TUGAS TVRI Hari Ini Selasa 23 Juni, Soal dan Jawaban TVRI Asal Usul Danau Situ Bagendit Jawa Barat

Khusus untuk cerita Cerita Rakyat selain membahas Asal Usul Danau Toba di Sumatera Utara, juga membahas Asal Usul Danau Situ Bagendit.

Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Dhita Mutiasari
YouTube @Dongeng Kita
TUGAS TVRI Hari Ini Selasa 23 Juni, Soal dan Jawaban TVRI Asal Usul Danau Situ Bagendit Jawa Barat 

Suatu hari, Nyai Bagendit mengadakan selamatan karena hartanya semakin bertambah banyak. Ketika selamatan itu berlangsung, datanglah seorang pengemis. Keadaan pengemis itu sangat menyedihkan, tubuhnya kurus kering dan bajunya compang camping.

“Tolonglah Nyai, berikan saya sedikit makanan. Saya sangat lapar, sudah dua hari tidak makan.” Kata pengemis itu.

Melihat perempuan tua yang kotor dan bau masuk ke rumahnya. Nyai Bagendit marah besar.

“Hai perempuan tua, jangan kau injakkan kaki kotormu itu di rumahku. Pergi kau dari rumahku!” hardik Nyai Bagendit.

Dengan rasa sedih yang mendalam, akhinya perempuan tua itu pun pergi.

Kekikiran Nyai Bagendit tidak sampai disitu saja, suatu saat terjadi musim kemarau panjang. Air sumur warga banyak yang mengalami kekeringan. Mereka kebingungan mendapatkan sumber air. Hanya tinggal satu sumur yang airnya masih melimpah, yaitu milik Nyai Bagendit. Sebenarnya warga malas untuk meminta air kepada Nyai Bagendit, namun karena terdesak dan terpaksa mereka pun mencoba meminta air kepadanya.

“Nyai Bagendit, tolonglah kami, air sumur kami sudah kering, biarkanlah kami mengambil air di sumurmu untuk kami pakai memasak. Kami sangat haus dan kelaparan.” Kata seorang warga dari luar pagar rumah Nyai Bagendit.

Dengan nada kasar Nyai Bagendit berkata “Hai, kalian semua. Aku tidak akan memberikan air kepada kalian walau hanya setetes. Jika kalian ingin air, carilah ke tempat lain.”

Warga pun akhirnya pergi dari rumah Nyai Bagendit dengan tangan hampa.

Suatu saat, datanglah seorang kakek ke rumah Nyai Bagendit. Badannya kurus dan bungkuk. Ia membawa sebuah tongkat untuk menopang tubuhnya yang renta. Kedatangannya hanya ingin meminta air minum.

“Nyai Bagendit, saya minta tolong, berikanlah saya sedikit air minum untuk menghilangkan dahaga saya.” Iba sang kakek.

Sang kakek sangat senang karena Nyai Bagendit tidak menghardik seperti yang telah ia lakukan pada orang-orang lainnya. Nyai Bagendit masuk ke dalam rumahnya tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Sang kakek mengira Nyai Bagendit akan mengabulkan permintaannya.

“Syukurlah, sebentar lagi aku tidak akan kehausan, dahaga ini akan segera hilang.” Pikir sang kakek.

Tak berapa lama kemudian, Nyai Bagendit keluar rumah dengan membawa ember yang berisi air. Tanpa banyak kata, Nyai Bagendit langsung menyiramkan air dalam ember tadi ke tubuh si kakek.

“Byurrrr.. Rasakanlah ini hai kakek tua!” kata Nyai Bagendit dengan rasa marah. Tak cukup hanya itu, setelah menyiramnya dengan air, ia mendorong dengan keras kakek tua renta itu hingga jatuh tersungkur ke tanah. Ia juga merampas tongkat yang dipegang kakek itu dan membuangnya jauh.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved