Jadi Kepala Dinas Cukup dengan Bisa Cuci Tangan, Ini Paparan Bupati Karolin
Karolin berharap agar masyarakat sudah pada bisa cuci tangan yang benar karena dalam rangka mempersiapkan new normal banyak hal yang dilakukan.
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Putri sulung Cornelis, Karolin Margret Natasa yang merupakan Bupati Landak berseloroh tidak sulit untuk menjadi kepala dinas dibawah kepemimpinannya.
Menurut Ketua Pemuda Katolik RI ini, cukup dengan bisa mengamalkan cuci tangan yang baik dan benar maka bisa menjadi kepala dinas.
Hal ini dikatakan Karolin saat menjadi narasumber tripon podcast yang dipandu Pemred Tribun Pontianak, Safruddin.
"Saya menantang bagaimana cara cuci tangan yang benar, kita mengimbau orang yang canggih-canggih, yang keren-keren, physical distancing gitukan, cuci tangan udah pada bisa belum?," tantang Karolin.
• Pahami Kondisi Pandemi Covid-19 dan Lakukan Pergeseran Anggaran, Karolin Puji DPRD Landak
Karolin berharap agar masyarakat sudah pada bisa cuci tangan yang benar karena dalam rangka mempersiapkan new normal banyak hal yang dilakukan.
Mulai menyiapkan protokol ataupun SOP mencegah covid 19, jaga jarak dirumah ibadah, pakai masker, hingga cuci tangan.
"Pertanyaannya cuci tangan mana yang benar," tutur Karolin.
"Setelah saya keliling di Kabupaten Landak, saya suruh cuci tangan mulai dari anak-anak sampai orang tua, lebih dari 90 persen belum mencuci tangan yang baik dan benar," ujarnya.
Mencuci tangan, kata Karolin, menjadi penting di covid 19 karena sumber penularan dengan tangan, maka perintahnya adalah cuci tangan.
• Musim Hujan, Bupati Karolin Imbau Masyarakat Waspada Banjir dan Longsor
Cuci tangan yang benar, diungkapkannya, mulai dengan gosok tangan, lanjut ke punggung tangan kemudian jempol, baru kunci dengan punggung-pungung tangan,
Dilanjutkan ke kuku jari, ujung jari diputar-putar, menggunakan sabun dengan air mengalir paling tidak 20 detik.
"Saya bilang kepala dinas pendidikan saya, kalau saya kunjungan kerja ke lapangan, saya cek guru, kepala sekolah tidak bisa cuci tangan, kepala dinas saya pecat. Gampang toh jadi kepala dinas cukup mengajari cuci tangan, kalau saya simple, jika cuci tangan tidak bisa, hal lain jangan-jangan juga belum bisa," selorohnya.
Paling tidak, kata Karolin, kita harus mulai kebiasan hidup sehat yang sebenarnya sudah berkali-kali diingatkan.
Bahkan sari dulu pemerintah ada PHBS, tapi ternyata diera millenial elemen masyarakat baru kembali belajar cuci tangan yang benar.
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut: