Sering Terlihat Pekerja Kebun, Satu Individu Orangutan di Ketapang Dipindahkan ke Hutan Desa

Orangutan tersebut tidak sengaja terlihat saat pekerja kebun sedang membersihkan semak-semak yang ada di sekitar kebun.

Penulis: Nur Imam Satria | Editor: Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
Tim gabungan Wildlife Rescue Unit (WRU) Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I dan IAR Indonesia melakukan penyelamatan dan translokasi satu individu orang utan jantan dewasa di kebun milik warga di Desa Sungai Pelang, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, Selasa (18/8/2020). -- 

Meskipun kegiatan ini sukses memindahkan orangutan ke hutan yang lebih baik untuk kehidupannya, namun Argitoe menilai tranlokasi semacam ini hanyalah solusi sementara. 

VIDEO: Evakuasi Orang Utan Berusia 20 Tahun yang Diduga Habitatnya Telah Rusak

Translokasi ini tidak bisa mengurai akar permasalahan sebenarnya.

Permasalahan sebenarnya terletak pada alih fungsi dan kerusakan hutan.

Ancaman terhadap kelangsungan hidup orangutan bertambah sejak kebakaran besar melanda sebagian besar wilayah di Ketapang.

Hutan yang terbakar menyebabkan banyak orangutan kehilangan tempat tinggal dan dan sumber penghidupannya.

"Orangutan-orangutan ini pergi meninggalkan rumahnya yang terbakar dan masuk ke kebun warga untuk mencari makan, menyebabkan tingginya jumlah perjumpaan manusia dengan orangutan yang tidak jarang menimbulkan konflik yang dapat merugikan orangutan dan manusia itu sendiri," jelasnya.

Sementara itu Direktur IAR Indonesia, Karmele L. Sanchez menambahkan hari Orangutan yang diperingati di seluruh dunia ini seharusnya menjadi pengingat bahwa kita semestinya bangga memiliki orangutan dan melakukan upaya sepenuh hati untuk melindungi dan menjaga mereka serta habitatnya.

Namun sampai saat ini, konflik antara manusia dan orangutan masih saja terjadi.

Potensinya bahkan cenderung meningkat.

Konflik ini muncul karena orangutan kehilangan habitat yang merupakan rumah bagi mereka.

Terdampak Karhutla, Induk dan Anak Orang Utan Kembali Diselamatkan Tim Gabungan

Orangutan mencari makan ke kebun warga karena mereka tidak punya pilihan lagi akibat rumahnya yang musnah.

Kehilangan habitat dan konflik dengan orangutan meningkat risiko penularan penyakit antara manusia dan orangutan.

Di masa pandemi ini dan melihat bahwa konversi habitat dan kehilangan biodiversity serta peningkatan konflik dan interaksi satwa dan manusia menjadi faktor utama untuk meningkatkan risiko new emerging zoonotic diseases.

"Jika kita mau lindungi orangutan dan kita mau menjaga manusia dari pandemik, kita harus menjaga ekosistem dan alam.

Kami berharap melalui hari orangutan sedunia ini, manusia menyadari pentingnya hutan hujan bagi orangutan dan manusia itu sendiri," tandasnya. 

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved