UPDATE Pilpres AS Rusuh "Kami Tidak Mau Biden Kami Ingin Balas Dendam"

Tidak lama setelahnya, terjadi penembakan Walter Wallace Jr yang berusia 27 tahun yang ditembak mati oleh dua petugas polisi di Philadelphia.

Editor: Marlen Sitinjak
AP PHOTO/MARCIO JOSE SANCHEZ
Polisi Oregon menahan seorang demonstran di Portland, negara bagian Oregon, pada Rabu 4 November 2020 di tengah berlangsungnya pilpres Amerika Serikat. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PORTLAND - Polisi negara bagian Oregon bersama Garda Nasional dengan truk kamuflasenya bentrok dengan massa di sekitar Portland.

Setidaknya 10 orang ditangkap dalam kerusuhan saat pemilihan presiden Amerika Serikat ( pilpres AS) ini.

Portland sebelumnya telah ditempatkan dalam siaga tinggi oleh Gubernur Kate Brown, menyusul maraknya demo di sana sejak musim panas.

Kemudian di kerusuhan terbaru ini, sekelompok pengunjuk rasa memecahkan kaca jendela toko-toko, lalu seorang pria yang diyakini melempar bom Molotov telah ditahan.

Kantor Sheriff Multnomah County melaporkan, kerusuhan meluas dan polisi dilempari botol kaca saat mendekat ke arah demonstran.

Jurnalis AFP di lokasi kejadian menyaksikan dua penangkapan di sudut jalan, dan salah satu yang ditangkap bernama Michael Ream dengan wajah berlumuran darah.

"Ini sama seperti biasanya, perlakuan kasar dari polisi dan warisan mengerikan yang mereka bawa setiap hari," ucap mahasiswa S3 itu kepada AFP saat polisi memborgolnya.

Baca juga: HASIL UPDATE US Election Pilpres Amerika 2020 - Kunci Nevada, Biden Akhiri Perlawanan Donald Trump

Kemudian, saat ditanya apakah dia turun ke jalan karena pilpres Amerika, dia menjawab,

"Lebih kurang begitu. Saya sudah tidak lama ikut demo."

Portland menjadi tempat bentrokan beberapa bulan terakhir, antara polisi dan massa yang marah atas pembunuhan orang-orang Afro-Amerika oleh aparat keamanan.

Massa sebelumnya berunjuk rasa secara damai di taman pusat kota, dihadiri oleh koalisi kelompok sayap kiri anti-kapitalis yang berorasi disertai musik.

Pemimpin demo Evan Burchfield berkata ke AFP, kota itu memanfaatkan polisi sebagai alat penindas politik selama bertahun-tahun, dan tidak akan ada yang berubah meski Joe Biden menang pilpres Amerika.

Massa yang berkumpul di tepi sungai Portland bersumpah untuk mengawal hasil pilpres AS, dengan membentangkan spanduk bertuliskan

"Hitung Setiap Suara" dan "Pemilihan Selesai. Pertarungan Berlanjut".

Di sisi lain, sejumlah demonstran membawa senjata api termasuk senapan, serta spanduk anti-rasialisme dan anti-imperialisme yang bergambar senapan dan bertuliskan

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved