Citizen Reporter

Gubernur Sutarmidji Resmikan Rumah Retret St Johanes Paulus II Anjongan, Uskup: untuk Banyak Orang

Peresmian Rumah Retret St. Johanes Paulus II Anjongan diresmikan langsung oleh Gubernur Kalimantan Barat, Sabtu 24 Oktober 2020.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
PERESMIAN - Peresmian Rumah Retret St. Johanes Paulus II Anjongan diresmikan langsung oleh Gubernur Kalimantan Barat, Sabtu 24 Oktober 2020. Dalam acara peresmian tersebut dihadiri langsung oleh Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus, anggota DPRD Kalimantan Barat, Kapolda Kalbar, Bupati, segenap jajaran pemerintah, biarawan-biarawati, beserta tamu undangan. 

“Kita sebagai manusia hidup tidak bisa lepas dari alam itu sendiri. Dengan memakai simbolik seperti itu, saya ingin menyampaikan bahwa kita tidak hanya menggarap alam, menggunakan alam tetapi memelihara alam. Oleh karena konsep pembangunan ini adalah ramah lingkungan,” ungkapnya.

Mgr Agustinus Agus juga menambahkan bahwa komplek rumah retret ini terdiri dari 38 kamar yang tersebar dalam 3 unit.

Ketiga unit tersebut diberi nama buah-buahan dan pohon yang ada di Kalimantan Barat sebagai bentuk simbolik untuk memelihara alam yang ada di sekitar kita.

Ada unit yang dinamakan unit tengkawang, dibelakang unit tersebut ditanam pohon tengkawang.

Kemudian, ada unit rambai yang disekitarnya ditanam pohon rambai. Begitu juga dengan unit belian dan limau.

Selain itu, bangunan rumah retret ini menggambarkan sejarah perjalanan Gereja Katolik di Kalimantan Barat. Hal ini ditandai dengan bangunan aula yang mengikuti bentuk Gereja Katedral St. Yosep Pontianak tahun 1920.

Kemudian, uskup yang piawai dalam berpantun ini juga mengungkapkan bahwa Patung Yesus yang ada di Gereja Katedral lama tersebut disimpan dalam aula tersebut karena memiliki nilai sejarah yang tinggi.

Hal menarik lainnya, ada bangunan rumah retret yang menyerupai model rumah adat dari beberapa suku di Kalimantan Barat. Sebut saja Rumah Adat Suku Dayak Taman dan Rumah Adat Suku Tionghoa.

Kedua rumah adat ini berdiri kokoh berhadapan dengan panorama alam di Anjongan yang didominasi oleh hamparan sawah dan hutan yang lebat.

Selain itu, berdiri kokoh lumbung padi khas orang dayak di Sanggau. Lumbung padi yang dibangun secara keseluruhan menggunakan kayu ini menyajikan suasana hening yang dapat digunakan untuk berdoa.

Mgr Agustinus Agus menjelaskan bahwa lumbung berkat merupakan adopsi dari tempat penyimpanan padi, yang sekrang dimaknai sebagai sumber kehidupan manusia.

“Lumbung Berkat ini merupakan tempat orang datang untuk merenung, berdoa secara pribadi, memohon kekuatan rahmat dari Tuhan,” jelasnya.

“Saya ingin sampaikan bahwa kita generasi muda ini tidak boleh melupakan sejarah. Jadi adanya rumah adat ini kita mengenang dan menghormati masa lalu,” kata Mgr Agustinus Agus yang juga mengungkapkan keinginan awalnya untuk membangun rumah adat dari 5 etnis terbesar di Kalimantan Barat, namun terkendala lokasi pembangunan yang tidak cukup.

Kemudian, Uskup Agung Pontianak ini menegaskan bahwa rumah retret tersebut dibangun bukan hanya untuk umat katolik, melainkan terbuka untuk seluruh umat.

“Saya mau rumah retret ini bukan hanya tempat pembinaan mental spiritual melainkan tempat yang dapat dikunjungi oleh seluruh umat. Karena sejak Gereja Katolik hadir di Kalimantan Barat, Gereja Katolik terbuka untuk semua pihak,” ucap Mgr Agustinus Agus.

Selanjutnya, Mgr Agustinus Agus mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dan mendukung kelancaran pembangunan Rumah Retret Johanes Paulus II Anjongan tersebut seraya mengungkapkan harapannya untuk menata Gua Maria Anjungan menjadi pusat ziarah bagi seluruh umat di Kalimantan Barat.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved