Kematian Ibu Melahirkan Tinggi, 7 Kasus Meninggal di Masa Covid-19
Ada beberapa keterlambatan yang terjadi, sehingga kita sedang melakukan audit terhadap angka kematian ibu dan bayi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Angka kematian ibu melahirkan hingga bulan Juni 2020 tercatat tujuh kasus dalam masa pandemi Covid-19 ini. Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Sidiq Handanu Widoyono menyebutkan angka tersebut relatif lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 lalu yang tercatat hanya terdapat lima kasus kematian ibu melahirkan.
"Angka kematian ibu meningkat pada tahun ini, begitu juga angka kematian bayi," kata Sidiq Handanu kepada Tribun, Selasa (23/6).
Ia menilai bahwa peningkatan angka kematian ibu tersebut diakibatkan oleh berbagai faktor, satu di antaranya fasilitas kesehatan mengalami kontraksi yang sangat hebat pada masa pandemi Covid-19. Layanan dan operasi pada fasilitas kesehatan dibatasi.
"Ada beberapa keterlambatan yang terjadi, sehingga kita sedang melakukan audit terhadap angka kematian ibu dan bayi," ujar Sidiq Handanu.
Ia menilai dari angka kasus kematian ibu saat melahirkan yang terjadi dalam satu tahun cendrung tinggi.
Dalam satu tahun seharusnya paling tinggi angka kematian ibu hanya lima atau enam kasus. Akan tetapi hingga Juni angka kematian ibu di Kota Pontianak telah mencapai tujuh orang.
"Tentu menjadi perhatian Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Dampak dari pandemi Covid-19 juga berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan yang lainnya," ujarnya.
• Cara Merapatkan Vagina Pasca Melahirkan Secara Normal, Dokter Kandungan Ungkap Fakta Menarik
Ia menambahkan bahwa selama tiga bulan terakhir aktivitas mendampingi ibu hamil, balita, kegiatan lapangan mengalami gangguan.
"Walaupun tenaga kesehatan tidak pernah bekerja dari rumah, kita dari kesehatan tetap standby. Akan tetapi fokus kita dalam waktu tiga bulan ini pada penanganan pandemi Covid-19," ujarnya.
Posyandu Masih Tutup
Sidiq Handanu mengatakan hingga saat ini pihaknya masih belum membuka pelayanan posyandu, karena risiko penularan kasus Covid-19 sangat besar.
Sehingga untuk pelayanan imunisasi dan pelayanan bayi serta balita masih tetap dilakukan di puskesmas sesuai dengan jadwal dan waktu layanan. "Semua layanan imunisasi saat ini baru dilakukan di puskesmas," ujarnya
Handanu juga mengaku bahwa terjadi penurunan cakupan program layanan imunisasi jika dibanding sebelum terjadi wabah.
"Karena memang selama tiga bulan belakangan ini bahwa semua saling menjaga untuk tidak mendekati kerumunan dan tidak membawa anak-anak keluar rumah," ujarnya.
Oleh karena itu, Handanu juga menilai diperlukan sosialisasi ulang kembali untuk menyampaikan informasi masyarakat agar melakukan imunisasi. "Hampir seluruh cakupan program mengalami penurunan," ujarnya.
Bidan Tetap Standby
Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kalbar Uray Rosdiana menyampaikan bahwa selama pandemi Covid-19 seluruh bidan baik memiliki Klinik Praktek Mandiri atau di Puskesmas dan Faskes lainnya tetap memberikan pelayanan pertolongan persalinan.
• Lonjakan Kasus Covid-19 Kalbar dari 4 Daerah, Melawi Paling Banyak Muncul dari Klaster Lama