Gubernur Sutarmidji Izinkan Dua Sekolah di Pontianak Gelar Tatap Muka

Bisa saja nanti pelajaran yang diberikan adalah pelajaran yang akan di UN kan atau bisa juga pelajaran seperti biasa tapi waktunya hanya 20 menit

Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK/ANESH VIDUKA
Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK  - Gubernur Kalbar, Sutarmidji mengizinkan penerapan pembelajaran tatap muka dimulai dari Kota Pontianak.

Uji coba akan dilakukan untuk dua sekolah yakni SMAN 1 Pontianak dan SMPN 1 Pontianak.

Hal itu disampaikan Gubernur Sutarmidji saat memberikan arahan pelaksanaan pembelajaran tatanan normal baru pada satuan pendidikan terkait Covid-19 tahun pembelajaran 2020-2021 secara virtual di Data Analityc Room Kantor Gubernur, Selasa (4/8/2020).

“Kita sedang koordinasi dengan Pak Wali kapan kita mulai. Tapi di dua sekolah itu guru sudah di swab PCR dan murid sudah di rapid test dan tidak ditemukan murid yang reaktif,” kata Midji, sapaan akrab kepada awak media, Selasa (4/8/2020).

Wakil Ketua DPRD Kalbar Suriansyah Tanggapi Rencana Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka

Ia mengatakan guru yang dinyatakan kasus konfirmasi Covid-19 sebelumnya sudah sembuh yang merupakan seorang guru laboratoriun.

Dikatakannya bisa saja kasus guru tersebut bukan Covid-19 karena petugas lab biasanya berhadapan dengan hal seperti itu.

Sedangkan terkait uji coba pembelajaran tatap muka untuk inovasi yang dilakukan diserahkan langsung kepada masing-masing sekolah.

“Bisa saja nanti pelajaran yang diberikan adalah pelajaran yang akan di UN kan atau bisa juga pelajaran seperti biasa tapi waktunya hanya 20 menit,” ujarnya.

Ia mengatakan terkait akan dilakukan uji coba pembelajaran tatap muka untuk mengurangi beban psikologis anak yang selama ini selalu di rumah dan ketika sudah belajar tatap muka para siswa bisa bertemu dengan teman-temannya.

Video : Gubernur Sutarmidji Akan Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka

“Tapi kita akan tetap lakukan swab dan rapid test terus dan mungkin dengan sampel tertentu. Lalu dengan rapid test kedepan akan 2 minggu sekali dilakukan rapid test,” ujarnya.

Sutarmidji  menegaskan dalam mempersiapan pembelajaran tatap muka tentu akan perlu banyak alat rapid test yang akan digunakan dan tentu akan memerlukan biaya yang besar. Namun hal itu tidak menjadi masalah asalkan masyarakat Kalbar sehat.

“Sebenarnya untuk swab mahal bisa Rp 600 ribu per orang, tapi rapid test hanya Rp 150 sampai 200 ribu . Kalau murid di Kalbar saat ini ada sekitar 300 ribu,” ujarnya.

Lanjutnya mengatakan terkait uji coba pembelajaran tatap muka bisa saja di mulai pada senin depan dan bisa juga menunggu Kota Pontianak berada zona hijau.

Sejauh ini guru dan siswa sudah dilakukan rapid test dan sampai saat ini masih terus berjalan untuk satu hari biasanya dilakukan 200 uji swab kepada guru .

Orang nomor satu di Kalbar ini mengatakan sudah ada beberapa kabupaten yang sudah berada di zona hijau yang sudah melakukan pembelajaran tatap muka tapi tetap terbatas seperti di Sintang .

“Bupati Sintang kemarin bilang ke saya cuma ambil satu sekolah dulu . Lalu Pak Panji bilang di daerah pedalamanan dulu karena mereka tidak berinteraksi dengan orang luar dan itu benar juga,” ujarnya.

Namun dikatakannya dasar yang baik adalah dilakukan rapid test kepada siswa tapi intinya adalah guru harus betul-betul melaksanakan protokol Covid-19.

“Misalnya kalau guru baru pulang dari daerah pandemi seperti Jawa, Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya harus hati-hati. Jangan dulu masuk periksa dulu, begitu juga muridnya yang sudah bepergian ikut orangtua keluar Kalbar harus lakukan rapid test dulu,” ujarnya.

Ia menambahkan sejauh ini persiapan terus dilakukan dan inovasi sekolah juga sangat diperlukan. Dikatakannya sudah ada beberapa daerah zona hijau yang akan membuka sekolah seperti Sintang, Melawi, Kapuas Hulu. Namun di Sanggau, Sambas belum dan itu tergantung kesiapan masing-masing.

“Kita serahkan ke kepala daerah masing-masing asal protokol kesehatan diterapkan. Kita terus lakukan swab guru dan rapid test siswa. Kalau alat habis kita langsung beli,” tukasnya.

Kepala Dinas Kesehatan kalbar Harisson mengatakan instansinya bersama diskes kabupaten kota akan terus melakukan pengambilan sampel swab guru dan rapid test terhadap siswa untuk persiapan proses belajar mengajar tatap muka.

“Jadi Dinas Kesehatan Kalimantan Barat beserta diskes kabupaten kota sekarang sedang melakukan swab terhadap SMA, SMK sampai SMP di ibu kota kecamatan dalam rangka mempersiapkan proses belajar mengajar secara tatap muka disekolah ,” ujarnya kepada awak media.

Ia mengatakan memang yang boleh melaksanakan proses belajar mengajar itu adalah daerah yang sudah berada di zona hijau. Tapi untuk daerah yang masih berada di zona kuning juga dilakukan swab terhadap guru dalam rangka persiapan.

“Sekalian kita ingin melihat bagaimana gambaran dari penyebaran Covid-19 pada saat sekarang ini,” ujarnya.

Harisson mengatakan sebelumnya sampai hari ini sudah ada tiga guru yang terkonfirmasi Covid-19 dan satu petugas pendamping lab yang saat ini sedang diisolasi di Faskes milik pemerintah.

Persetujuan Orangtua

Kepala SMA Negeri 1 Pontianak, Dwi Agustina menyatakan pihak sekolah sangat mendukung rencana Gubernur Kalbar untuk melakukan uji coba pembelajaran tatap muka di di sekolahnya.

Dikatakannya, rencana pembukaan sekolah tersebut tentu sudah dipertimbangkan dengan matang oleh pemerintah.

Hal lain, lanjut Dwi Agustina, yang menjadi syarat-syarat utama juga dirasa telah terpenuhi.

Misalnya masuk dalam zona hijau, sudah tes swab untuk guru, rapid test para siswa dengan hasil yang baik dan tidak mengkhawatirkan.

Selain itu tentu sekolah juga harus sudah siap sarana prasarana, dan mendapat persetujuan komite serta kesanggupan dari orang tua siswa dan siswa sendiri untuk mulai pembelajaran tatap muka.

“Kesiapan sekolah di SMAN 1 Pontianak sendiri sudah siapkan wastafel di tempat strategis dan depan kelas, thermo gun, tempat parkir diatur dengan memberi ruang yang lebih dari kondisi normal biasa, face shield, masker cadangan untuk siswa dan guru yang menbutuhkan,” ujarnya kepada Tribun, Selasa (4/8).

Lanjutnya mengatakan ruangan kelas yang disiapkan juga sudah sesuai protap. Jadi yang biasanya dalam satu rombel ada 36 siswa . Pada masa menuju kenormalan baru hanya diisi oleh 18 siswa saja dalam satu ruangan.

“Kita juga melakukan sosialisasi pada siswa dan orang tua melalui grup siswa dan grup orang tua , media sosial. Lalu berkoordinasi dengan puskesmas pembina,” pungkasnya. (ang)

Bentuk Kehati-hatian

Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalbar, Suriansyah menanggapi terkait rencana akan dilakukan uji coba pembelajaran tatap muka di sekolah yang ada di Kota Pontianak yakni di SMAN 1 Pontianak dan SMPN 1 Pontianak.

Ia mengatakan hak tersebut merupakan bentuk kehati-hatian Gubernur Kalbar menyikapi keinginan sebagian masyarakat supaya pembelajaran tatap muka bisa dinormalkan kembali.

Tapi mengingat ada beberapa guru yang ternyata ada yang telah dinyatakan positif Covid-19, Gubernur nampaknya meninjau kembali dengan cara melakukan uji coba ke beberapa sekolah untuk pemberlakukan sekolah secara normal sambil mempelajari permasalahannya .

“Sehingga apabila diterapkan secara umum di seluruh Kalbar beberapa permasalah bisa diatasi. Jadi kebijakan untuk menormalkan kembali pembelajaran dengan tatap muka tidak menjadi bumerang bagi masyarakat,” ujarnya kepada Tribun, Selasa (4/8).

Ia mengatakan bahwa langkah yang diambul oleh Gubernur Kalbar khususnya di bidang pendidikan ditengah adanya pandemi Covid-19 harus di maklumi dalam rangka mencegah Covid-19 tanpa harus mengorbankan kegiatan belajar mengajar.

“Lalu terkait rencana uji coba sekolah untuk pembelajaran tatap muka di dua sekolah di Kota Pontianak tersebut cukup baik. Jadi pemilihan kedua sekolah sudah cukup tepat,” jelasnya.

Dari kedua sekolah tersebut nanti akan dipelajari apa yang masih perlu dipersiapkan dan langkah apa yang perlu diambil untuk mengantisipasi dan lain sebagainya . Sehingga pembelajaran tatap muka tidak menimbulkan kluster baru.

“Kebetulan tadi kita sudah bertemu Gubernur Kalbar yang menyebutkan akan melakukan swab test dan rapid test massal untuk murid dan guru di sekolah dalam rangka untuk memetakan potensi penyebaran Covid-19 di sekolah,” ungkapnya.

Lanjutnya, sehingga apa yang telah diberlakukan di sekolah yang ada di Kota Pontianak nantinya bisa diterapkan di daerah lain karena peta permasalahnya tidak akan jauh berbeda .

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved