Buat Inovasi Pembelajaran Saat Pandemi, Tiga Guru Terima Penghargaan Best Practice
Diketahui, lomba best practice ialah lomba yang diadakan bagi setiap guru, untuk menuliskan kreatifitas dan inovasinya saat melaksanaan pembelajaran s
Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBURAYA - Sebanyak tiga guru berprestasi menerima piagam penghargaan dari lomba Best Practice yang diadakan oleh Pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Kubu Raya.
Penyerahan piagam diserahkan langsung oleh Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan, bersama Wakil Bupati Kubu Raya Sujiwo, saat memperingati Hari Guru Nasional (HGN) dan Hari Ulang Tahun PGRI ke-75, di Aula Kantor Bupati Kubu Raya, pada Rabu 25 November 2020.
Diketahui, lomba best practice ialah lomba yang diadakan bagi setiap guru, untuk menuliskan kreatifitas dan inovasinya saat melaksanaan pembelajaran secara daring ataupun jarak jauh.
Lomba itupun bertujuan untuk menghimpun dan mempublikasikan best practice pembelajaran dalam kondisi pandemi Covid-19, sebagai bagian dari pengembangan keprofesian guru.
Satu diantara guru berprestasi yang menerima penghargaan itupun yakni, Maria Indriyana SP, selaku guru di SMP Negeri 1 Kabupaten Kubu Raya.
Baca juga: Jadi Google Doodle Hari Ini Sosok Tino Sidin Sang Guru Menggambar di Hari Guru 25 November 2020
Selama proses belajar mengajar dilakukan daring atau jarak jauh, dirinya mengatakan nilai keterampilan sering terabaikan.
Untuk itu, dirinya pun memikirkan untuk mengkolaborasikan antara ilmu pengetahuan dan kreatifitas.
"Best practice saya itu menceritakan tentang pembelajaran saya kepada murid tentang aplikasi pixel lab untuk belajar daring zat adiktif. Kebetulan saya guru IPA, jadi dikelas 8 saya mengambil zat adiktif.
"Peserta didik yang selama ini kalau selama masa pembelajaran daring itukan, nilai keterampilan sering terabaikan. Karena terlalu sulit untuk mengukurnya dan menilainya,"
"Jadi kebanyakan mengambilnya ilmu pengetahuan pake form, pake classrom. Nah kalau saya ingin mengkolaborasikan antara ilmu pengetahuan dan kreatifitas. Kemudian tercetuslah saya pake pixellab untuk mengambil nilai keterampilannya," ungkap Maria kepada Tribun.
Dengan aplikasi desain Pixellab itulah, Maria menugaskan murid-murid nya untuk membuat kretifitas, baik itu logo, spanduk, maupun slogan yang kaitannya dengan zat adiktif.
"Jadi saya ingin mengasah kreatifitas anak-anak itu, yang pastinya tidak lari dari ilmu khususnya zat adiktif,"
"Dari situ kita juga bisa melihat, apakah anak itu mempunyai kemampuan atau ketertarikan dibidang desain," katanya.
"Nilai lebihnya juga nanti anak-anak itu bisa menjual karya-karyanya, atau menjual jasa desainnya, baik untuk produk, usaha, atau lainnya kan," lanjutnya.
Dalam peringatan Hari Guru Nasional (HGN) dan Hari Ulang Tahun PGRI ke-75 ini juga dirinya berharap, pendidika. Di Indonesia dapat semakin maju.