Tak Ada Lagi Zona Hijau di Kalbar, Sutarmidji Setop Tatap Muka Siswa SMA dan SMK
Alhamdulillah, hari ini sedikit melegakan, yang sembuh corona virus 66 orang dan kasus baru 14 orang. Sebagian besar di rawat di RS
Penulis: Anggita Putri | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat H Sutarmidji menghentikan pembelajaran tatap muka di seluruh SMA dan SMK di Kalbar. Sutarmidji tak ingin muncul klaster baru Covid-19 di lingkungan sekolah.
Langkah ini diambil Gubernur Kalbar lantaran terjadi lonjakan kasus konfirmasi Covid-19 pada Oktober 2020. Sebagai langkah antisipasi, pembelajaran tatap muka di sekolah tingkat SMA/SMK dihentikan sementara.
“Sekarang sudah banyak klaster dari perkantoran. Jadi untuk sekolah harus dijaga, maka saya hentikan dulu aktivitas di sekolah termasuk di zona kuning dan hijau,” tegas Midji, panggilan akrab Sutarmidji, Selasa 13 Oktober 2020.
Pada Selasa (13/10), gubernur mengumumkan tingginya jumlah kesembuhan pasien Covid-19 di Kalbar.
“Alhamdulillah, hari ini sedikit melegakan, yang sembuh corona virus 66 orang dan kasus baru 14 orang. Sebagian besar di rawat di RS,” ujar Sutarmidji.
Gubernur mengimbau masyarakat yang memiliki gejala seperti demam, flu berat, sesak nafas dan lainnya segera memeriksakan diri ke dokter dan Puskesmas terdekat.
“Jangan ditunda, segera ke dokter atau Puskesmas. Kalau disuruh swab ikut aja, gratis dan saya pastikan tak sakit. Saya sebulan dua kali swab,” lanjutnya.
Baca juga: Henry Alpius: 64 Sampel Swab Sekadau Dinyatakan Negatif Covid-19
Midji juga mengajak masyarakat rutin berjemur di bawah sinar matahari untuk mendapatkan vitamin D. Sutarmidji juga mengingatkan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan saat beraktivitas di luar rumah.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar, Sugeng, mengatakan sesuai arahan Gubernur Kalbar, Diskdik Kalbar sudah memberi informasi tertulis melalui group WhatsApp. Bahkan pada Selasa (13/10) secara resmi surat edaran sudah dikeluarkan.
Ia mengatakan, karena kasus konfirmasi Covid-19 di Kalbar cenderung meningkat, maka SMA dan SMK di Kalbar kembali melakukan pembelajaran di rumah secara daring (dalam jaringan, red) supaya tidak terjadi klaster baru di sekolah. Pembelajaran tatap muka di sekolah dihentikan sementara meski daerah masul zona kuning maupun zona hijau.
“Jadi itu arahan Gubernur Kalbar selaku Ketua Satgas Covid-19 di daerah untuk mencegah penularan dan meminta kepada Disdik Kalbar untuk menutup sekolah sementara,” ujar Sugeng.
Ia mengatakan, apabila kondisi penyebaran Covid-19 sudah landai dan penularan tidak banyak barulah aktivitas di sekolah dimulai kembali.
“Jadi untuk pembelajaran tatap muka dihentikan karena pada Oktober penambahan kasus konfirmasi Covid-19 cukup banyak. Jadi SMA dan SMK yang sudah melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah, ditutup kembali,” jelasnya.
Ia mengatakan melalui surat resmi Diskdik Kalbar sudah dikirim ke kabupaten/kota untuk menutup dulu sekolah di Kalbar demi keselamatan dan kesehatan yang memang menjadi yang paling utama.
“Kalau sudah landai dan kasus menurun nanti baru mulai tatap muka lagi. Sekolah yang ada di zona kuning dan hijau di kota/kabupaten sampai kecamatan semua ditutup karena tren meningkat,” jelasnya.
Kadisdik menegaskan, penutupan sekolah bukan berarti siswa diliburkan. Belajar dilanjutkan secara daring dari rumah. Hanya belajar tatap muka di sekolah yang dihentikan sementara.
Ia juga mendorong kabupaten/kota melakukan swab terhadap guru untuk memenuhi kuota pengiriman sampel ke provinsi yang mencapai 200 sampel swab setiap pekan.
“Mulai Senin kemarin sudah tidak ada aktivitas belajar di sekolah. Secara resmi hari ini surat baru diluncurkan, tapi di lapangan sudah dilaksanakan sampai SMA dan SMK tingkat kecamatan di rumahkan,” tegasnya.
Untuk SD dan SMP, jelas Kadisdik, menjadi keputusan kabupaten/kota. Menurutnya, jika SMA/SMA ditutup, sudah selayaknya SD dan SMP juga belajar dari rumah. Ia mengimbau agar guru, peserta didik, serta orangtua untuk bersabar.
“Diharapkan putra-putri diawasi dan diberikan motivasi supaya tetap belajar di rumah secara Daring dan selalu menjadi contoh penegak disiplin Covid-19,” harapnya.
Kadisdik mengimbau, protokol kesehatan berupa menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak serta meningkatkan imun tubuh dengan berjemur dan mengkonsumsi makanan bergizi harus terus dilakukan.
“Kita harus bersabar dan berdoa mudah- mudakan pandemi Covid-19 cepat berlalu dari Kalbar dan dunia karena kita sudah cukup lama merindukan aktivitas yang normal,” pungkasnya.
66 Orang Sembuh
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar dr Harisson MKes mengumumkan 10 daerah di Kalbar berada pada kategori zona oranye penyebaran virus Covid-19. Ia menjelaskan, berdasarkan data update zona peta wilayah penyebaran Covid-19, saat ini tidak ada lagi zona hijau di Kalbar.
Sebelumnya ada beberapa wilayah yang masuk pada zona hijau yakni Kayong Utara, Sanggau, Sekadau. Namun ketiga daerah tersebut hari ini berada pada zona kuning dan oranye.
“Saat ini daerah yang berada pada zona kuning adalah Sanggau (Kuning) di angka penyebaran kasus 2.74, Kapuas Hulu (Kuning) 2.65, Ketapang (Kuning) 2.62, Sambas (kuning) 2.41,” jelas Harisson.
Sedangkan daerah lainnya berada pada zona oranye yakni Kota Singkawang dengan sebaran virus (2.38), Sekadau (2.33), Melawi (2.25), Kota Singkawang (2.24), Sintang (2.22), Kubu Raya ( 2.17), Landak (2.11 ), Mempawah ( 2.07), Kota Pontianak (2.05) dan Kayong Utara (2.00).
Harisson menambahkan, tidak ada lagi daerah zona hijau di Kalbar. Sebab ketiga daerah sebelumnya seperti Sanggau sudah berada pada zona kuning, Sekadau oranye, dan Kayong Utara oranye. Harisson juga mengumumkan sebanyak 66 kasus konfirmasi di Kalbar dinyatakan sembuh pada Selasa 13 Oktober 2020.
Ia mengatakan berdasarkan data pelaporan Selasa 13 Oktober 2020 kasus konfirmasi sembuh sebanyak 66 orang tersebar di Kota Pontianak 30 orang, Kota Singkawang 5 orang, Kubu Raya 5 orang, Mempawah 6 orang, Landak 5 orang, Sambas 7 orang, Sintang 3 orang, Bengkayang 3 orang, Kayong Utara 2 orang.
“Selain itu ada tambahan kasus Konfirmasi Baru sebanyak 14 orang yang sedang dirawat di Rumah sakit di Kalbar yakni di Sintang 11 orang, Ketapang 2 orang, Kubu Raya 1 orang,” ujar Harisson.