Anak-anak Desa Tempapan Kuala Sambas Dilatih untuk Memainkan Alat Musik Tanjidor
Salah satunya biaya dia, pada saat acara pernikahan, alat musik ini menjadi salah satu hal yang wajib ada untuk dimainkan pada saat pernikahan.
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Zulkifli
Laporan Wartawan Tribun Pontianak M Wawan Gunawan
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Warga Dusun Parit Baru, Desa Tempapan Kuala, Kecamatan Galing, Heru mengajak pemuda Sambas melestarikan alat musik tradisional khas Sambas, Tanjidor.
Kata dia, sejak puluhan tahun lalu. Tanjidor sudah menjadi sebuah permainan musik turun temurun yang selalu di kembangkan oleh anak-anak yang ada di Dusun Parit Baru, Desa Tempapan Kuala, Kecamatan Galing, Kabupaten Sambas.
Saat ini kata dia, untuk melestarikan budaya tersebut.
Anak-anak di Desanya dilatih oleh pemain musik senior untuk memainkan tanjidor.
Hal ini guna memberikan pengetahuan kepada anak-anak muda, akan alat musik tanjidor.
Dan guna melestarikan alat musik tersebut, agar tidak hilang ditelan zaman.
"Di desa kami, anak-anak juga di bimbing oleh pemain musik senior yang selalu mengajari anak-anak di desa kami untuk memainkan musik tanjidor," katanya, Minggu 25 Oktober 2020.
Baca juga: Berikut Agenda Festival Kabupaten Lestari di Sintang
Diungkapkan oleh Heru, alat musik Tanjidor ini selalu digunakan oleh masyarakat untuk memeriahkan beberapa kegiatan di kampung halamannya.
Salah satunya biaya dia, pada saat acara pernikahan, alat musik ini menjadi salah satu hal yang wajib ada untuk dimainkan pada saat pernikahan.
"Permainan musik tanjidor tersebut, juga selalu tampil ketika acara perkawinan dan bahkan musik tanjidor tersebut mengiringi tamu yang datang di setiap Desa," ungkapnya.
Karenanya ia mengajak untuk melestarikan budaya tersebut.
Karena tanjidor adalah alat musik khas Sambas, yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu.
Namun demikian kata dia, seiring dengan perkembangan zaman, alat musik tanjidor yang mereka mainkan sudah termakan oleh usia.
Sudah mulai rusak dan tidak bisa lagi maksimal untuk dimainkan.
"Tentu kami juga berharap seni musik tanjidor ini bisa menjadi perhatian bersama untuk bisa di dukung keberadaannya dengan di suport alat," jelasnya.
Bahkan kata Heru, beberapa alat musik yang ada, sudah beberapa kali diperbaiki dengan di tambal dan lain sebagainya.
"Karena alat musik yang ada sudah banyak yang bocor dan itu pun sudah berapa kali di tambal," tutup Heru, yang juga ketua Asrama Sultan Muhammad Syafi'udin Sambas.