Wakil Bupati Mempawah Harap Karhutla Jangan Sampai Terulang
Dimana menurut Wakil bupati dalam penanggulangan Karhutla perlu Sinergitas semua pihak yang ada di Kabupaten Mempawah.
Penulis: Try Juliansyah | Editor: Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Wakil Bupati Mempawah, Muhammad Pagi, belum lama ini menyampaikan beberapa arahan guna mengantisipasi Karhutla di musim kemarau yang diprediksi terjadi akhir Juli 2020.
Dimana menurut Wakil bupati dalam penanggulangan Karhutla perlu Sinergitas semua pihak yang ada di Kabupaten Mempawah.
"Kami meminta seluruh pihak harus siap mengantisipasi terjadinya Karhutla, meningkatkan sinergi dan koordinasi antara pemangku kepentingan di tingkat kabupaten, kecamatan, desa, masyarakat dan pelaku usaha perkebunan guna mencegah kebakaran.
Serta menyatukan persepsi terkait upaya bersama dan saling membantu menurunkan angka karhutla di Kabupaten Mempawah," ujar Wakil Bupati.
Ia menilai upaya pencegahan perlu dilakukan sedini mungkin agar Karhutla ditahun-tahun sebelumnya tak terulang ditahun ini.
"Jangan sampai terjadi karhutla seperti tahun lalu, ketika itu 1.250 hektare lahan gambut di daerah kita terbakar dan sulit dipadamkan.
Bahkan ada satu bangunan sekolah ikut menjadi korban.
Karena itu, kita harus berkomitmen agar karhutla dapat diminimalisir, bahkan kalau memungkinkan Kabupaten Mempawah zero karhutla," tuturnya.
• Sekda Ketapang Letakan Batu Pertama Pembangunan Masjid Agung An Nur di Sungai Laur
• SEDANG LIVE Race MotoGP Spanyol 2020: Quartararo, Vinales dan Marquez Bersaing Ketat, Rossi Tercecer
Muhammad Pagi menyebut, pencegahan dan penanggulangan karhutla tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri dan perlu dilakukan sedini mungkin.
Bahkan ia menilai upaya pencegahan lebih baik dan efektif dilakukan karena lebih hemat biaya bila dibanding penanganan karhutla.
"Penanggulangan karhutla memerlukan biaya yang tidak sedikit, maka alangkah baiknya, kita lebih memilih melakukan upaya pencegahan dan deteksi dini sebelum kebakaran semakin meluas.
Karena jika sudah terjadi karhutla, maka dampaknya sangat merugikan.
Selain memicu ISPA, sektor lainnya juga pasti akan terkena dampaknya," katanya.
Wakil Bupati juga meminta kepada kepala desa untuk terus menggencarkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakatnya masing-masing agar ikut berperan aktif mencegah karhutla.
"Saya juga minta kepada Dinas Pertanian terus mengedukasi masyarakat agar menerapkan cara-cara modern dalam pembukaan lahan, tidak lagi menggunakan api," tuturnya.
• Kasdim Bersama Danramil Bantu Warga Bersihkan Bekas Material Bencana Longsor di Peniraman Mempawah
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mempawah, Hermansyah, menyampaikan setidaknya ada 28 desa di Kabupaten Mempawah yang rawan kebakaran lahan.
Berdasarkan catatan BPBD, kurun waktu 2020 tepatnya Maret-April sudah terjadi kebakaran di 5 kecamatan dengan luas area mencapai 79 hektare.
"Upaya yang kita lakukan adalah bersinergi dengan berbagai pihak guna meminamilisir karhutla. Kemudian membentuk kelompok masyarakat peduli api di 4 desa dan akan menyusul di daerah lainnya.
Selain itu ada pembuatan sekat kanal yang dilakukan Badan Restorasi Gambut, namun jumlahnya masih terbatas," katanya.
Ia berharap dengan dukungan semua pihak Karhutla tak lagi terulang di Kabupaten Mempawah.
"Tentu kita tidak ingin ada lagi Karhutla di tahun ini, setidaknya kita bisa meminalisir potensi terjadinya Karhutla di Kabupaten Mempawah ini," pungkasnya.
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak