Gubernur Sutarmidji Tinjau Simulasi Belajar Tatap Muka di SMAN 1 Pontianak
Berdasarkan hasil peninjauan yang dilakukannya mengatakan seperti jarak duduk siswa harus diatur dan harus di pastikan berapa jarak antar siswa .
Penulis: Anggita Putri | Editor: Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, H Sutarmidji meninjau langsung proses simulasi belajar di sekolah hari ke empat pembelajaran tatap muka di SMA Negeri 1 Pontianak, Kamis (3/9/2020).
Berdasarkan hasil peninjauan yang dilakukannya mengatakan seperti jarak duduk siswa harus diatur dan harus di pastikan berapa jarak antar siswa .
Namun dikatakannya untuk kesiapan di SMA Negeri 1 Pontianak sudah bagus.
Ia juga memuji inovasi sekolah yakni menggunakan live Instagram supaya siswa yang dirumah juga bisa ikut belajar.
“Jadi anak-anak yang tidak ikut sekolah bisa ikuti belajar di rumah.
Tapi yang paling penting pihak sekolah harus menginformasikan ke orangtua siapa dan berapa jumlah siswa yang masuk harus di cek,” jelasnya.
• Gubernur Sutarmidji Rapat Virtual Bersama Kemendikbud dan Kemendagri, Ini yang Dibahas
Kemudian pada saat jam pulang disampaikan lagi kepada orang tua bahwa siswa sudah pulang .
“Supaya siswa tidak kelayapan kemana-mana.
Satpol PP mau saya aktifkan di luar setelah jam siswa pulang ,” jelasnya.
Ia menambahkan setelah dilakukan evaluasi dua minggu kedepan bagaimana nantinya kalau jam belajar tatap muka ditambah waktunya .
“Lalu kita evaluasi lagi terkait rapid test dan swab terhadap siswa dan guru setelah itu baru kelas XI masuk kembali,” jelasnya.
Ia berharap Mata pelajaran yang diajarkan hanya pelajaran untuk persiapan para siswa masuk Perguruan Tinggi kalau memang tidak diadakannya UN.
“Kalau ada UN maka pelajaran itu yang di ajarkan.
Sisanya dilakukan daring saja,” ucapnya.
Saat ini Kota Pontianak berdasarkan rilis BLC Pusat berada pada zona oranye .
Gubernur Sutarmidji mengatakan Kota Pontianak kalau ditambah kesembuhan hari ini dan tambahan satu kasus mungkin bisa masuk zona kuning lagi .
• BREAKING NEWS - Gubernur Sutarmidji Umumkan 21 Kasus Sembuh dan 6 Konfirmasi Positif Covid-19
“Evaluasinya dilakukan oleh Gugus Tugas Nasional dengan berbagai variabel setiap hari Selasa .
Itu bukan dilakukan oleh Provinsi tapi nasional yang menetapkan ,” jelasnya.
Ia mengatakan untuk SMA/SMK menjadi tanggung jawabnya sebagai Gubernur, sedangkan SD ,SMP kewenangan pada bupati Wali Kota .
“Tapi semuanya harus diawasi betul- betul dan dijaga jangan sampai pendidikan menjadi kluster terbaru.
Kalau ada satu saja yang reakitf maka sekolah akan dihentikan sementara. Jadi guru dan siswa harus sama-sama disiplin,” tegasnya.
Lanjutny mengatakan bahwa kemungkinan setelah dua minggu di evaluasi Diskes Kalbar akan kembali melakukan rapid test siswa dan swab test terhadap guru.
“Mungkin setelah dua minggu kita akan rapid test siswa dan semua guru di swab ,” ucapnya.
Ia mengatakan saat ini Pemprov Kalbar sedang mempersiapkan bantuan masker warna warni untuk para siswa . Dirinya jug sudah meminta para pengrajin untuk membuat masker .
“Saat ini baru Pengrajin dari Punggur Kakap yang membuat sebanyak 10 ribu masker yakni warna biru dan hitam.
Saya masih pesan untuk warna lain supaya kalau sekolah 5 hari dia punya masker 5 warna. Jadi setiap hari ganti- ganti,” tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa Pemda setempat juga haru menyiapkan.
Kalau anak SMA/SMK disiapkan oleh Pemprov .
“Tolong bupati dan walikota menyiapkan untuk SD,SMP.
Lalu untuk PAUD belum dibuka. Walaupun setelah keluar SKD nya ," ujarnya.
Ia berfikir sampai akhir tahun baru boleh PAUD masuk kembali seperti biasa namun harus ikuti protokol kesehatan.
"Dari pada kita susah kasian anak-anak karena PAUD ini usianya belum 5 tahun dan imunitasnya belum stabil ,tapi kalau anak diatas usia 5 tahun itu sudah bagus," pungkasnya.