Memperingati Seabad P.K. Ojong, Kompas Gramedia Bakal Gelar Rangkaian Program Istimewa
Semasa hidupnya, P.K. Ojong turut menaruh perhatian pada pendidikan, lingkungan, kualitas pangan, budaya, dan kepedulian sosial.
Info lebih lanjut seputar “Seabad P.K. Ojong” hubungi:
Nathania Corporate Communication KG 0819 0549 8423 nathaniamulia11@gmail.com
Tentang P.K. Ojong
Seabad lalu, 25 juli 1920 di Bukit Tinggi, Sumatera Barat, lahirlah Auw Jong Peng Koen. Kita mengenalnya kemudian sebagai Petrus Kanisius Ojong.
Lulus dari sekolah pendidikan guru di Jatinegara, ia mengajar di sekolah bruderan di Jalan Mangga Besar Raya, Batavia.
Tahun 1946 P.K.Ojong memulai karier sebagai wartawan di surat kabar harian Keng Po dan mingguan Star Weekly.
Ia meraih gelar sarjana hukum dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada 1951.
Pada tahun itu pula ia diangkat menjadi pemimpin redaksi majalah Star Weekly sampai majalah itu diberangus penguasa masa itu pada oktober 1961.
Tahun 1963, bersama Jakob Oetama, ia mendirikan majalah bulanan Intisari, yang menjadi cikal-bakal Kompas Gramedia.
Karakter pemimpin yang jujur, sederhana, teliti, dan pekerja keras melekat kuat pada sosok P.K. Ojong.
Menurutnya, hasil kerja yang baik hanya dapat dicapai dengan sikap yang disiplin, dapat dipercaya, dan kerja sama.
Teladan itu masih terus diwarisi oleh seluruh lapisan karyawan Kompas Gramedia hingga kini, sebagai pedoman dalam bekerja dan menjalankan roda bisnis perusahaan.
Rubrik Kompasiana yang ia tulis di Harian Kompas menjadi alatnya memberi saran dan mengkritik pemerintah serta membela yang tertindas.
Keberpihakannya kepada orang miskin dan teraniaya jugalah yang mendorongnya untuk menyokong pendirian LBH.
Gagasannya tentang penghijauan Jakarta menghasilkan jalinan relasi yang baik dengan Gubernur DKI masa itu, Ali Sadikin.