Virus Corona Masuk Kalbar

Gubernur Sutarmidji Instruksikan Setop Kirim Sampel Swab ke Jakarta, Lab RS Untan Sanggup Tangani

Saya minta bupati tetap koordinasi satu pintu dengan Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, sekalipun kenal dengan kepala lab manapun.

TRIBUN PONTIANAK/ANESH VIDUKA
Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji (kiri) berbincang bersama Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, dr.Harisson (kanan) dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, dr.Sidiq Handanu saat akan melepas pasien corona yang sembuh di kantor Dinas Kesehatan Provinsi Kalimatan Barat, Pontianak, Senin (18/5/2020). 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji memastikan Dinas Kesehatan Kalbar yang membawahi Dinas Kesehatan kabupaten/kota tak akan mengirim sampel swab Covid-19 ke Jakarta.

Midji memastikan RS Universitas Tanjungpura mampu menangani pemeriksaan cairan nasofaring pasien Covid-19 di Kalbar.

“Laboratorium RS Untan masih ada stok untuk uji sampel swab hingga 30 hari ke depan,” ujar Sutarmidji kepada Tribun, Selasa (30/6/2020).

Mantan Wali Kota Pontianak dua periode ini menyampaikan, hingga saat ini masih ada sejumlah sampel swab yang hasilnya belum keluar.

KALBAR 24 JAM- Protes Hasil PPDB, Transaksi Narkoba Asal Malaysia Digagalkan, hingga Pesona Karimata

"Sampel swab yang belum keluar masih ada 282 orang," katanya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kalbar total sampel swab 282 orang yang belum keluar ini masing-masing berasal dari Kabupaten Landak 109 orang, Kabupaten Sintang 29 orang, Kabupaten Sambas 52 orang, Kabupaten Ketapang 48 orang dan Labkesda Prov (Pontianak) sebanyak 44 orang.

Midji juga mengingatkan kepada bupati dan wali kota se-Kalbar untuk selalu berkoodinasi dengan Dinas Kesehatan Kalbar.

Koordinasi dengan provinsi ini, kata Midji, perlu dilakukan meskipun bupati/wali kota memiliki kenalan di Jakarta.

Ia menjelaskan, ada sejumlah data bahkan jumlahnya cukup banyak lebih dari 100 sampel dari Kabupaten Sintang yang tidak tercatat di Diskes Kalbar.

Angka pastinya disampaikan Sutarmidji 176 sampel yang awalnya dikirim Pemkab Sintang ke Jakarta tidak melalui Diskes Provinsi Kalbar akhirnya ditolak dan tidak dilakukan uji swab.

"Saya minta bupati tetap koordinasi satu pintu dengan Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, sekalipun kenal dengan kepala lab manapun," ucap Sutarmidji.

Apabila kabupaten/kota tidak melapor pada provinsi, lanjutnya, otomatis sampel swab akan ditolak, akhirnya akan membuat lama penanganan Covid-19.

"Saya pastikan tanpa lewat provinsi pasti ditolak, saya sudah bilang ke pusat, kalau tidak lewat provinsi maka kita anggap itu data liar," tegasnya.

Bahkan ia menyebutkan jika memang bisa daerah kabupaten/kota seperti yang dilakukan Sintang yang mengirim langsung sampel swab dan dilayani maka Pemprov Kalbar akan menghentikan penanganan semuanya, biarkan saja kabupaten/kota langsung.

Midji mengatakan, keseragaman data dan akurasi data sangat penting sehingga dapat diambil langkah-langkah strategis dalam penanganannya.

Apabila data yang ada tidak akurat, ia pastikan pengambilan kebijakan juga akan bias.

Oleh karena itu ia mengingatkan kabupaten kota agar selalu koordinasi terkait penanganan Covid-19.

"Kalau di Kalbar semua koordinasi satu pintu ke provinsi, sehingga data kita bagus. Cuma Sintang aja kemarin coba ke kirim ke Gatot Subroto, tapi akhirnya ditolak," jelasnya.

Sutarmidji mencoba memahami maksud dan langkah Pemkab Sintang mengirim langsung, mungkin maksudnya agar cepat.

"Tapi kan kondisinya sampel yang dikirim ditolak. Saya sudah minta agar semua PCR kita di Untan aja dan akan ditingkatkan volume PCR nya, 1 minggu paling lama sudah diketahui, jika cuma 100 hingga 150 sampel swab, 2 hari sudah selesai," pungkasnya.

Di kesempatan yang sama, Midji juga bersyukur, pada Senin jumlah pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh Kalbar kembali bertambah.

Ada lima pasien Covid-19 yang sembuh dari infeksi virus corona.

"Ada tambahan lima orang pasien yang sembuh, semua pasien yang sembuh hari ini dari Ketapang," ucap Midji.

Saat ini total pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh setelah dua kali hasil swab negatif pasca dinyatakan positif Covid-19 jumlah mencapai 268 orang.

"Tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Kalbar saat ini 83,4 persen dari jumlah temuan kasus positif 321," tambah Sutarmidji.

Ia juga bersyukur, jumlah pasien Covid-19 di Kalbar terus sembuh dibarengi dengan tidak ada pasien konfirmasi baru dalam beberapa hari terakhir.

Tak henti-hentinya ia memberikan saran kepada kabupaten kota agar selalu melakukan rapid test guna menjaring mereka yang terpapar virus.

"Lakukan rapid test sebanyak-banyaknya agar dapat menjaring mereka yang terpapar virus, agar mudah disembuhkan dan yang terpapar virus tidak menjadi media keterjangkitan," tegasnya.

Lebih jauh disampaikan Sutarmidji, bahwa saat ini lebih dari 90 persen pasien adalah orang tanpa gejala (OTG).

"Ayo jaga imunitas tubuh kita dan hidup disiplin dalam segala hal," ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kalbar dr Harisson MKes juga memeastikan masih ada 282 sampel swab yang masih menunggu hasil pemeriksaan menggunakan alat RT PCR di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) di Jakarta.

Harisson mengatakan. dirinya sudah menghubungi pihak BBTKLPP Jakarta dan saat ini masih dikerjakan dan dalam beberapa hari ini ke depan akan keluar.

“Untuk selanjutnya Dinkes Kalbar akan mengurangi pengiriman sampel swab ke Jakarta karena sekarang laboratorium Untan sudah mampu melaksanakan pemeriksaan sebanyak 120 sampel swab setiap hari,” ujarnya.

Ia mengatakan, Laboratorium RS Untan juga sedang mengupayakan agar kapasitas mereka meningkat menjadi 200 sampel per hari.

“Jadi sampai saat ini permintaan swab ke Dinkes Kalbar langsung bisa masuk ke Laboratorium Untan tanpa mengantri."

"Biasanya sampel dari Kabupaten akan keluar hasilnya setelah 4 hari sejak pasien dilakukan swab,” jelasnya

Lanjutnya mengatakan jadi sampai hari ini tidak ada antrian sampel di Laboratorium Untan.

Namun di Jakarta masih ada 282 sampel yang masih mengantre.

Ia mengatakan bahwa saat ini mesin PCR yang ada di Lab Untan sudah ada sebanyak 3 unit.

“Satu unit alat PCR itu milik Balai Besar POM Pontianak dan dua unit milik Fakultas Kedokteran Untan."

"Jadi sudah ada tiga alat, namun lab Untan hanya diawaki oleh 19 orang yang harus bekerja dari pukul 08.00 WIB pagi sampai jam 01.00 malam,” ujarnya.

Para tim kesehatan di Lanoratorium Untan bekerja dengan dibagi menjadi dua sif dan untuk hari minggu tetap bekerja melakukan pemeriksaan, namun hanya dengan satu shif.

Ia mengatakan kabupaten kota yang mengirim sampel swab adah berdasarkan hasil tracing yang dilakukan.

Jadi swab yang diambil adalah dari orang yang hasil rapid test reaktif. (*)

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved