Penanganan Covid

Dr Reisa Brotoasmoro Ungkap Biaya Pengobatan Covid Capai Rp 184 Juta

Dari hasil studi yang dilakukannya, biaya perawatan pasien Covid-19 menelan biaya hingga ratusan juta rupiah. Dan besaran biaya perawatan

Editor: Nina Soraya
Gugus Tugas Nasional
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional, Dokter Reisa Broto Asmoro. 

"Tetapi kalau kita kena, penghasilan kita satu hari Rp100 ribu, jika dirawat selama 15 hari, malah hilang Rp1,5 juta. Mending kita disiplin. Ini bagian yang mesti kita berpikir panjang," lanjutnya.

Baca juga: Resmikan SPN Baru di Singkawang, Sutarmidji: Siswa Bintara Patut Bangga 

Ia juga menyayangkan beberapa hari belakangan terjadi kegiatan yang mengundang kerumunan dilakukan tokoh masyarakat Habib Rizieq Shihab di Jakarta.

Kegiatan itu bisa menjadi mahal, jika ada 10 orang yang hadir terkena Covid-19. Jika dikalikan, rata-rata biaya perawatan Rp184 juta dikalikan 10 orang.

"Kan menghabiskan (biaya perawatan) Rp1,8 miliar, itu kalau 10 orang. Kan mendingan dipakai membangun masjid daripada dipakai untuk mengobati," ujarnya.

Bahkan kalau ada yang meninggal, jika ia kepala keluarga, siapa yang akan menanggung anak dan istrinya.

Baca juga: Resmikan SPN Baru di Singkawang, Sutarmidji: Siswa Bintara Patut Bangga 

Karenanya jika masyarakat ingin mendatangi kegiatan yang berpotensi kerumunan, sebaiknya dipikirkan lagi dan tidak mengikuti hawa nafsunya ingin berkumpul.

Masalah pencegahan, menurut Hasbullah juga sejalan dengan ajaran agama apapun.

Bagi yang beragama Islam, bisa belajar dari surat Al Kahfi. Pada sejarah Nabi Harun dan Nabi Musa yang rela merusak perahunya sehingga tidak diambil para perampok.

Baca juga: Paritrana Award 2020 Digelar, BP Jamsostek Imbau Pemda Dukung Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

"Lebih baik rusak sedikit, itu kan cost-nya. Kalau kita imunisasi, itu biaya imunisasi, korban dikit tetapi akhirnya selamat nanti. Jadi itu hitungan cost benefit yang sudah ada," jelasnya.

Terkait vaksin Covid-19 nantinya, ia meminta masyarakat bersabar. Bagi masyarakat yang tidak mampu, memang pantas, wajib dibantu. Tetapi bagi yang mampu lebih baik membeli secara mandiri. "Jangan semua orang minta dibayarin. Bagi yang mampu, janganlah, malu-maluin aja," katanya.

Baca juga: Kolaborasi Telkomsel dan Gojek Perkuat Ekonomi Digital Indonesia

Vaksinasi juga bertujuan agar masyarakat yang mendapatkan vaksin, tidak akan menularkan kepada orang lain. Karena dengan vaksinasi, masyarakat tidak akan tertular dan tidak menularkan kepada orang lain. Ketika vaksin sudah disediakan pemerintah ia meminta masyarakat mematuhi.

Vaksin memiliki efektivitas mencapai 90%, artinya dari 10 orang yang divaksinasi, 9 orang tidak terkena penyakit Covid-19. Satu orang yang mungkin terkena Covid-19, tidak sampai jadi penyakit. Bahkan ditambah penerapan 3M, maka masyarakat dapat terlindungi. "Kalau terus kita jaga bersama-sama, Insya Allah dari 1000 orang cuma 1 yang sakit," kata Hasbullah.

Catatan Redaksi: Bersama-kita lawan virus corona. Tribunpontianak.co.id mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Wajib memakai masker, wajib mencuci tangan dengan sabun, dan wajib menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul https://www.tribunnews.com/corona/2020/11/17/presiden-jokowisaya-siap-kalau-diputuskan-pertama-disuntik-vaksin-corona

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved