30 Juta Amoy China Siap-siap Poliandri Punya Suami Lebih dari Satu, Kaum Pria Bakal Berbagi Istri?
Amoy di China pun kemungkinan akan diizinkan untuk melakukan poliandri untuk mengatasi kesenjangan gender tersebut.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, BEIJING - Seorang profesor di China memprediksi sebanyak 30 juta pria China akan sangat kesulitan mempunyai istri pada tahun 2050 mendatang.
Dengan begitu sebanyak 30 juta perempuan China berpeluang bersuami lebih dari satu.
Pemicunya, kesenjangan gender yang sangat tinggi terjadi di negeri Tirai Bambu tersebut sebagai akibat dari kebijakan satu anak di China.
Perempuan-perempuan atau amoy di China pun kemungkinan akan diizinkan untuk melakukan poliandri untuk mengatasi kesenjangan gender tersebut.
Amoy adalah kata Bahasa Tionghoa yang umumnya digunakan untuk memanggil perempuan.
Sedangkan Poliandri adalah sistem perkawinan yang membolehkan seorang wanita mempunyai suami lebih dari satu orang dalam waktu bersamaan.
Saat ini, jumlah pria dewasa di China lebih banyak 15 juta dibandingkan wanita dewasa atau siap menikah.
• FAKTA Amoy Singkawang Korban Kawin Kontrak Disiksa di Tiongkok, Dipaksa Hamil & Alami Gangguan Rahim
Berikut informasi selengkapnya:
Seorang profesor (guru besar) mengungkap persoalan sosial di China dalam sebuah tulisan ilmiah.
Para pria China, kata Prof Yew Kwang Ng, setuju berbagi istri daripada terus menjomblo.
Solusi poliandri ditawarkan Prof Yew Kwang Ng agar persoalan sosial di China tak makin meluas.
Artinya, jika selama ini yang banyak terjadi adalah poligami (suami dengan istri lebih dari satu), tidak tertutup kemungkinan suatu saat wanita di China punya banyak suami atau poliandri di China akan marak.
Jika tidak dilakukan kebijakan itu, kata Prof Yew Kwang Ng, seorang ekonom berusia 77 tahun, persoalan sosial akan semakin parah.
Dailymail melaporkan, menurut Prof Yew Kwang Ng, usulannya itu dapat menjadi cara untuk membantu pria bujangan menemukan bagian dan kebahagiaan mereka yang lebih baik.
Prof Ng, Profesor Ketua Khusus di Fakultas Ekonomi Universitas Fudan, Shanghai, Republik Rakyat Tiongkok, menekankan bahwa lelaki China lajang akan semakin kesulitan mendapatkan pasangan yang ideal di tahun-tahun mendatang karena meningkatnya persaingan.