PUASA ASYURA - 8 Takhayul dan Kesalahpahaman Tentang Hari Ashura! Jauhkan Diri Anda dari Kebohongan
Namun, ada beberapa kesalahpahaman tentang hari Asyura yang berhasil masuk ke dalam pikiran sebagian Muslim.
Penulis: Marlen Sitinjak | Editor: Marlen Sitinjak
Tidak ada yang dilaporkan dalam Hadits Sahih apapun dari Nabi (SAW) atau dari Sahabatnya (RA) tentang insiden yang disebutkan di atas.
Bahkan tidak satupun dari keempat Imam yang mendorong atau merekomendasikan hal-hal seperti itu. Tidak ada satupun cendekiawan Islam yang dapat diandalkan yang meriwayatkan hal seperti ini.
Jadi semua ini hanyalah mitos dan tidak ada hubungannya dengan Islam atau Syariah. Jadi semua hal ini harus dihindari dan tidak boleh diikuti oleh Muslim mana pun.
Selain itu, menurut Sahih Muslim: 1163 (a) dan Tirmidzi: 438 , Muharram adalah bulan Allah. Lalu bagaimana bulan Allah sendiri bisa menjadi jahat dan sial bagi hamba-hamba-Nya.
Jadi jauhkan diri Anda dari kebohongan ini dan cobalah untuk menjaga diri Anda di jalan yang benar, di jalan Nabi tercinta (SAW) dan para sahabatnya (RA).
Kesimpulan
Seperti yang disebutkan di atas, puasa pada hari Asyura adalah sunnah dari Nabi tercinta kita (SAW) dan orang juga tidak boleh lupa bahwa Muharram adalah bulan Allah.
Dengan menjalankan puasa di hari Asyura dan melakukan amal shalih, kita akan menghidupkan kembali salah satu sunnah Nabi kita (SAW) dan siapa yang menghidupkan Sunnah Nabi (SAW), dia akan bersama Nabi tercinta (SAW) di surga menurut Hadits berikut, diriwayatkan oleh Anas bin Malik (RA) bahwa Rasulullah (SAW) bersabda:
“Siapapun yang menghidupkan sunnah saya maka dia telah mencintai saya. Dan siapapun yang mencintaiku, dia akan bersamaku di surga. '" (Tirmidzi: 2678)
Juga perkuat hubungan Anda dengan Allah melalui Dzikir dan Doa rutin dan membantu sesama Muslim. Dan Allah memberi pahala setiap perbuatan baik.
Niat Puasa Asyura dan Puasa Tasua
Berikut ini lafaz niat Puasa Tasua:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatit Tasû‘â lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Tasu‘a esok hari karena Allah SWT.”
Sedangkan niat Puasa Asyura sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.” (*)