Breaking News

Putra Mahkota Abu Dhabi ke Macron: Nabi Muhammad Tak Ada Hubungan dengan Kekerasan

Sebagai perwakilan dari negara dengan mayoritas pemeluk Islam, Sheikh Mohamed menjelaskan pentingnya toleransi dan kerja sama di komunitas dunia.

Editor: Nasaruddin
AFP/ROSLAN RAHMAN
Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Putra Mahkota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan mengutuk aksi terorisme di Prancis, yang terjadi beberapa waktu terakhir.

Dalam sambungan telepon dengan Macron, Sheikh Mohamed menyampaikan belasungkawa terhadap korban jiwa dalam penyerangan itu dan berharap korban-korban luka segera diberikan kesembuhan.

"Aksi kekerasan yang kejam ini tidak sesuai dengan ajaran dan prinsip-prinsip yang diajarkan semua agama, yang selalu menjunjung tinggi perdamaian, toleransi, cinta kasih, dan kemanusiaan," tegas Sheikh Mohammed, dikutip dari situs kantor berita UEA WAM, Minggu 1 November 2020.

Selain itu, Sheikh Mohamed menekankan penolakan terhadap ujaran kebencian.

Baca juga: Cara Unggah Foto KTP saat Daftar Kartu Prakerja Gelombang 11, Solusi Agar Tak Gagal Upload

"(Ujaran kebencian) menimbulkan dampak negatif dan berbahaya dalam relasi antarumat manusia di berbagai negara dan kepercayaan, dan hanya memberikan keuntungan pada mereka yang ekstremis," jelas sang putra mahkota.

Sheikh Mohamed turut angkat bicara tentang insiden kekerasan berbasis agama yang terjadi di Prancis.

"Nabi Muhammad merepresentasikan kesucian bagi seluruh umat Muslim, dan tidak ada kondisi apapun yang dapat membuat Nabi Muhammad dihubungkan dengan kekerasan atau politisasi," tegas Deputi Komandan Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA ini.

Sebagai perwakilan dari negara dengan mayoritas pemeluk Islam, Sheikh Mohamed menjelaskan pentingnya toleransi dan kerja sama di komunitas dunia.

Selain itu, Sheikh Mohamed juga menyampaikan persahabatan yang erat tetap terjalin di antara kedua belah negara.

Diketahui sebelumnya terjadi pemenggalan seorang guru sejarah di Prancis, Samuel Paty.

Pemenggalan itu terjadi tidak lama setelah ia menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelas yang membahas materi kebebasan berpendapat.

Selain itu, ada pula penyerangan di sebuah gereja di Nice, Prancisyang menimbulkan tiga korban jiwa.

Macron juga sempat menyampaikan pernyataan kontroversial untuk menanggapi dua insiden yang diduga terkait isu sensitif rasisme dan agama tersebut.

Baca juga: Begini Reaksi Danone Indonesia Terkait Seruan Boikot Produk Perancis Efek Pernyataan Emmanuel Macron

Presiden Prancis Sebut Ucapannya Diputarbalikkan: Kebohongan

Presiden Prancis Emmanuel Macron menanggapi kecaman tokoh umat Islam dunia dan para petinggi negara dengan mayoritas agama Islam.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved