Liputan khusus

HEBAT! Fakultas Teknik dan Kedokteran UI Ciptakan Ventilator Pasien Virus Corona, Cuma Rp 25 Juta

Sedangkan uji klinis untuk mode ventilasi CMV dilakukan di Pusat Simulasi Respirasi, Rumah Sakit Pusat Persahabatan, pada 3 Juni 2020.

Editor: Marlen Sitinjak
ISTIMEWA/Dokumentasi HUMAS Universitas Indonesia
Ventilator Covent-20 ciptaan UI dinyatakan lolos uji klinis manusia dan siap didistribusikan untuk membantu penanganan Covid-19 di seluruh rumah sakit rujukan. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Universitas Indonesia (UI) membuat ventilator bernama COVENT-20 atau Covid Ventilator 2020.

Alat kesehatan ini siap dipakai untuk rumah sakit rujukan untuk penanganan pasien positif Covid-19 atau corona.

Ventilator Transport COVENT-20 yang dikembangkan oleh Tim Ventilator Universitas Indonesia telah dinyatakan lulus uji klinis oleh Kementerian Kesehatan RI, pada Senin 15 Juni 2020.

Uji klinis dilakukan terhadap kedua mode ventilasi, CMV (Continuous Mandatory Ventilation) dan CPAP (Continuous Positive Airway Pressure).

Dekan Fakultas Teknik UI, Hendri DS Budiono mengatakan biaya produksi untuk membuat COVENT-20 tak mencapai seratusan juta rupiah.

Menurutnya, harganya sangat jauh lebih murah dibandingkan ventilator yang dibeli dari luar negeri.

Siswa Kalbar 100 Persen Naik Kelas Mulai SD SMP SMA/SMK Sederajat, Saran Gubernur Sutarmidji

"Ini harga kemanusiaan dan kita tidak mencari profit. Karena ini demi kemanusiaan. Kita juga mencari donatur, saat ini sudah 250 donatur. Biaya produksinya hanya Rp 25 juta," ujar Hendri kepada Tribun Network.

Proses pembuatan Covid-19 hanya memakan waktu 1,5 bulan.

Dibuat pada 20 Maret 2020, beberapa pekan setelah pemerintah mengumumkan adanya pasien positif corona pertama kali di Indonesia.

Menurut Hendri, Indonesia membutuhkan 8.000 ventilator. Namun, saat itu hanya ada sekira 2.200 ventilator di Indonesia.

Atas dasar itu, mereka Tim COVENT-20 , yang terdiri dari 20 orang, termasuk dosen dan mahasiswa UI bergerak untuk membuat ventilator.

Hasilnya pun memuaskan dan sudah dapat digunakan.

"Kita komitmen dengan mitra 500 (Covent-20). Kalau bisa 8.000 saya senang-senang saja. Jadi tidak usah (beli) ke luar negeri," katanya.

Sebanyak 70 persen komponen dari COVENT-20 berasal dari Indonesia.

Sisanya, dari luar negeri karena selain mengejar kualitas yang baik, juga harga komponen itu lebih murah dibeli dari luar negeri.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved