Citizen Reporter
Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus Tahbiskan 2 Diakon Putra Asli Kalimantan Barat
Mgr. Agus mengatakan bahwa kedua Frater baru dan muda ini tentunya harus selalu diberi dukungan agar selalu kuat dalam panggilannya.
Citizen Reporter
Samuel, Komsos Keuskupan Agung Pontianak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Hayatilah Motto yang Sudah Kalian Pilih.
Hal itu diungkapkan oleh Mgr. Agustinus Agus di momen pentahbisan dua diakon baru untuk Keuskupan Agung Pontianak di hari Jumat, 24 Juli 2020 dalam misa pentahbisan Fr. Victorius Reno dan Fr. Fransiskus Peran.
Pagi itu, misa pentahbisan di tengah Pandemi Covid-19 telah dilaksanakan dengam mengikuti aturan kesehatan berdasarkan dengan protokol yang sudah ditentukan oleh pemerintah Kalimantan Barat.
Misa pentahbisan diakon ini langsung dipimpin Mgr. Agustinus Agus Uskup Agung Pontianak bersama dengan 51 Imam lainnya, serta dihadiri oleh tamu undangan yang 'terbatas' di Gereja St. Yoseph Katedral Pontianak Jalan Pattimura Indah No.195, Darat Sekip, Kecamatan Pontianak Kota, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Misa tahbisan diakon ini juga dimeriahkan oleh paduan Suara dari Koor Gli Angeli Cantano Choir (GACC) yang menambah suasana liturgis pada misa pentahbisan kali ini.
Dalam pembuka misa tahbisan diakon, Mgr. Agus mengatakan bahwa kedua Frater baru dan muda ini tentunya harus selalu diberi dukungan agar selalu kuat dalam panggilannya.
Uskup Agus mengatakan bahwa kehadiran semua umat ini tujuannya adalah untuk mendoakan, meneguhkan dua saudara baru ini.
"Sebagai makhluk sosial seberapa kecilpun kelompok masyarakat baik dari berbagai kalangan tentunya ada pimpinannya, demikian juga halnya dengan gereja. Diakon adalah tingkatan pertama, kemudian dilanjutkan dengan tahbisan Imamat dan kalau bisa sampai Episkopat. Itulah Jenjang dalam Gereja," katanya.
• Perayaan 14 Tahun Masuk Kembali Pastor Dominikan di Indonesia
Ia juga menegaskan bahwa diakon berarti seorang pelayan. Ini adalah jenjang pertama dalam struktur Gereja, sehingga mereka berhak untuk menjadi pemimpin-pemimpin dalam pimpinan gereja nantinya.
Usai bacaan Injil, kemudian dilanjutkan dengan upacara Tahbisan Diakon, dengan proses penyelidikan calon diakon, upacara menerima kewajiban hidup selibat, mengucapkan janji setia untuk calon diakon, penumpangan tangan Uskup Agung Pontianak kemudian pemasangan Stola dan Dalmatik ke dua diakon baru.
Berhubung dengan Pandemi Covid-19 maka tahbisan kali ini banyak sudut tempat duduk gereja yang kosong.
Namun acara pentahbisan ini juga disiarkan langsung dari Youtube Gereja Katedral Pontianak yang bekerjasama dengan Komsos Keuskupan Agung Pontianak, supaya umat yang tidak bisa ikut menghadiri acara itu bisa terlibat dan menyaksikannya melalui jejaring sosial.
Dalam homili, Mgr. Agustinus Agus mengatakan tentu sebagai Imam pasti banyak tantangan dan cobaan.
Bukan hanya ucapan janji saja, tetapi kenyataanya tantangan-tantangan duniawi tidak dapat dihindari.
"Ada yang sudah jadi Imam pun, banyak yang Goyah? Yesus saja pernah di Goda, godaan duniawi, godaan ingin di Puji, godaan menjadi penguasa," katanya.
Secara latar belakang, kedua Frater muda ini sudah banyak mengenyam berbagai pengalaman dalam pelayanan dan pendidikan yang mereka tempuh.
Victorius Reno lahir di Ampaning 12 Juni 1992, Desa Retok- Memperinganh, Stasi Tanjung Sosor (Bungaris).
Paroki St. Fidelis Ambawang, Kecamatan Kuala Mandor B, Kabupaten Kubu Raya.
Ia pernah mengenyam pendidikan di SD 19 Memperigang pada Tahun 2004, SMP Titi Raya - Retok pada tahun 2007, SMA YAWIKA pada tahun 2010, Topang Nyarumkop 2010/2011, TOR (Tahun Rohani) di Malang 2011/2012, Studi S1 STIKAS ST. YOHANES dari Salib- Bandol tahun 2013-2017, TOP (Tahun Rohani) 2017-2018, dan Studi S2 STT Pastor Bonus- Siantan tahun 2018-2020.
Diakon Reno mengambil Motto dari, 1 Kor 1:27 "Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat."
Sedangkan Fransiskus Peran lahir di
Pagung Nahaya, 27 Agustus 1994.
Dusun Pagung Nahaya, Desa Amboyo Selatan, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Paroki Salib Suci Ngabang.
Ia pernah mengenyam pendidikan di SD: SDN 81 Pagung Nahaya (1999-2005), SMP PGRI 10 Hahaya (2005-2008), SMA Seminari St. Paulus Nyarumkop (2008-2011).
Topang di St. Benediktus Nyarumkop (2011-2012). Tahun Rohani (TOR) di Beato Giovani XXIII Lawang (2012-2013). S1 di STFT Widya Sasana Malang (2013-2017), TOP: Seminari menengah St. Paulus Nyarumkop (2017-2018) dan Post S1: STT Pastor Bonus Pontianak (2018-2020).
Tahbisan Diakon Peran mengambil Motto dari (1Kor 15:58) "berdirilah teguh, jangan goyah dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!
Dalam homili Mgr. Agus juga mengungkapkan bagaimana cara untuk menahan diri dari godaan.
"Lalu, bagaimana supaya kita tetap setia? Untuk menahan diri dari godaan adalah dengan cara kembali melihat Motto yang sudah kalian ambil. Untuk itu Hayatilah Motto yang Sudah Kalian Pilih," pungkas Mgr. Agustinus Agus.
Mgr. Agus menegaskan bahwa setiap pagi, harus punya rencana mulailah untuk menghayati hal kecil dan melakukannya. Tekun dan setia untuk hal-hal kecil, ingat bahwa imam itu perlu persaudaraan, ( ketika kita dipanggil menjadi Imam, adalah persaudaraan, membina Imam sesama tarekat).
"Yang memanggil kita adalah Tuhan, maka orang yang dipanggil oleh Tuhan adalah orang istimewa. Bayangkan, jika seseorang dipanggil presiden, maka bukan main senangnya. Apalagi dipanggil oleh Tuhan," katanya.
• Pisah Sambut Pastor Paroki St Theresia Delta Kapuas Kubu Raya
Sebelum menutup homilinya, Mgr. Agus berpesan kepada dua Diakon baru ini untuk selalu mengandalkan Tuhan dalam segala hal.
Sebelum berkat Penutup, dalam Sambutan Diakon Peran dan Diakon Reno, mereka mengucapkan terima kasih kepada bapak Uskup telah menerima mereka dan terima kasih sudah mentahbisakan mereka menjadi Diakon di Keuskupan Agung Pontianak.
"Terima kasih untuk semua imam yang hadir, umat, DPP Paroki, Pembina kami sekolah di STT Malang dan STFT Bandol, dan STT Bonus. Terima Kasih kepada pastor yang sudah membimbing kami dan terima kasih untuk semua dukungan dari keluarga," kata Diakon Peran.
Kesempatam itu juga Diakon Reno juga meminta dukungan doa, agar mereka bisa menjadi pelayan Tuhan yang baik di Keuskupan Agung Pontianak.
"Kami masih banyak kekurangan, mohon doa untuk kami," kata Diakon Reno.
Sejalan dengan kesempatan itu, Mgr. Agus juga berterima kasih kepada kedua orang tua yang sudah merelakan anaknya menjadi Imam.
"Sekarang kedua anak bapak- ibu ini sudah menjadi anak uskup dan anak Gereja. Tentu dalam hal ini tentu saya mengakui kelemahan, meskipun saya sebagai uskup maka tetap kami mengharapkan dukungan dari keluarga untuk selalu memdampingi dan mendoakan dua Diakon baru ini," katanya Mgr. Agus, Jumat (24 /7/2020).
Uskup Agus sekali lagi mengucapkam Terima kasih untuk kedua orang tua Diakon baru ini karena sudah mempersembahkan yang terbaik untuk Gereja.
Sebelum berkat Penutup, Uskup Agus mengumumkan tempat tugas dua diakon baru. Untuk Diakon Peran, ia ditugaskan di Paroki Santo Petrus yang berada di Mempawah, bersama dengan RD. Anton Silvinus.
Kemudian untuk Diakon Reno akan ditugaskan di Paroki Santo Yosep Pemangkat bersama RD. Alexander Mardalis.
"Mari kita doakan mereka supaya menjadi Imam yang baik kedepannya. Amin," tambah Uskup Agus sembari menutup sambutannya.
• Keuskupan Agung Pontianak Dapat Sumbangan Satu Toyota Avanza untuk STT Seminari Antonino Ventimiglia
Usai misa tahbisan Diakon, selanjutnya dilanjutkan foto bersama dengan para Imam dan keluarga yang hadir, lalu dilanjutkan untuk santap siang kecil-kecilan di Baseman Paroki St.Yoseph Katedral Pontianak. (*)