Sutarmidji Bantu Alat PCR dan Laboratorium
Kepada daerah-daerah itu, Sutarmidji memberikan pilihan apakah hendak membangun laboratorium atau menyediakan mesin PCR.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalbar Sutarmidji menyiapkan alat Polymerase Chain Reaction (PCR) atau fasilitas laboratorium untuk pemerintah kabupaten/kota di Kalbar.
Namun kabupaten/kota hanya bisa memilih satu di antaranya, alat PCR atau bangunan laboratorium.
Jika memilih alat PCR dari pemprov, kabupaten/kota harus membangun sendiri laboratorium.
Sementara jika memilih bangunan laboratorium, kabupaten/kota harus membeli sendiri alat PCR.
Bantuan alat PCR dan fasilitas laboratorium disiapkan Pemprov Kalbar guna mengantisipasi lonjakan kasus konfirmasi Covid-19.
• Gubernur Sutarmidji Ingatkan Pj Bupati Bengkayang Tak Ketemu Pasangan Calon
Sutarmidji menjelaskan, tingginya kasus positif Covid-19 yang mencapai 1.011 kasus per 2 Oktober 2020, tak terlepas dari meningkatkan kemampuan uji swab laboratorium yang ada.
Selain itu, tak terlepas pula dari gencarnya Pemprov Kalbar serta kabupaten/kota dalam menjaring masyarakat yang berpotensi terjangkit virus corona.
Menurut Sutarmidji, kemampuan lab di Kalbar awalnya hanya bisa memeriksa 200-300 sampel swap per harinya. Sekarang sudah mampu 800-900 sampel swab.
• Tetap Bugar saat Work From Home di Tengah Pandemi Covid-19
"Inipun masih kewalahan sebab daerah mulai disiplin mengirim sampel swab dan alhamdulillah masih bisa ditangani," kata Midji kepada Tribun, Jumat 2 Oktober 2020.
Dalam menanggulangi virus corona di Kalbar, Sutarmidji kembali menambah tiga mesin PCR serta membangun beberapa laboratorium di daerah-daerah.
Kepada daerah-daerah itu, Sutarmidji memberikan pilihan apakah hendak membangun laboratorium atau menyediakan mesin PCR.
Jika daerah membangun laboratorium, maka Pemprov Kalbar membantu mesin PCR. Namun jika daerah menyiapkan mesin PCR maka Pemprov Kalbar membantu pembangunan laboratorium.
"Kita memesan tiga mesin PCR. Satu untuk Labkes Kalbar, satu untuk Kota Pontianak agar bisa swab massal, satu lagi untuk membantu Lab Untan," tambahnya.
Untuk Pemkot Singkawang, jika menyiapkan laboratorium, maka Pemprov akan membelikan alat PCR. Demikian pula untuk Rumah Sakit Angkatan Udara RS Soetomo.
"Semoga dengan penambahan fasilitas ini dapat mempercepat penanganan masalah Covid-19 dan Kalbar bisa swab massal," ujarnya.
Midji menjelaskan sangat perlu diketahui dengan cepat siapa yang terpapar agar segera diobati dan tidak menyebarkan Covid-19. Saat ini, yang dijaga adalah jangan sampai virus ini menyerang orang yang mempunyai penyakit bawaan sebab sangat berbahaya.
• Gubernur Sutarmidji Ingatkan Pj Bupati Bengkayang Tak Ketemu Pasangan Calon
"Saya sarankan kalau sudah demam, batuk, pilek, datang ke laboratorium kesehatan provinsi di dekat RS Sudarso minta swab agar bisa diketahui apakah Covid atau bukan," ucap Sutarmidji.
Semakin cepat diketahui maka kandungan virus semakin dapat ditekan agat tidak semakin banyak di tubuh.
"Saya pengalaman ada 25 orang mulai dari ajudan, staf, sopir serta pengamanan positif dan hari tujuh hari negatif tapi isolasi tetap 10 hari. Itu karena kandungan virus mereka sedikit," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kubu Raya Marijan menyambut baik adanya bantuan alat PCR atau laboratorium dari Pemprov Kalbar.
Di luar itu, saat ini Pemkab Kubu Raya sedang tahap pengadaan mobil uji PCR untuk pemeriksaan sampel swab.
Marijan belum memastikan apakah Kubu Raya akan memanfaatkan bantuan dari pemprov atau tidak.
Namun jika nanti Kubu Raya juga punya laboratorium PCR, keduanya akan difungsikan bersamaan. "Alhamdulillah kalau ada kita gunakan dua-duanya," ujar Marijan.
Marijan mengungkapkan kalau mobil uji PCR yang dibeli Pemkab Kubu Raya senilai Rp 3,5 miliar.
Mobil itu sudah dipesan dan akan tiba di Kubu Raya pada bulan ini. "Ya mobil tersebut akan tiba bulan ini, yang kita beli satu unit senilai Rp 3,5 miliar. Mobil tersebut saat ini masih dipersiapkan," ungkapnya.
Ia menjelaskan, mobil PCR ini tidak hanya bisa untuk menguji sampel swab Covid-19, melainkan juga sebagai pendeteksi diagnosis virus penyakit menular lainnya.
Ketua Harian Tim Gugus Tugas Covid-19 Kapuas Hulu Mohd Zaini menyatakan akan membahas terlebih dahulu soal peluang bantuan alat PCR atau laboratorium seperti yang disampaikan Gubernur Sutarmidji.
"Karena kita belum memiliki bangunan laboratorium sesuai standar, kemudian kita juga belum memiliki tenaga medis sesuai qualifikasi teknis tersebut, sehingga harus dilakukan pelatihan dulu," ujarnya kepada Tribun, Sabtu 3 Oktober.
Zaini menjelaskan, hingga saat ini wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, masih mengirim sampel swab ke Pontianak, karena belum laboratorium dan PCR.
"Memang itu harus dipersiapkan yang matang, perlu ada tenaga khusus medis," ungkapnya.
Sementara Plt Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sekadau Henry Alpius menuturkan hingga saat ini pihaknya masih menunggu kepastian terkait adanya bantuan tersebut.
Sebab, pihak Pemkab Sekadau belum menerima pemberitahuan resmi mengenai hal itu.
"Kita terima kasih kalau memang ada bantuan, tapi sampai saat ini belum ada surat resminya," kata Henry.
Direktur RSUD dr Abdul Aziz Kota Singkawang dr Ruchanihadi menerangkan pihaknya akan lebih memilih bantuan berupa alat PCR. Pasalnya saat ini RSUD Abdul Aziz telah memiliki ruang laboratorium sendiri.
"Kalau boleh memilih, kami pilih alat PCR saja, kami sudah punya labnya," jelasnya.
Kendati demikian, ia menerangkan akan menerima apapun bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Kalbar, khususnya dalam penanganan pandemi Covid-19.
RSUD dr Abdul Aziz saat ini sudah memiliki Lab Mikrobiologi yang bisa memeriksa sampel swab. Namun keberadaan lab tersebut belum mampu menangani pemeriksaan sampel swab dari masyarakat Kota Singkawang.
Maka menurut Ruchanihadi, pihaknya masih memerlukan alat PCR untuk mendukung pemeriksaan sampel swab yang jumlahnya ratusan.
"Masih perlu alat PCR, karena alat TCM ada keterbatasan jumlah pemeriksaan, yang cuma empat pemeriksaan dalam sekali pemeriksaan, ndak akan cukup untuk pemeriksaan yang banyak," jelasnya.
Ia menjelaskan, pemeriksaan sampel swab dengan TCM pada Lab Mikrobiologi juga membutuhkan alat lain yaitu catridge bantuan dari Kementerian Kesehatan.
Ruchanihadi menerangkan catridge tersebut diberikan sebanyak 60 buah untuk setiap kali pengajuan, sedangkan satu catridge hanya terpakai untuk pemeriksaan satu sampel swab.