Bupati Jarot Sebut Tahun Ini 24 Desa Akan Mendapatkan Listrik
Masyarakat masih mengandalkan penerangan listrik dari mesin dompeng deasel solar dan harus mengeluarkan biaya kurang lebih 3 jutaan perbulannya.
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Pemerintah Kabupaten Sintang terus berupaya mewujudkan sintang terang.
Berbagai upaya dilakukan agar program listrik masuk desa bisa tercapai.
Apalagi masih ada 40 persen desa di Kabupaten Sintang belum memperoleh penerangan yang layak.
"Sebanyak 21 desa tahun 2019 (listrik masuk desa) dan 24 desa tahun 2020 akan mendapakan listrik," kata Bupati Sintang, Jarot Winarno.
Menurut Jaror, 40 persen desa di Kabupaten Sintang tergolong masih gelap gulita.
Masyarakat masih mengandalkan penerangan listrik dari mesin dompeng deasel solar dan harus mengeluarkan biaya kurang lebih 3 jutaan perbulannya.
"Tentu ini tantangan buat kita semua dan patut kita perjuangkan.
Pembangunan sudah berjalan terus tetapi selalu ada hambatan dan gangguan di hadapan kita, tetapi kita harus optimis mampu membuat desa desa di Kabupaten Sintang terang," ungkap Jarot.
• Setelah Penantian Panjang, Warga Desa Tanjung Praja di Sintang Gembira Bakal Nikmati Listrik Negara
Karena belum semua desa teraliri listrik, masyarakat merasa belum merdeka.
"Hampir seluruh desa sudah saya singgahi akan tetapi beberapa desa selalu menyampaikan, 'kami belum merdeka, belum punya Api/listrik, belum merdeka belum ada sinyal'," kata Jarot mengulang ucapan warga.
Selain memperjuangkan listrik masuk desa, Pemkab Sintang juga memperjuangkan jaringan telekomunikasi. Jarot menyebut, tahun ini asa 70 desa akan di survei dan mulai di pasang tower BTS.
"Sehingga tinggal 146 desa yang belum mendapatkan sinyal ini perjuanag kita menuju merdeka.
Intinya komunikasi antara desa dengan pemimpinnya mesti mudah berkomunikasi, sehingga apapun yang diminta bisa kita berikan," katanya.