Wacanakan Setahun Tanpa Seragam, Sutarmidji: Jangan Paksa Siswa Beli Seragam
Dirinya secara tegas melarang seluruh kepala sekolah baik di level SD maupun negeri melakukan pungutan kepada para orang tua murid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat H Sutarmidji meminta kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berada di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalbar tak memaksa siswa membeli seragan sekolah baru.
Bahkan, Midji mewacanakan setahun tanpa seragan sekolah demi meringankan beban perekonomian orangtua.
“Jangan paksa murid untuk membeli pakaian seragam dari sekolah. Sekolah mau jual boleh, tapi jangan memaksa siswa untuk membeli. Biarkan mau beli dari luar pun boleh,” ujar Sutarmidji di sela-sela acara penyerahan 300 set meja belajar dan 20 unit kipas angin kepada Sekolah Bhayangkari yang baru di Jalan Adisucipto, Jumat (10/7/2020).
• Update Depok Siap PPDB Online 2020 : Jadwal Daftar Ulang PPDB Depok 2020 SMP di depok.siap-ppdb.com
Ia kembali menyatakan, tak ada istilah daftar ulang, akan tetapi untuk sementara dapat melapor saja. Jadi, tidak boleh ada pungutan biaya apapun pada siswa.
“Kalau ada kepala sekolah yang melakukan pungutan daftar ulang, maka duitnya saya suruh kembalikan dan kepala sekolah saya ganti. Kemudian kalau misalnya jual pakaian harga lebih mahal dan lebih dari pasaran dan harus wajib beli juga akan kena,” tegasnya.
Ia telah membuat sebuah wacana untuk tahun ini kalau masuk sekolah para siswa tidak pakai seragam sekolah dulu karena kondisi ekonomi orangtua saat ini di tengah pandemi covid-19.
“Kita harus mikirlah bayar uang sekolah ada yang sampai Rp 1,6 juta kan. Tidak penting juga kenapa harus beli seragam dua pasang dan batik sekolah juga belum perlu,” ujarnya.
Ia meminta agar semua kepala sekolah berinovasi di tengah Covid-19 dan menyesuaikan kondisi masyarakat saat ini yang sedang susah.
• Sekda Mempawah Masih menunggu Draft Raperda Inisiatif Terkait Layangan
“Jadi tidak perlu dulu seperti pakai batik sekolah.Seharusnya tidak perlu beli seragam dua stel dulu. Kalau saya baru ada wacana, tapi belum putusan bahwa untuk satu tahun sekolah tidak perlu pakai seragam dulu,” katanya.
Midji juga memastikan tahun ajaran baru masuk pada 13 Juli 2020 sistem belajar siswa belum tatap muka dan masih belajar dari rumah. "Belajarnya masih di rumah sampai kita siap. Kalau siapnya Agustus kita mulai Agustus dan kalau siapnya Desember maka kita mulai Desember," tutupnya.
Tak Ada Iuran
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono memastikan tidak ada pungutan apapun yang ditarik dari para peserta didik pada tahun ajaran baru. "Kita kalau di sekolah negeri ini tidak ada pungutan apapun bagi murid," ujarnya Jumat (10/7/2020).
Dirinya secara tegas melarang seluruh kepala sekolah baik di level SD maupun negeri melakukan pungutan kepada para orang tua murid. "Sama juga soal untuk seragam. Semua sudah disiapkan," ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa proses PPSB di Kota Pontianak berdasarkan laporan berjalan sesuai rencana. Meskipun diakuinya masih ada beberapa laporan orang tua murid yang tidak tertampung.
"Itu wajar karena jumlah kapasitas ruangankan terbatas jika dibandingkan dengan jumlah siswa yang mendaftar, jadi pasti ada yang tereliminasi," ujarnya.
Ia menambahkan kebijakan jalur zonasi, prestasi, afirmasi, dan perpindahan orang tua ditetapkan pemerintah pusat. Sementara pemerintah daerah hanya menjalankan aturan tersebut.
Dikatakannya bagi masyarakat tidak diterima pada sekolah negeri baik Sekolah Dengan (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP).
• Niat Mandi Junub dan Tata Cara Mandi Wajib untuk Laki-laki dan Perempuan
Diharapkan agar bisa mendaftar pada sekolah-sekolah swasta. Baik yang berbasis keagamaan maupun swasta murni. "Jangan sampai ada yang tidak sekolah untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi," ujarnya.
Ia menuturkan meskipun proses belajar mengajar masih dilaksanakan dari rumah. Diharapkan para guru untuk tetap datang ke sekolah meskipun bergantian. Hal tersebut guna melakukan evaluasi dan proses belajar mengajar daring baik dari sekolah maupun rumah.
Edi mengungkapkan pihaknya terus melakukan pemantauan seperti apa penerapan belajar daring yang dilakukan. Pembelajaran daring menurutnya memang tidak sesempurna tatap muka.
"Sistem pembelajaran siswa juga masih belum dilakukan dengan tatap muka. Apalagi Kota Pontianak belum memasuki zona hijau, jadi kita masih belum melakukan kegiatan dengan tatap muka," pungkasnya.
Dihubungi terpisah Kepala SMAN 9 Pontianak, Ibrahim, mendukung keputusan Gubernur Kalbar, mengingat saat ini sekolah juga memahami kondisi keuangan orangtua siswa tidak semuanya baik.
"Kami mendukung program pak gubernur jika memang belum perlu menjual seragam sekolah, karena kami juga tidak memaksakan orangtua siswa untuk secepatnya membeli seragam. Apalagi tahun ajaran baru dimulai secara daring, jadi siswa belum terlalu memerlukan seragam juga," ungkapnya.
Meski demikian Ibrahim menyatakan bahwa tidak sedikit pula orangtua siswa yang berharap sekolah menyediakan baju seragam baru bagi anaknya dengan berbagai alasan.
"Tapi ada orang tua siswa yang tetap menyerahkan uang seragam. Katanya kalau uangnya dipegang takut terpakai untuk hal lain," lanjutnya.
Selain itu bagi beberapa orang tua dengan menyediakan baju seragam baru kepada anaknya menjadi sebuah kebanggaan tersendiri dan ada kepuasan melihat anaknya menggunakan seragam sekolah.
"Mereka juga ingin anaknya menggunakan seragam SMA, katanya ada kebanggaan tersendiri. Jadi kami terima uangnya tetapi disimpan oleh koperasi dan belum kami gunakan sama sekali," jelasnya.
Selain itu sekolah juga tidak ingin pembelian seragam ini menjadikan orang tua siswa terbebani, mengingat proses pembelajaran secara tatap muka rencananya baru dimulai pada Januari mendatang. Sehingga orang tua siswa tidak perlu terburu-buru membayar seragam.
"Pembelajaran di sekolah juga masih belum dipastikan, dengan perkiraan bulan Januari mendatang. Kami juga akan melakukan rapat dengan orang tua siswa secara daring besok (Sabtu, red) terkait seragam siswa ini. Karena kami ingin orang tua menyampaikan pendapatnya tentang bagaimana baiknya pemberian seragam siswa sesuai aturan pemerintah," ujarnya.
Wacana Gubernur Kalbar Sutarmidji untuk tidak mewajibkan siswa memakai seragam selama setahun di tengah adanya pandemi Covid-19 disambut baik oleh para orangtua.
Irma, satu di antara orang tua siswa yang anaknya baru saja diterima di SMAN 4 Pontianak mengatakan, sebagai orang tua mendengar wacana Gubernur Kalbar yang tidak mewajibkan siswa memakai seragam selama setahun sebagai bentuk toleransi di tengah adanya pandemi Covid-19 sangat disambut baik olehnya.
“Kita setuju saja, tapi ini untuk siswa yang baru masuk. Jadi siswa kelas XI dan XII SMA tidak perlu daftar ulang. Kalau yang baru wajar ,” ujarnya.
Akan tetapi diluar baju seragam dan buku nantinya pun masih dilakukan pembelajaran online.
“Kayak buku tulis sementara ini masih belum perlu. Kalau misalnya ada pengeluaran biaya untuk pemeliharaan gedung pun tidak masalah,” ujarnya.
Ia mengatakan sebagai orang tua tentu merasa terbantu dengan rencana tersebut di tengah adanya pandemi Covid-19.
“Wacana ini sangat membantu apalagi ada orang tua siswa yang di PHK karena pandemi Covid-19 yang memang berdampak sangat luas dan tentu berbeda dengan kondisi normal,” ujarnya.
Ia mewakili orang tua lainnya sangat setuju dengan rencana tersebut. Bahkan banyak orang tua yang bertanya kepada dirinya apakah sudah melakukan pembayaran daftar ulang anaknya yang diterima di SMAN 4 Pontianak.
“Sampai sekarang belum ada pembayaran daftar ulang. Karena memang ikut arahan Pak Gubernur. Jadi memang siswa baru ini kita belum tahu,” ujarnya.
Ia mengatakan sejauh ini persiapan yang dilakukan anaknya tak seperti situasi normal. Ia juga belum menyiapkan perlangkapan sekolah. “Paling nanti ada jadwal ke sekolah hanya untuk serahkan print out kemarin saja,” ucapnya.
Ia mengatakan sampai saat ini belum tahu terkait pembelian seragam siswa di SMAN 4 Pontianak karena belum ada arahan.
“Orangtua hari Selasa mungkin baru ada arahan. Jadi sekarang belum tahu bagaimana,” pungkasnya.
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut: