ada beberapa faktor penyebab fenomena ini.
Salah satunya ialah naiknya permintaan masyarakat.
Selain itu, jumlah permintaan terlampau tinggi dibanding kemampuan pasokan untuk dua komoditas tersebut, lantaran kurangnya pasokan bibit ayam pedaging yang dialami para peternak.
Sedangkan untuk telur ayam, sampai saat ini Kayong Utara masih bergantung dengan pasokan dari daerah lain.
"Sekarang produksinya mereka ndak maksimal, sehingga ada beberapa peternak ini boleh dibilang sulit untuk mendapat bibit ayamnya, sekarang harganya pun luar biasa mahal," kata Ludi di Sukadana.
Ludi mengaku belum berani menyebutkan faktor penyebab kenaikan harga karena terjadinya kelangkaan dua komoditas tersebut.
Ludi mengatakan belum menerima laporan dari masyarakat terkait hal ini.
Ditambah lagi, kata Ludi, dari survei yang mereka lakukan, dua komoditas ini masih tersedia di pasaran.
"Karena kalau kita bicara langka, artinya barang ini sulit di dapat. Tetapi sekarang kita masih survei ke pasar ini, barang ini masih ada, hanya harganya yang tinggi, yang naik ya," papar Ludi. (*)