Sutarmidji Ancam Tunda Transfer Dana Bagi Hasil Jika Daerah Tak Kirim 200 Sampel Swab Perminggu
Ia mengatakan siapapun yang berbicara tetap akan ia lakukan. Ia pastikan untuk tunda transfernya.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji pastikan jika daerah tidak mengirim 200 sampel swab dalam seminggu, maka dana bagi hasil akan ditunda .
Ia mengatakan fokus ke depan salah satunya adalah meminta daerah untuk mengirim swab sebanyak 200 sampel per minggu.
“Kalau tidak kirim swab saya pastikan dana transfer bagi hasil saya tunda. Ada juga satu kepala daerah yang lucu begitu saya ngomong menunda bagi hasil dia pergi ke pakar-pakar di Untan supaya ngomong itu tidak boleh,” jelasnya.
Ia mengatakan siapapun yang berbicara tetap akan ia lakukan. Ia pastikan untuk tunda transfernya.
“Ini presiden ngomong, Mendagri ngomong masak kita ngeyel. APBD Perubahan untuk penanganan covid-19 Provinsi Kalbar masih ada sekitar Rp 100 miliar,” ujarnya.
Ia menyampaikan hari ini Kalbar ada 20 kasus konfirmasi Covid-19 dinyatakan sembuh.
Dikatakannya bahwa Keterjangkitan lokal lebih cenderung terjadi. Namun bisa disembuhkan dalam 10-14 hari.
“Karena kandungan virusnya antara 10 ribu sampai 100 ribu saja, tapi kalau yang terjangkit dari luar maka rata-rata copies virusnya 380 ribu. Bahkan yang didapat dari Lab sampai 15 juta virus dalam swabnya,” ujarnya, Rabu (26/8/2020).
• Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia Audiensi dengan Gubernur Sutarmidji, Ini yang Dibahas
Ia mengatakan dengan jumlah virus yang sebanyak itu biasanya dia harus dirawat di Rumah Sakit dan menggunakan ventilator.
Ia menyampaikan terkait penanganan covid-19 di Kalbar ditiap Kabupaten dan Kota di Kalbar dari awal sampai saat ini masih ada kurang greget.
“Saya lihat kabupaten ada yang dari awal kurang greget. Nah sekarang pun begitu dan yang di zona hijau semua lengah. Padahal kita sudah ingatkan,” ujarnya.
Ia mengatakan setiap daerah yang telah ia ingatkan sekarang banyak kejadian kasus meningkat .
“Semua daerah sudah saya ingatkan. Jadi ada daerah yang saya ingatkan tapi dia tetap wasapada . Contoh misalnya sampai hari ini mudah-mudahan tidak lengah, seperti Singkawang, Sambas dan Kota Pontianak,” jelasnya.
Ia mengatakan di Kota Pontianak kasus yang terjadi kebanyakan dari pendatang.
“Ada juga kasus pada sampel guru di Kota Pontianak tapi sudah sembuh . Hari ini juga ada yang sembuh sebanyak 20 orang itu guru,” ucapnya.
Ia mengatakan pergerakan seperti sekarang dirasanya cukup untuk penanganan Covid-19.
Selain itu untuk seluruh anggaran covid -19 ia meminta pendampingan dari BPKP, tidak ada satu rupiah pun meleset.
“Kita ketatkan juga melalui Pergub. Contoh saya tidak melarang pesawat terbang. Namun yang dilarang itu membawa penumpang karena telah melanggar aturan. Ketika razia dadakan ada yang positif, artinya tidak patuh aturan,” pungkasnya. (*)